Amaurosis Fugax

Bagikan :


Definisi

Amaurosis fugax adalah kehilangan penglihatan yang bersifat sementara pada satu atau dua mata sebagai akibat dari penurunan aliran darah ke retina. Retina merupakan lapisan di dalam bola mata yang berfungsi untuk menerima cahaya yang masuk. Amaurosis fugax bukanlah sebuah penyakit yang berdiri sendiri, melainkan sebuah gejala yang muncul akibat kondisi lainnya. Angka kejadian amaurosis fugax di seluruh dunia cukup kecil, dan lebih umum terjadi pada orang dewasa dibandingkan dengan anak-anak. Namun, jika terjadi pada anak-anak, biasanya penyebabnya akan berbeda dari penyebabnya pada orang dewasa. 

 

Penyebab

Penyebab amaurosis fugax bermacam-macam, dapat berasal dari mata ataupun sistem tubuh lainnya. Biasanya, penyebab amaurosis fugax dibagi menjadi empat, yaitu sistem peredaran darah, saraf, atau mata. Amaurosis fugax yang hanya memengaruhi satu mata pada umumnya disebabkan oleh kondisi yang berbeda dengan amaurosis fugax yang mempengaruhi kedua mata.

Amaurosis fugax monokuler (satu mata) dapat disebabkan oleh:

  • Adanya kekakuan pada otot pembuluh darah
  • Masalah pada pembuluh darah besar di leher
  • Sumbatan pada pembuluh darah
  • Migrain
  • Kerusakan pada saraf mata
  • Glaukoma (peningkatan tekanan bola mata)

Sementara itu, amaurosis fugax binokuler (dua mata) dapat disebabkan oleh:

Sklerosis multipel, yaitu salah satu kerusakan saraf akibat sistem imun yang menyerang saraf itu sendiri, dapat pula menjadi penyebab amaurosis fugax.

Selain penyebab di atas, ada beberapa kondisi lainnya yang dapat menyebabkan amaurosis fugax. Makan terlalu banyak dapat menjadi salah satu penyebabnya jika dari awal aliran darah ke mata sudah berkurang akibat penyempitan pembuluh darah atau kanker. Selain itu, berolahraga dapat pula menjadi penyebab karena paparan panas yang berlebihan sehingga hantaran saraf melambat. Tidak hanya itu, ada pula amaurosis fugax yang tergantung oleh arah gerakan bola mata, yang dapat disebabkan oleh adanya kelainan pada bola mata. Segala hal yang menyebabkan penekanan pada otak dapat pula menjadi penyebab, seperti perdarahan akibat trauma kepala dan tumor otak.

Sumbatan pada pembuluh darah sebagai penyebab amaurosis fugax pada umumnya terjadi pada orang dewasa. Sementara itu, pada anak-anak, penyebab amaurosis fugax biasanya lebih ringan. Penyebab tersering amaurosis fugax pada anak adalah migrain. Namun, penyebab lainnya dapat berupa trauma. Kejadian trauma dapat menyebabkan perdarahan di kepala yang menekan otak, sehingga menyebabkan amaurosis fugax.

 

Faktor Risiko

Faktor risiko amaurosis fugax tergantung dari penyebabnya. Pada amaurosis fugax satu mata yang disebabkan oleh kurangnya aliran darah, faktor risiko yang penting adalah adanya penyempitan pembuluh darah di leher.

Faktor risiko lainnya dapat berupa tekanan darah tinggi, kadar kolesterol yang tinggi, gangguan irama jantung, diabetes, dan gangguan pembekuan darah. Selain itu, kebiasaan yang dapat meningkatkan risiko stroke dan penyakit jantung seperti merokok merupakan faktor risiko yang tidak boleh diremehkan. Penyalahgunaan zat seperti alkohol dan kokain juga dapat meningkatkan risiko terjadinya amaurosis fugax. Faktor risiko amaurosis fugax yang tidak dapat dihindari adalah pertambahan usia; semakin tua usia, semakin tinggi risiko untuk mengalami amaurosis fugax. 

 

Gejala

Gejala amaurosis fugax pada umumnya terjadi hanya sebentar, yaitu kehilangan penglihatan dari beberapa detik hingga beberapa menit, sehingga pasien biasanya datang ke dokter tanpa gejala. Namun, pada beberapa kasus, kehilangan penglihatan ini dapat berlangsung agak lama.

 

Diagnosis

Diagnosis pada amaurosis fugax dilakukan untuk menentukan kondisi yang menyebabkan gejala tersebut. Jika Anda ke dokter, dokter akan menanyakan detail kejadian kelihatan penglihatan tersebut, terutama apa yang dirasakan, berapa lama, dan memengaruhi satu atau dua mata. Dokter juga akan menanyakan riwayat penyakit Anda, seperti tekanan darah tinggi, diabetes/penyakit gula/kencing manis, kolesterol tinggi, migrain, dan penyakit lainnya yang berkaitan dengan pembuluh darah. Dokter juga akan menanyakan lebih lanjut mengenai riwayat penyakit dan gejala serupa pada keluarga.

