Definisi
Rasa cemas, terutama ketika terjadi masalah dalam hidup yang cukup berat, adalah hal yang normal. Namun, rasa cemas ini dapat berlangsung terus-menerus, sulit dikontrol, dan mengganggu kehidupan sehari-hari. Keadaan ini disebut sebagai gangguan cemas menyeluruh (generalized anxiety disorder, GAD). Gangguan ini dapat terjadi pada semua orang pada berbagai usia, mulai dari anak-anak hingga lansia. Kondisi ini memiliki gejala yang mirip dengan gangguan panik, gangguan obsesif-kompulsif, gangguan stres pascatrauma, dan berbagai gangguan cemas lainnya, namun sifatnya berbeda-beda tergantung jenisnya.
Penyebab
Seperti kondisi kejiwaan lainnya, gangguan cemas menyeluruh terjadi sebagai hasil interaksi yang kompleks antara faktor biologis, psikologis, dan sosial/lingkungan. Faktor biologis dapat berupa faktor genetik dan senyawa kimiawi bernama neurotransmiter pada otak. Seseorang yang memiliki keluarga dengan gangguan ini memiliki kemungkinan lebih besar untuk mengalami gangguan yang sama. Namun, gen spesifik belum ditemukan, dan gangguan ini mungkin dipengaruhi oleh kecenderungan gaya hidup, sikap, dan perilaku. Sementara itu, neurotransmiter berfungsi untuk mengatur komunikasi antarsel saraf pada otak. Neurotransmiter yang diduga berkaitan dengan respon stres pun juga kompleks, di antaranya norepinefrin dan serotonin. Kedua neurotransmiter ini juga yang diketahui terlibat dalam terjadinya gangguan cemas menyeluruh.
Faktor psikologis dapat berupa kepribadian seseorang. Seseorang yang cenderung kaku dan berpikiran negatif, atau memiliki kecenderungan untuk menghindari masalah, memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami gangguan ini. Faktor psikologis lainnya adalah bagaimana sikap seseorang dalam menghadapi stres dalam kehidupan sehari-hari. Sementara itu, faktor sosial dapat berupa pengalaman pribadi akibat perubahan yang tiba-tiba dalam kehidupan, trauma atau kejadian buruk pada masa kecil, atau trauma yang baru saja terjadi. Keberadaan penyakit medis yang berkepanjangan atau gangguan jiwa lainnya juga dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan ini. Keberadaan penyakit medis ini dapat mempengaruhi sudut pandang seseorang dalam mengamati hidupnya. Faktor lingkungan dapat berupa stres kehidupan yang berat, serta riwayat penggunaan zat adiktif (dapat menimbulkan ketergantungan) seperti alkohol, kafein, dan nikotin.
Faktor Risiko
Faktor risiko gangguan cemas menyeluruh secara umum terkait dengan interaksi antara faktor biologis, psikologis, dan sosial/lingkungan. Faktor biologis dapat berupa faktor genetik dan kerja otak. Faktor biologis dapat berupa kepribadian seseorang dan caranya menyikapi masalah. Faktor sosial/lingkungan dapat berupa gaya hidup, perubahan drastis dalam kehidupan, adanya kondisi penyerta lainnya, serta adanya trauma baik pada masa kecil atau baru saja terjadi.
Gejala
Gangguan cemas menyeluruh mempengaruhi cara seseorang dalam berpikir, dan bahkan dapat menyebabkan gejala fisik. Gejala-gejala ini tidak boleh disebabkan oleh gangguan medis lainnya, dan berlangsung minimal selama 6 bulan secara terus-menerus. Gejala-gejala ini berupa:
- Kekhawatiran dan tekanan yang berlebihan dan terjadi terus-menerus
- Cara pandang terhadap masalah yang tidak realistis
- Merasa gelisah, terganggu, grogi
- Sulit berkonsentrasi
- Mudah dan cepat lelah
- Mudah marah, kesal, dan iritabel
- Sulit tidur
- Nyeri atau pegal pada otot
Orang dengan gangguan cemas menyeluruh dapat memiliki kondisi terkait cemas lainnya seperti gangguan panik, fobia (ketakutan yang berlebih terhadap suatu hal), gangguan obsesif-kompulsif, gangguan depresi, serta gangguan lainnya seperti penyalahgunaan zat dan alkohol.
