Definisi
Ulkus diabetik merupakan penyakit yang ditandai dengan adanya tukak atau luka yang dalam dari permukaan kulit pada pasien diabetes melitus. Biasanya diawali oleh adanya suatu abses yaitu kumpulan nanah yang terasa nyeri dan biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri.
Ulkus diabetik sering muncul pada tungkai bawah dan merupakan komplikasi yang paling sering terjadi pada pasien diabetes melitus. Gula darah yang tidak terkendali dapat menyebabkan abses yang kemudian apabila tidak tertatalaksana dengan baik dapat menimbulkan ulkus.
Semua pasien diabetes melitus dapat mengalami abses dan ulkus diabetik, namun ulkus diabetik dapat dicegah dengan mengobati luka abses dengan baik. Penanganan abses dan ulkus diabetik kaki beragam tergantung pada penyebabnya.
Penyebab
Abses dan ulkus yang terjadi pada pasien diabetes melitus paling sering disebabkan akibat aliran darah yang buruk pada area kaki, kadar gula yang tinggi (hiperglikemia), kerusakan saraf pada area kaki, atau kaki yang terluka atau mengalami iritasi.
Alirah darah yang buruk pada area kaki merupakan bentuk penyakit pembuluh darah dimana aliran darah tidak mengalir dengan baik di area kaki. Sirkulasi yang buruk dapat menyebabkan penyembuhan abses lebih lama bahkan dapat menyebabkan ulkus diabetik.
Kadar gula yang tinggi dapat memperlambat proses penyembuhan infeksi pada area kaki yang mengalami abses dan ulkus. Oleh karena itu, pengendalian gula darah sangat berperan penting dalam mencegah terjadinya ulkus diabetik. Hal ini juga mengingatkan bahwa pasien dengan diabetes melitus selalu memiliki kesulitan dalam melawan infeksi yang berasal dari abses ataupun ulkus diabetiknya.
Kerusakan saraf dapat terjadi akibat efek jangka panjang atas tidak terkendalinya gula darah. Kerusakan saraf yang ada dapat menyebabkan pasien diabetes kehilangan sensasi nyeri (baal) sehingga apabila terdapat luka seperti abses, luka tersebut bisa saja tidak terasa. Abses yang tidak tertangani dapat menyebabkan ulkus diabetik.
Faktor Risiko
Pengenalan mengenai beberapa faktor risiko sangat berperan penting dalam pencegahan hingga pengobatan abses dan ulkus diabetik. Semua pasien diabetes melitus dapat berisiko mengalami abses maupun ulkus diabetik. Namun, ada beberapa faktor yang membuat Anda lebih berisiko mengalami abses dan ulkus diabetik. Beberapa faktor risiko diantaranya:
- Tidak memakai alas kaki saat berjalan atau menggunakan alas kaki yang tidak sesuai
- Tidak mencuci kaki dengan bersih
- Tidak mengeringkan kaki setelah dibasahkan
- Memotong kuku jari yang terlalu pendek
- Terdapat luka gigitan serangga yang digaruk
- Konsumsi alkohol
- Mengalami gangguan penglihatan sehingga rentan mengalami luka pada kaki
- Obesitas
- Merokok
Gejala
Salah satu tanda dan gejala yang muncul pada abses dan ulkus diabetik adalah adanya aliran nanah yang berasal dari luka dan mengotori kaos kaki atau alas kaki. Adanya iritasi, bengkak, dan kemerahan disertai bau juga terkadang dapat menjadi gejala dari abses dan merupakan tanda awal dari ulkus diabetik.
Tanda yang paling tampak pada ulkus diabetik berat adalah adanya jaringan berwarna hitam yang mengelilingi luka. Hal ini terjadi akibat gangguan aliran darah. Gangren atau jaringan mati akibat infeksi dapat juga muncul disertai rasa nyeri, baal, dan nanah berbau.
Diagnosis
Diagnosis abses dan ulkus diabetik merupakan diagnosis klinis, artinya dokter dapat menetepkan diagnosis abses dan ulkus diabetik melalui wawancara medis khusus dan pemeriksaan fisik pada umumnya melalui penampakan adanya tukak atau luka yang mencekung dalam di area kaki dan terjadi pada pasien diabetes melitus. Dokter dapat membedakan antara abses dan ulkus dari bentuk lukanya.
