Abses Apendiks

Bagikan :


Definisi

Abses apendiks terdiri dari dua kata yaitu abses dan apendiks. Abses adalah kumpulan nanah yang dapat menyebabkan nyeri, disebabkan oleh infeksi bakteri. Apendiks atau yang lebih dikenal dengan usus buntu adalah bagian dari usus di bagian kanan bawah perut berbentuk seperti jari dengan saluran yang sempit. Abses pada usus buntu terjadi saat usus buntu yang meradang kemudian membentuk kantung berisi nanah dan berisiko pecah. Nama lain dari abses apendiks adalah phlegmon.

Saat tubuh berusaha untuk melawan infeksi yang ada di dalam kantong abses, hal tersebut yang dapat menimbulkan rasa nyeri. Kondisi ini merupakan bentuk komplikasi dari radang usus buntu. Kasus abses apendiks merupakan kasus yang langka, dan membutuhkan tindakan untuk mengeluarkan nanah. Pilihan lain yang dapat dilakukan untuk menangani abses apendiks adalah menggunakan antibiotik untuk meredakan radang dan menghilangkan infeksi, sebelum dilakukan tindakan operasi. Selalu konsultasi dengan dokter untuk menentukan terapi yang terbaik untuk Anda. Penting bagi Anda untuk mengetahui dan mewaspadai komplikasi dari usus buntu yang meradang.

 

Penyebab

Penyebab terbentuknya kantong nanah di sekitar usus buntu adalah radang usus buntu. Usus buntu memiliki bentuk anatomi yang unik, dimana saluran di dalam usus buntu hanya berukuran sekitar 8-10 cm. Saat terdapat makanan atau benda lain yang berada di saluran usus besar dan menyumbat saluran usus buntu, hal ini akan membuat bakteri tumbuh di dalamnya dan menyebabkan radang. Radang dapat membuat lubang di permukaan usus buntu dan infeksi menyebar ke seluruh perut. Namun jika dinding usus buntu pecah dan membuat kantung nanah, maka akan membentuk abses apendiks. Bentuk komplikasi dari radang usus buntu ini terjadi pada 2-6% kasus radang usus buntu. 

 

Faktor Risiko

Radang usus buntu dapat dialami oleh siapa saja, namun pada beberapa kasus usus buntu faktor risikonya adalah:

  1. Usia: radang usus buntu sering terjadi pada usia remaja di umur 20-an
  2. Jenis kelamin: radang usus buntu lebih sering terjadi pada pria
  3. Riwayat usus buntu dalam keluarga
  4. Anak dengan riwayat penyakit fibrosis kistik

 

Gejala

Gejala abses usus buntu bermula dari gejala usus buntu. Biasanya nyeri akan bermula di bagian tengah perut kemudian berpindah perlahan-lahan ke perut bagian kanan bawah. Nyeri biasanya dirasakan hilang timbul. Pada saat nyeri sudah berpindah ke kanan bawah, nyeri akan dirasakan terus menerus dan cenderung berat. Tindakan yang dapat membuat otot di daerah perut ini berkontraksi seperti batuk atau berjalan dapat memperberat nyeri. Gejala lain dari radang usus buntu adalah:

  1. Rasa mual
  2. Kehilangan nafsu makan dan merasa lemah
  3. Kesulitan buang air besar (konstipasi) atau diare
  4. Suhu tinggi atau demam disertai dengan wajah yang kemerahan dan rasa meriang
  5. Perut kembung dan kesulitan untuk kentut

 

Diagnosis

Dokter akan melakukan wawancara untuk mengetahui riwayat gejala kemudian melakukan pemeriksaan fisik pada perut. Pemeriksaan untuk mendiagnosa radang usus buntuk meliputi:

  1. Pemeriksaan fisik: Dengan memeriksa keadaan di perut. Salah satu tindakan yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan tekanan ringan pada bagian perut dan melepaskan tekanan secara tiba-tiba. Jika terdapat radang usus buntu, maka nyeri akan memburuk
  2. Pemeriksaan laboratorium: Pemeriksaan darah untuk memeriksa angka sel darah putih, dimana jika sel darah putih yang meningkat dapat menandakan adanya infeksi
  3. Pemeriksaan urin: Untuk menyingkirkan kemungkinan nyeri berasal dari infeksi saluran kemih
  4. Pemeriksaan radiologi: Seperti pemeriksaan x-ray, computed tomography scan (CT-Scan) atau magnetic resonance imaging (MRI) untuk mengkonfirmasi radang usus buntu atau melihat adanya gangguan lain di bagian perut

 

Tata Laksana

Jika Anda atau orang terdekat Anda mengalami nyeri perut yang memburuk, jangan mengonsumsi obat anti nyeri sebelum diperiksa oleh dokter. Obat anti-nyeri dapat menyembunyikan gejala dan membuat dokter kesulitan dalam melakukan pemeriksaan. 

Pengobatan abses usus buntu masih menuai kontroversi. Terdapat dua cara untuk mengobati abses apendiks yaitu dengan tindakan non-invasif dan invasif.

