Brand/nama lain
Symbicort, Innovair, Duaklir Genuair.
Cara Kerja
Formoterol adalah obat inhalasi golongan Long-Acting Beta-2 receptor Agonist (LABA). Formoterol inhalasi bekerja spesifik sebagai bronkodilator pada paru. Artinya, obat ini dapat membuat relaksasi otot polos pada area bronkus paru.
Formoterol memiliki durasi kerja yang panjang karena dapat terdeposit dalam sel. Obat ini juga memiliki aktivitas antiradang, tetapi secara klinis belum signifikan diketahui.
Indikasi
Formoterol adalah obat yang diindikasikan untuk pasien dengan PPOK, asma, dan pencegahan asma yang diinduksi olahraga.
Beberapa penyakit di atas dapat Anda baca lebih lanjut di artikel Ai Care berikut:
Kontraindikasi
Formoterol dikontraindikasikan pada pasien dengan status asmatikus, atau akut episode asma/PPOK lainya, monoterapi asma.
Efek Samping
Efek samping dapat terjadi pada kondisi tertentu. Berikut ini merupakan efek samping yang dapat terjadi pada penggunaan formoterol, antara lain:
- Pengobatan asma: Infeksi virus, bronkitis, infeksi dada, sesak napas, nyeri dada, tremor, pusing, insomnia, tonsilitis, ruam, disfonia
- PPOK : Infeksi Saluran Napas Atas (ISPA), myeri belakang, faringitis, nyeri dada, sinusitis, demam, kram otot, kram kaki, cemas, kulit gatal, peningkatan dahak, mulut kering.
- Gangguan otot bronkus paru yang berakibat fatal.
Sediaan
Serbuk inhaler 160/4,5 mcg, 80/4.5 mcg/dosis
Dosis
Pengobatan dan pencegahan serangan asma
- Dosis 12 mcg dua kali sehari dengan inhaler. Dosis dapat ditingkatkan menjadi 24 mcg dua kali sehari. Dosis biasanya dikombinasikan dengan kortikosteroid inhalasi.
Pengobatan PPOK
- Dosis 12 mcg dua kali sehari dengan inhaler. Dosis tambahan dapat diberikan tergantung pada kondisi pasien. Dosis maksimum adalah 48 mcg per hari.
Pencegahan asma yang diinduksi oleh olahraga
- Dewasa : 12 mcg minimal 15 menit sebelum olahraga. Dosis tambahan tidak disarankan sebelum 12 jam.
Keamanan
Ibu hamil:
Kategori C (Penelitian pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil). Obat ini hanya boleh digunakan apabila manfaat yang diharapkan lebih besar dari risiko.
Ibu menyusui :
Formoterol belum diketahui dapat terserap kedalam ASI atau tidak. Obat ini tidak boleh digunakan tanpa konsultasi dan persetujuan dokter
Interaksi Obat
Formoterol dapat meningkatkan risiko gangguan irama jantung jika digunakan dengan obat seperti quinidine, disopyramide, procainamide, phenothiazine, antihistamin, eritromisin. Obat ini juga dapat meningkatkan risiko efek samping jika digunakan dengan golongan obat simpatomimetik, meningkatkan kejadian kardiovaskular jika bersama dengan MAOIs, makrolida atau TCAs.
Obat ini dapat meningkatkan risiko hipokalemia jika digunakan bersama dengan turunan xantin, steroid, diuretic hemat kalium, meningkatkan risiko aritmia jika digunakan dengan golongan anestesi dengan halogen hidrokarbon, meningkatkan risiko efek bronkodilator bersama dengan antikolinegik, dan memiliki efek antagonis dengan β-blocker.
Mau tahu informasi seputar obat-obatan lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Ayu Munawaroh, MKK
Pusat Informasi Obat Nasional. (2022).Monografi- Formoterol fumarat Retrieved 23 September 2022, from https://pionas.pom.go.id/monografi/formoterol-fumarat
MIMS Indonesia. (2022). Formoterol: Indication, Dosage, Side Effect, Precaution. Retrieved 23 September 2022, from https://www.mims.com/indonesia/drug/info/formoterol?mtype=generic
National Center for Biotechnology Information (2022). PubChem Compound Summary for CID 3083544, Arformoterol. Retrieved September 26, 2022 from https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Arformoterol.
Clinical Key . (2022). Drug monograph- Formoterol. Retrieved 23 September 2022, from https://www.clinicalkey.com/#!/content/drug_monograph/6-s2.0-2665