Meskipun demikian, ada beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat membantu seorang dokter untuk menetapkan diagnosis pasti hingga kemungkinan komplikasi yang dapat muncul.
Beberapa pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan gula darah biasanya diperlukan untuk mengetahui penyebab yang mendasari terjadinya abses dan ulkus. Jika dari hasil pemeriksaan terdapat peningkatan dari kadar gula darah, dokter mungkin dapat menyimpulkan bahwa abses dan ulkus yang timbul diakibatkan penyakit diabetes.
Tata Laksana
Pada kasus abses dan ulkus diabetik memerlukan penanganan yang komprehensif. Dimulai dari komunikasi, informasi, dan edukasi pasien mengenai diabetes serta komplikasi ulkus diabetes. Edukasi juga meliputi perawatan kaki dan kontrol kadar gula darah. Kontrol gula darah dapat dilakukan melalui penggunaan obat-obatan untuk diabetes dan kepatuhan pasien dalam mengonsumsi obat-obatan tersebut. Pemilihan obat diabetes akan dilakukan oleh dokter Anda sesuai dengan kondisi diabetes saat diperiksakan di fasiltas kesehatan terdekat.
Selain itu, penggunaan kursi roda, tongkat, dan balutan luka dapat diberikan pada area luka untuk mencegah terjadinya luka yang lebih parah atau muncul luka baru.
Penggunaan obat pengencer darah dapat dipertimbangkan oleh dokter Anda untuk memperbaiki aliran pembuluh darah tepi dan diharapkan penyembuhan luka abses atau ulkus jadi lebih mudah sembuh. Meskipun demikian, terkadang proses pembedahan dapat juga menjadi pilihan pada kasus tertentu untuk melancarkan aliran darah.
Pemberian antibiotik dan kendali infeksi juga menjadi salah satu penanganan dalam penyembuhan luka abses dan ulkus diabetik. Pemberian balut luka yang mengandung kolagen dan asam hialuronat juga dapat dipertimbangkan dan diharapkan dapat membantu dalam proses penyembuhan luka.
Komplikasi
Abses diabetik yang tidak tertangani dengan baik dapat menyebabkan ulkus. Selain itu, ulkus yang tidak mendapat pengobatan dan penanganan yang tepat dapat menimbulkan beberapa komplikasi seperti:
- Selulitis (peradangan pada kulit yang ditandai dengan adanya kemerahan yang nyata)
- Gangren (kematian jaringan kulit tampak berwarna hitam)
- Sepsis (penyebaran agen infeksi ke seluruh tubuh akibat infeksi pada luka ulkus setempat)
- Limfangitis (peradangan pada saluran limfe yang berada di sekitar luka ulkus)
- Osteomyelitis (peradangan pada jaringan tulang yang berada di dekat luka ulkus)
- Iskemia anggota gerak (kematian jaringan organ tertentu akibat luka ulkus sehingga terjadi gangguan aliran darah)
- Amputasi (terlepasnya jaringan organ dari tempat yang seharusnya)
Pencegahan
Abses dan ulkus diabetik dapat dicegah dengan mengandalikan faktor risiko yang Anda miliki. Pencegahan yang dapat Anda lakukan, antara lain:
- Memakai alas kaki dengan ukuran yang pas dan kualitas yang baik
- Membersihkan kaki setelah aktivitas dan mengeringkannya apabila basah
- Memotong kuku kaki dengan tepat
- Tidak mengonsumsi alkohol
- Memeriksakan diri ke dokter apabila terdapat gangguan pada penglihatan akibat diabetes
- Konsumsi makanan gizi seimbang
- Tidak merokok
Apabila hal-hal ini dilakukan dengan sesuai dan tepat, maka risiko terjadinya abses dan ulkus diabetik di masa depan dapat berkurang, bahkan dapat dihindari oleh penderita diabetes melitus.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika luka ulkus tampak mengalami kemerahan, terasa panas, atau bengkak pada area sekeliling luka, adanya nanah yang mengalir, berbau, terdapat demam, atau menggigil, nyeri bertambah berat, sebaiknya Anda memeriksakan diri Anda lebih lanjut ke dokter. Dokter akan melakukan wawancara medis, pemeriksaan fisik, hingga pemeriksaan penunjang tertentu untuk menetapkan diagnosis pasti dan tata laksana yang tepat. Penatalaksanaan dini dapat mengurangi terjadinya komplikasi.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Nadia Opmalina