  • Tindakan non-invasif: dokter akan memberikan antibiotik untuk meredakan inflamasi. Strategi ini digunakan pada anak yang dicurigai mengalami radang usus buntu. Tujuan meredakan radang adalah untuk menghindari adanya operasi tambahan dan mencegah komplikasi yang dapat terjadi setelah operasi. Tindakan ini berhasil pada 80-100% kasus abses apendiks. Obat antibiotik diberikan selama beberapa minggu sebelum tindakan operasi
  • Tindakan invasif: Jika pasien tidak merespon dengan baik terhadap pengobatan antibiotik, maka langkah selanjutnya adalah mempertimbangkan tindakan operasi untuk mengangkat sumber infeksi. Respon dari pengobatan dilihat dari pemantauan gejala pada saat dan setelah pemberian obat. Pada saat seseorang tidak membaik dengan pemberian obat, ada kemungkinan penyebab radang adalah kanker. Penggunaan kolonoskopi dapat dipertimbangkan untuk menyingkirkan kemungkinan kanker. 

Pada beberapa kasus, dibutuhkan tindakan sebelum operasi untuk mengeluarkan nanah. Pada umumnya, tindakan ini dilakukan oleh dokter spesialis radiologi intervensi. Hal ini bertujuan meredakan radang dan memudahkan jalannya operasi. Operasi pengangkatan usus buntu atau appendektomi dapat menggunakan dua teknik yaitu laparotomi dan laparoskopi. Perbedaan keduanya adalah:

  1. Laparotomi: merupakan tindakan operasi dimana akan dibuat insisi (sayatan) yang besar pada perut untuk membantu tindakan. Insisi yang besar akan membuat dokter memiliki lapangan operasi yang luas
  2. Laparoskopi: Merupakan tindakan operasi menggunakan alat, sehingga dokter hanya membutuhkan sayatan dalam ukuran yang jauh lebih kecil. Hal ini akan membuat proses penyembuhan lebih cepat dan hasil operasi akan lebih baik dari segi kosmetik

Selalu beritahu petugas kesehatan atau dokter yang sedang menangani jika Anda memiliki alergi terhadap obat terutama alergi antibiotik. 

 

Komplikasi

Jika terdapat abses usus buntu yang tidak diobati, dapat menyebabkan infeksi memburuk. Kondisi ini dapat mengakibatkan pagian tersebut pecah dan bagian infeksi menyebar ke bagian dinding perut. Bagian dinding perut yang terinfeksi ini dinamakan peritonitis. Pada peritonitis, selain dinding perut, organ dalam yang lain juga berisiko rusak akibat perlengketan nanah. Peritonitis merupakan kasus kegawatdaruratan, yang jika tidak diobati dapat mengancam nyawa. 

 

Pencegahan

Tidak semua kasus radang usus buntu dapat dicegah, namun komplikasi dari radang usus buntu seperti abses apendiks dapat dihindari dengan menerima terapi yang adekuat saat mengalami gejala awal radang usus buntu. Pengobatan dini merupakan tindakan utama untuk mencegah terjadinya komplikasi. 

 

Kapan Harus ke Dokter?

Nyeri perut hebat yang terjadi terus menerus sering kali merupakan kasus gawat darurat. Terutama pada wanita. Sehingga, jika Anda atau orang terdekat Anda memiliki keluhan nyeri perut dan berlangsung untuk waktu yang lama segera pergi ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan pertolongan pertama. Selain itu keluhan lain yang harus diperhatikan adalah:

  1. Nyeri perut yang dirasakan tiba-tiba
  2. Muntah darah
  3. Adanya massa atau benjolan, teraba lebih keras dibanding bagian lain di perut
  4. Adanya bagian perut yang terasa lebih keras dari sekitarnya
  5. Nyeri perut disertai dengan demam yang semakin memburuk

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

Writer : dr Erika Indrajaya
Editor :
  • dr Ayu Munawaroh, MKK
Last Updated : Minggu, 16 April 2023 | 17:11
  1. Abscess. nhs.uk. (2019). 
  2. Kobayashi, S., Makizumi, R., Nakahara, K., Tsukikawa, S., Miyajima, N., & Otsubo, T. (2014). Appendiceal Abscesses Reduced in Size by Drainage of Pus from the Appendiceal Orifice during Colonoscopy: A Report of Three Cases. Case Reports In Gastroenterology, 8(3), 364-370.
  3. Appendicitis, Perforated With Abscess. Children's Minnesota. (2016). 
  4. Appendicitis - Complications. nhs.uk. (2022). 
  5. Appendicitis - Diagnosis and treatment - Mayo Clinic. Mayoclinic.org. (2021). 
  6. Jones, M., Lopez, R., & Deppen, J. (2022). Appendicitis. Ncbi.nlm.nih.gov. Retrieved 2 January 2022, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK493193/.
  7. Appendicitis. Hopkinsmedicine.org. (2022). 
  8. Santhana, S. (2022). The Difference Between Laparotomy and Laparascopy - Sri Kota Specialist Medical Centre. Sri Kota Specialist Medical Centre. 
  9. Young, C. (2022). Appendicitis: Symptoms, Causes, Treatment, and More. Healthline. 
  10. Peritonitis - Symptoms and causes. Mayo Clinic. (2020).