Risiko Tersembunyi di Balik Penggunaan Sabun Antiseptik

Risiko Tersembunyi di Balik Penggunaan Sabun Antiseptik
Ilustrasi mencuci tangan dengan sabun. Credits: Freepik

Bagikan :


Sabun antiseptik telah lama diklaim sebagai produk pembersih, yang mampu membunuh bakteri dan kuman lebih efektif dibandingkan sabun biasa. Sabun antiseptik sering menjadi andalan dalam menjaga kebersihan dan kesehatan, terutama di masa pandemi, mereka yang aktif di luar ruangan, atau mereka yang berhubungan erat dengan orang sakit.

Namun, tahukah Anda bahwa di balik banyaknya manfaat yang ditawarkan, penggunaan sabun antiseptik secara berlebihan ternyata dapat menimbulkan risiko.

 

Risiko Tersembunyi di Balik Penggunaan Sabun Antiseptik

Mengganggu keseimbangan bakteri alami

Salah satu risiko utama penggunaan sabun antiseptik berlebihan adalah terganggunya keseimbangan bakteri alami di kulit. Kulit manusia secara alami memiliki jenis bakteri baik yang berperan dalam menjaga kesehatan kulit. Bakteri ini dapat membantu melindungi kulit dari infeksi berbahaya, mengatur kelembapan, dan menjaga keseimbangan pH kulit.

Saat menggunakan sabun antiseptik berlebihan, mikrobioma kulit akan terganggu dan bakteri baik menjadi hilang. Ketidakseimbangan bakteri ini menyebabkan kulit lebih rentan terhadap infeksi, iritasi, dan masalah kulit lain seperti dermatitis.

Risiko resistensi bakteri

Risiko lain yang perlu diwaspadai pada penggunaan sabun antibakteri berlebihan adalah resistensi bakteri. Beberapa sabun antiseptik mengandung bahan aktif seperti triclosan yang dikenal memiliki sifat antibakteri. Namun, penggunaan jangka panjang triclosan dapat membuat bakteri lebih kebal dan menjadi resisten.

Bakteri yang resisten terhadap antiseptik akan lebih sulit diatasi. Resistensi bakteri saat ini juga menjadi masalah kesehatan global yang serius, yang memengaruhi efektivitas antibiotik dan antiseptik dalam melawan infeksi.

Baca Juga: Manfaat dan Efek Samping Menggunakan Sabun Pepaya bagi Kulit

Kulit kering dan iritasi

Sabun antiseptik umumnya memiliki formula yang lebih keras dibandingkan sabun biasa. Bahan-bahan seperti alkohol dan antibakteri dapat menyebabkan hilangnya minyak alami di kulit, yang bermanfaat dalam menjaga kelembapan. Akibatnya, kulit Anda menjadi lebih mudah kering, pecah-pecah, dan iritasi.

Bagi Anda yang memiliki kulit sensitif atau kulit eksim, penggunaan sabun antiseptik dapat memperparah masalah kulit yang sudah ada.

Baca Juga: Lebih Baik Mana, Sabun Batang atau Sabun Cair?

Masalah kesehatan lainnya

Beberapa bahan kimia yang ditemukan dalam sabun antiseptik, seperti triclosan dapat menyebabkan efek samping pada kesehatan tubuh. Triclosan yang banyak digunakan dalam produk pembersih, telah dikaitkan dengan gangguan hormonal seperti hormon tiroid.

Selain itu, penelitian juga menunjukkan bahwa triclosan memiliki potensi dalam memengaruhi sistem kekebalan tubuh yang dapat berdampak buruk pada kemampuan tubuh melawan infeksi.

FDA telah melarang penggunaan sabun triclosan dalam produk sabun antiseptik. Namun, beberapa negara masih mengizinkan penggunaan bahan ini, yang mungkin ada di dalam salah satu produk pembersih Anda.

 

Meskipun sabun antiseptik memberikan klaim lebih efektif dalam membunuh kuman dibandingkan sabun biasa, sebenarnya penelitian menemukan hal yang berbeda. Penggunaan sabun biasa dan air sudah cukup membersihkan kuman di tangan.

Sabun antiseptik mungkin dibutuhkan di lingkungan tertentu, seperti rumah sakit atau tempat yang berisiko tinggi terhadap infeksi. Untuk kebersihan sehari-hari di rumah, Anda bisa menggunakan sabun biasa dan air.

Memiliki pertanyaan lain terkait dengan sabun antiseptik atau masalah kulit? Anda bisa memanfaatkan layanan konsultasi kesehatan Ai Care dengan mengunduhnya melalui App Store atau Play Store.

 

Mau tahu tips dan trik kesehatan, pertolongan pertama, dan home remedies lainnya? Cek di sini, ya!

Writer : Agatha Writer
Editor :
  • dr Nadia Opmalina
Last Updated : Jumat, 4 Oktober 2024 | 12:24