Diagnosis
Diagnosis gangguan cemas menyeluruh hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan seperti dokter, psikiater, dan psikolog. Diagnosis diri sendiri (self-diagnosis) sangat tidak disarankan karena dapat merugikan diri sendiri dan orang lain di sekitar Anda. Jika Anda memiliki gejala gangguan cemas, Anda akan ditanyai riwayat medis dan psikiatrik, atau riwayat penyakit sebelumnya, baik kejiwaan dan nonkejiwaan. Anda juga dapat menjalani beberapa pemeriksaan, baik fisik maupun laboratorium. Pemeriksaan laboratorium tidak dapat membantu menegakkan diagnosis gangguan cemas menyeluruh, namun dapat membantu dokter menyingkirkan kemungkinan penyakit medis yang gejalanya mirip dengan gangguan cemas menyeluruh.
Penentuan diagnosis gangguan cemas menyeluruh akan tergantung pada informasi yang Anda sampaikan kepada dokter terkait gejala dan gangguan pada hidup sehari-hari. Kadang, untuk menentukan diagnosis, satu kali konsultasi saja tidak cukup. Semakin lengkap informasi yang Anda berikan, semakin mudah dokter/psikolog mendiagnosis gangguan ini.
Tata Laksana
Tatalaksana gangguan cemas menyeluruh melibatkan tata laksana nonfarmakologis (tanpa obat) dan farmakologis (dengan obat). Tata laksana ini akan melibatkan kerja sama tenaga kesehatan terkait, Anda sebagai pasien, serta dapat pula melibatkan orang-orang di sekitar Anda. Tata laksana nonfarmakologis dapat berupa terapi kognitif perilaku (cognitive behavioral therapy). Terapi ini dapat membantu Anda mengenali dan mengubah pola pikir dan perilaku yang dapat meningkatkan perasaan cemas. Selain itu, terapi ini dapat membantu Anda memandang suatu hal dengan lebih realistis. Alternatif lainnya dari terapi ini adalah mengikuti kelompok dukungan (support group) untuk kondisi ini.
Selain itu, perubahan gaya hidup dapat pula membantu Anda dalam mengatasi kondisi ini, misalnya berupa:
- Olahraga teratur
- Yoga secara rutin
- Mengonsumsi makanan bergizi
- Tidur cukup
- Menghindari kafein
- Menghindari alkohol dan obat-obatan terutama NAPZA (narkotika, psikotropika, dan zat adiktif) lainnya
- Meditasi seperti meditasi mindfulness, yang bertujuan untuk memperlambat arus pikiran, melepas pikiran dan perasaan negatif, serta menenangkan tubuh dan pikiran
- Terapi relaksasi seperti latihan napas
Tata laksana dengan bantuan obat hanya dapat dilakukan oleh dokter/psikiater. Obat-obatan ini bukan bertujuan untuk mengatasi kondisi, melainkan untuk mengontrol gejala selama terapi tanpa obat dilakukan atau dilatih. Obat-obatan yang biasa digunakan untuk gangguan cemas menyeluruh dapat berupa anticemas dan antidepresan. Obat-obatan anticemas, jika digunakan terus-menerus, dapat menyebabkan kecanduan. Oleh karena itu, penggunaan obat-obatan ini harus dengan resep dokter. Sementara itu, obat antidepresan memiliki efek samping yang bervariasi, tergantung orang yang mengonsumsi. Orang yang mengonsumsi obat ini mungkin tidak mengalami efek samping apapun, namun ada pula orang yang cenderung mengantuk, mengalami kenaikan berat badan, mual, atau masalah seksual.
Tata laksana dengan obat perlu didiskusikan dengan tenaga kesehatan yang menangani Anda. Tata laksana gangguan cemas menyeluruh utamanya bertujuan untuk memperbaiki gejala dan memperkuat sistem pertahanan (coping mechanism) Anda dalam menghadapi masalah hidup. Oleh karena itu, terapi yang lebih dipilih pada gangguan ini adalah terapi tanpa obat. Obat-obatan ini hanya diberikan apabila gangguan cemas belum dapat terkontrol.