Dokter juga akan melakukan pemeriksaan tekanan darah untuk mencari kemungkinan bahwa amaurosis fugax dipengaruhi oleh tekanan darah yang terlalu tinggi. Selain itu, dokter akan memeriksa tajam penglihatan, lapang pandang, tekanan bola mata, dan pergerakan bola mata. Dokter juga dapat melakukan pemeriksaan ke dalam bola mata dengan bantuan alat bernama funduskopi atau slit lamp. Selain itu, karena amaurosis fugax dapat disebabkan oleh glaukoma, dokter akan melakukan pemeriksaan terkait glaukoma.

Selain pemeriksaan langsung, dokter juga dapat melakukan pemeriksaan penunjang laboratorium dan pencitraan. Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan berupa pemeriksaan darah, faktor pembekuan darah, pemeriksaan urin, serta laju endap darah dan protein CRP (C-reactive protein, protein yang meningkat jika terjadi peradangan). Pemeriksaan laboratorium ini dapat dilakukan untuk mencari kemungkinan penyebab amaurosis fugax dari gangguan pembekuan darah atau peradangan pada pembuluh darah. Pemeriksaan lainnya seperti kadar gula darah dan kolesterol dapat dilakukan untuk menemukan adanya faktor risiko seperti diabetes dan kolesterol tinggi.

Sementara itu, pemeriksaan pencitraan yang dapat dilakukan adalah MRI (magnetic resonance imaging) yang dilakukan pada otak, atau pencitraan pada pembuluh darah seperti CT angiografi. Pemeriksaan ini dilakukan apabila dicurigai ada masalah pada otak atau sumbatan pada pembuluh darah. Dokter juga dapat melakukan pemeriksaan USG Doppler pada pembuluh darah leher untuk mencari adanya penyempitan pada pembuluh darah tersebut. Pemeriksaan gelombang listrik otak seperti EEG (elektroensefalografi) dapat pula dilakukan jika amaurosis fugax terjadi pada kedua mata secara bersamaan atau jika ada riwayat kejang sebelumnya.

 

Tata Laksana

Terapi amaurosis fugax tergantung pada penyebabnya. Jika penyebabnya adalah migrain, obat-obatan yang diberikan pun berupa pengobatan migrain. Jika dugaan penyebab berasal dari sumbatan pembuluh darah, Anda dapat dirujuk untuk mendapatkan pengobatan untuk menurunkan pembekuan darah atau pembedahan pada pembuluh darah di leher. Namun, jika penyebab diduga berasal dari peradangan pada pembuluh darah, dokter dapat memberikan obat-obatan untuk menurunkan peradangan tersebut.

 

Komplikasi

Pada umumnya, komplikasi amaurosis fugax tergantung dari penyebabnya. Pada anak, biasanya penyembuhan akan lebih baik dan lebih jarang meninggalkan komplikasi. Namun, pada orang dewasa, kejadian amaurosis fugax seringkali disebabkan oleh penyebab yang lebih kronis dan berbahaya. Misalnya, jika amaurosis fugax disebabkan oleh sumbatan pembuluh darah mata, risiko untuk mengalami stroke pun menjadi lebih tinggi. Tidak hanya itu, amaurosis fugax dapat menjadi tanda bahaya awal dari kerusakan pembuluh darah pada mata. Jika tidak ditangani, kerusakan pembuluh darah ini dapat berujung pada kebutaan.

 

Kapan Harus ke Dokter?

Jika Anda mengalami kehilangan penglihatan mendadak dan memiliki riwayat penyakit seperti tekanan darah tinggi, penyakit gula, kolesterol tinggi, atau gangguan pembekuan darah, segeralah ke dokter. Jika anak Anda mengeluhkan hal serupa, apalagi jika disertai dengan sakit kepala, Anda juga dapat membawanya ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut dan tata laksana kondisi yang mempengaruhinya.

 

Mau tahu lebih lanjut seputar penyakit-penyakit lainnya? Cek di sini, ya! 

 

 

Writer : Editor AI Care
Editor :
  • dr Ayu Munawaroh, MKK
Last Updated : Jumat, 14 April 2023 | 15:47

Al Othman, B., Lee, A., & Kini, A. (2021). Amaurosis Fugax (Transient Vision Loss) - EyeWiki. Retrieved 29 October 2021, from https://eyewiki.aao.org/Amaurosis_Fugax_(Transient_Vision_Loss).

Amaurosis fugax: MedlinePlus Medical Encyclopedia. (2021). Retrieved 29 October 2021, from https://medlineplus.gov/ency/article/000784.htm 

Tatham, A. (2019). Transient Vision Loss (TVL) and Amaurosis Fugax: Overview, Pathophysiology, Etiology. Retrieved 29 October 2021, from https://emedicine.medscape.com/article/1435495-overview#a1