Deferoxamine

Deferoxamine

Bagikan :


Brand/Nama Lain

Desferal

 

Cara Kerja

Deferoxamine merupakan obat golongan pengikat besi yang diberikan pada kasus kelebihan zat besi dan aluminium pada tubuh. Deferoxamine diberikan secara injeksi, baik melalui otot, pembuluh darah vena, atau di bawah kulit. Deferoxamine bekerja dengan mengikat zat besi dalam tubuh, kemudian dikeluarkan melalui urine.

 

Indikasi

Obat ini digunakan pada kondisi keracunan zat besi akut dan kelebihan zat besi kronis pada tubuh, seperti pada kasus:

  • Thalassemia (kelainan darah yang menyebabkan penderitanya mengalami anemia)
  • Anemia sel sabit (kelainan genetik dimana bentuk sel darah merah tidak normal)
  • Transfusi darah berulang

Selain itu Deferoxamine juga dapat diberikan pada kasus kelebihan zat aluminium.

 

Kontraindikasi

Deferoxamine tida boleh diberikan pada orang yang memiliki riwayat alergi terhadap Deferoxamine. Selain itu, obat ini menjadi kontraindikasi pada penderita gangguan ginjal berat.

 

Efek Samping

Efek samping yang dapat ditimbulkan obat Deferoxamine adalah:

  • Nyeri dan kemerahan pada lokasi suntikkan
  • Gangguan saraf (pusing, gangguan pengelihatan, dan gangguan pendengaran)
  • Nyeri otot dan sendi
  • Perubahan warna urine menjadi merah kecoklatan
  • Gangguan pencernaan (mual, muntah, diare, dan sakit perut)

 

Sediaan

Deferoxamine hanya tersedia dalam bentuk sediaan vial berisi serbuk injeksi (obat suntik) 500 mg atau 2 gram.

 

Dosis

Keracunan zat besi akut

  • Dewasa dan anak-anak ≥3 tahun: disuntikkan melalui otot dengan dosis 1 gram, kemudian dilanjutkan dosis 500 mg tiap 4 jam sebanyak 2 kali. Dosis maksimal 6 gram dalam 24 jam. Belum ada dosis pasti untuk anak dibawah 3 tahun.

Kelebihan zat besi kronis

  • Dewasa dan anak-anak ≥3 tahun: disuntikkan melalui otot dengan dosis 0.5-1 gram per hari. Belum ada dosis pasti untuk anak dibawah 3 tahun.

 

Keamanan

Deferoxamine merupakan obat keras. Konsumsi Deferoxamine wajib menggunakan resep dokter. Deferoxamine merupakan obat kategori C (studi pada hewan coba menimbulkan kecacatan janin, tetapi belum ada studi pada manusia), sehingga Deferoxamine dapat diberikan apabila manfaat obat lebih besar dibandingkan risiko yang ditimbulkan.

 

Interaksi Obat

Konsumsi Deferoxamine dengan Fenotiazin (obat gangguan mental) dapat meningkatan risiko efek samping gangguan sistem saraf. Konsumsi vitamin C juga perlu diwaspadai saat mendapatkan terapi Deferoxamine.

Mau tahu informasi seputar obat-obatan lainnya? Cek di sini, ya!

Writer : dr Kevin Luke
Editor :
  • dr Nadia Opmalina
Last Updated : Rabu, 12 April 2023 | 11:47