Terapi gangguan cemas menyeluruh, seperti pada gangguan jiwa lainnya, seringkali memerlukan waktu yang lama dan komitmen yang kuat. Kombinasi antara pilihan terapi di atas pun dapat dicobakan berulang kali untuk mengetahui kombinasi seperti apa yang terbaik untuk Anda. Terapi yang Anda dapatkan dengan yang orang lain dapatkan pun belum tentu sama, karena terapi kondisi ini sangat tergantung pada faktor biologis, psikologis, sosial, dan lingkungan masing-masing penderita.
Komplikasi
Gangguan cemas menyeluruh dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Salah satu gejala gangguan ini adalah sulit berkonsentrasi, yang dapat menyebabkan seseorang tidak dapat melakukan tugasnya secara efektif dan efisien. Selain itu, gangguan ini menyebabkan seseorang kesulitan berfokus pada kegiatan lainnya. Tidak hanya itu, pikiran-pikiran yang tidak realistis dan negatif dapat menyerap energi yang cukup besar dari tubuh, serta meningkatkan risiko gangguan depresi.
Gangguan cemas menyeluruh juga dapat memperparah kondisi kesehatan lainnya, seperti masalah pencernaan (misalnya sindrom usus iritabel atau tukak), nyeri kepala (seperti migrain), nyeri dan penyakit berkepanjangan, masalah tidur (seperti insomnia), serta masalah jantung.
Pencegahan
Tidak ada sebuah cara yang tepat untuk memprediksi apakah seseorang akan menderita gangguan ini atau tidak. Pencegahan yang dapat Anda lakukan adalah sebagai berikut:
- Cari pertolongan lebih awal. Seperti gangguan kesehatan lainnya, gangguan cemas akan semakin parah jika Anda menunda pertolongan
- Buat jurnal. Mendokumentasikan kehidupan Anda sehari-hari dapat membantu Anda dan tenaga kesehatan untuk mencari tahu apa yang menyebabkan atau bahkan melegakan stres pada hidup Anda
- Atur prioritas dalam hidup Anda. Anda dapat menurunkan perasaan cemas dengan mengatur alokasi waktu dan energi Anda sehari-hari
- Hindari penggunaan obat-obatan atau zat tertentu. Alkohol, kafein, nikotin, serta NAPZA dapat menyebabkan atau bahkan memperparah rasa cemas. Jika Anda berhenti menggunakan zat-zat ini secara tiba-tiba, Anda dapat merasa cemas sebagai efek samping. Oleh karena itu, apabila Anda berencana untuk berhenti, pengurangan dapat dilakukan secara bertahap atau dengan bantuan tenaga kesehatan. Alternatif lainnya adalah menemukan program terapi atau kelompok dukungan untuk membantu Anda
Kapan harus ke dokter?
Cemas adalah perasaan yang wajar terjadi di dalam hidup, namun Anda perlu ke dokter apabila Anda terlalu cemas sehingga mengganggu pekerjaan dan hubungan Anda dengan orang-orang di sekitar. Selain itu, Anda perlu ke dokter apabila perasaan cemas ini menyebabkan Anda merasa sedih dan mudah marah, atau apabila perasaan ini disertai dengan penggunaan zat seperti alkohol, kafein, nikotin (rokok) atau zat-zat lainnya, atau adanya masalah kejiwaan lainnya. Jika Anda memiliki pikiran atau melakukan usaha untuk mengakhiri hidup, segera ke IGD terdekat.
Gejala-gejala ini kemungkinan besar sulit hilang dengan sendirinya dan bahkan semakin parah seiring waktu berjalan. Carilah pertolongan sesegera mungkin agar kondisi tersebut dapat ditangani lebih cepat.
- dr Anita Larasati Priyono
Casarella, J. (2021). Learn More About General Anxiety Disorder. Retrieved 1 February 2022, from https://www.webmd.com/anxiety-panic/guide/generalized-anxiety-disorder
Generalized anxiety disorder - Symptoms and causes. (2017). Retrieved 1 February 2022, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/generalized-anxiety-disorder/symptoms-causes/syc-20360803
Munir, S., & Takov, V. (2022). Generalized Anxiety Disorder. Retrieved 1 February 2022, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441870/