Menyikat gigi dengan sikat gigi dan pasta gigi berfluoride setidaknya dua kali sehari membantu menjaga kesehatan gigi dan mencegah kerusakan gigi. Menyikat gigi sebaiknya dilakukan terutama setelah sarapan dan sebelum tidur.
Anda bebas memilih ingin menggunakan sikat gigi manual ataupun sikat gigi elektronik. Menurut ahli, keduanya sama-sama efektif dalam membantu membersihkan dan menjaga kesehatan gigi.
Manfaat Menggunakan Sikat Gigi Elektrik
Studi menunjukkan bahwa sikat gigi elektrik memberikan manfaat tambahan dalam membersihkan gigi dan mencegah masalah gigi. Berikut adalah beberapa manfaat menggunakan sikat gigi elektrik, di antaranya:
Kecepatan dan gerakan otomatis
Sikat gigi elektrik memiliki gerakan berputar yang membantu membersihkan gigi dengan lebih efisien daripada gerakan tangan saat menggunakan sikat gigi manual. Gerakan otomatis ini dapat membantu mencapai daerah-daerah yang sulit dijangkau, seperti sela-sela gigi dan sudut atau area tertentu dalam mulut.
Tekanan yang lebih konsisten
Beberapa sikat gigi elektrik dilengkapi dengan sensor tekanan yang memberi tahu pengguna jika mereka terlalu keras menyikat gigi. Tekanan yang terlalu kuat saat menyikat gigi dapat menyebabkan iritasi gusi dan erosi enamel gigi. Dengan bantuan sensor tekanan, sikat gigi elektrik dapat membantu agar tekanan yang diberikan pada gigi menjadi lebih konsisten selama penyikatan.
Baca Juga: Tips Memilih Sikat Gigi untuk Gigi Sensitif
Durasi menggosok gigi yang tepat
Sebagian sikat gigi elektrik juga memiliki timer bawaan yang membantu memastikan pengguna untuk menyikat gigi dengan durasi waktu yang tepat. Hal ini juga membantu mengingatkan pengguna untuk tidak terburu-buru dalam menyikat gigi sehingga mereka bisa membersihkan setiap celah gigi secara menyeluruh.
Mengurangi plak lebih baik
Penelitian menunjukkan bahwa sikat gigi elektrik dapat mengurangi plak lebih efektif daripada sikat gigi manual. Plak adalah lapisan lengket yang terbentuk di permukaan gigi akibat penumpukan bakteri dan asam dari sisa makanan yang ada dalam mulut.
Bakteri dalam plak akan menggunakan gula yang terdapat dalam makanan dan minuman untuk menghasilkan asam. Asam ini akan menyerang enamel atau lapisan luar gigi sehingga terbentuklah lubang di gigi.
Hal ini bisa menyebabkan berbagai kerusakan gigi. Jika plak tidak dibersihkan dengan benar, maka plak akan mengeras dan menjadi karang gigi. Karang gigi lebih sulit dihilangkan dengan menyikat gigi biasa. Karang gigi yang menumpuk dapat menyebabkan iritasi dan gangguan pada gusi.
Baca Juga: Sarapan Dulu atau Sikat Gigi Dulu, Manakah yang Paling Baik?
Hal yang Harus Diperhatikan dari Sikat Gigi Elektrik
Selain harganya yang jauh lebih mahal daripada sikat gigi manual, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum menggunakan sikat gigi elektrik, di antaranya:
- Sama seperti sikat gigi manual, kemungkinan menyikat gigi terlalu keras dengan sikat gigi elektrik tetap ada
- Sikat gigi elektrik yang digunakan terlalu berlebihan dapat menyebabkan iritasi atau perdarahan gusi
- Bisa memberikan rasa tidak nyaman akibat perubahan dari sikat gigi manual ke sikat gigi elektrik, serta dari sensasi yang diberikan sikat gigi elektrik pada mulut
- Sikat gigi elektrik memerlukan listrik agar bisa digunakan, sehingga bisa menimbulkan kesulitan dalam hal pengisian daya sikat gigi bila Anda sedang berlibur
Tidak semua orang mungkin cocok menggunakan sikat gigi elektrik. Sebaiknya pertimbangkan mengenai penggunaan sikat gigi elektrik terutama jika Anda memiliki gusi bermasalah, gigi yang jaraknya longgar, sedang menggunakan kawat gigi atau gigi palsu, dan preferensi sikat gigi Anda.
Sebelum menggunakan sikat gigi elektrik sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter gigi terlebih dahulu. Dokter akan membantu merekomendasikan jenis sikat gigi yang cocok sesuai kebutuhan dan kondisi kesehatan rongga mulut Anda. Anda juga bisa memanfaatkan layanan konsultasi kesehatan bersama dokter kami dengan mengunduh aplikasi Ai Care melalui App Store atau Play Store.
Mau tahu tips dan trik kesehatan, pertolongan pertama, dan home remedies lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Hanifa Rahma