Demam Tifoid

Demam Tifoid

Bagikan :


Definisi

Demam tifoid disebut juga dengan tipes adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Penyakit ini biasanya ditularkan dari makanan atau air yang terkontaminasi. Selain itu, bisa juga ditularkan dari orang yang telah terinfeksi demam tifoid. Demam tifoid sangat umum terjadi di negara-negara berkembang, terutama pada anak-anak. Meski lebih sering terjadi pada anak-anak, penyakit ini juga bisa menyerang berbagai usia. Bakteri penyebab demam tifoid dapat menyebar ke seluruh tubuh dan memengaruhi banyak organ, kondisi ini disebut dengan tifoid abdominalis. Tanpa perawatan yang cepat dan tepat, penyakit ini bisa menyebabkan komplikasi serius yang berakibat fatal. Tipes dapat ditangani dan dicegah dengan mengurangi faktor-faktor risikonya. 

 

Penyebab        

Penyebab demam tifoid adalah bakteri Salmonella typhi. Bakteri ini dapat menular melalui makanan atau minuman yang sudah terkontaminasi, maupun kontak langsung dengan penderita. Di negara berkembang, sebagian besar masalah ini muncul akibat air minum yang terkontaminasi dan sanitasi yang buruk. Sebagian orang yang sembuh dari demam tifoid bisa menyimpan bakteri ini di dalam saluran usus atau kantong empedunya. Bakteri ini bahkan bisa tersimpan hingga bertahun-tahun lamanya. Golongan orang ini disebut sebagai pembawa (karier) kronis karena bisa menginfeksi orang lain meski tidak lagi memiliki tanda dan gejala tipes.

 

Faktor Risiko

Faktor risiko penyakit demam tifoid adalah:

  • Perilaku hidup bersih dan sehat yang kurang. Misalnya pada penduduk yang tinggal di lingkungan dengan sumber air yang tidak bersih, masyarakat yang tidak memiliki kebiasaan cuci tangan dengan air mengalir yang bersih dan sabun sebelum makan
  • Usia. Bakteri ini lebih mudah ditularkan pada golongan anak-anak karena biasanya belum memperhatikan dan mementingkan kebersihan
  • Riwayat bepergian pada daerah endemis
  • Riwayat kontak. Selain kontak dengan penderita demam tifoid secara langsung, penyakit in juga dilaporkan banyak terjadi pada orang yang bekerja di laboratorium yang menangani sampel bakteri ini secara langsung

 

Gejala

Gejala demam tifoid bergantung pada perjalanan penyakitnya, seperti durasi dan tingkat keparahan. Secara umum, tanda-tandanya meliputi:

  • Demam. Demam pada infeksi tifoid memiliki karakteristik demam naik turun yang progresif hingga mencapai 40,5oC (step ladder) 
  • Sakit kepala
  • Tubuh yang lemah (malaise)
  • Kelelahan (fatigue)
  • Batuk kering
  • Penurunan nafsu makan
  • Penurunan berat badan
  • Sakit perut
  • Diare atau sembelit
  • Ruam merah pada kulit

Pada tahap lanjut, infeksi demam tifoid yang tidak ditangani bisa menyebabkan gejala lanjutan berupa:

  • Penurunan tingkat kesadaran yang ditandai dengan bicara melantur
  • Sakit perut memberat akibat komplikasi organ usus yang robek (perforasi) 
  • Gejala perdarahan saluran cerna seperti muntah atau tinja berwarna hitam
  • Kulit yang pucat dan lesu akibat kekurangan cairan

 

Diagnosis

Untuk menegakkan diagnosis dapat dilakukan wawancara mendalam (anamnesis) mengenai:

  • Gejala yang dialami dan perjalanan waktu terjadinya
  • Riwayat medis sebelumnya
  • Riwayat perjalanan beberapa hari terakhir
  • Faktor risiko yang mungkin dimiliki pasien

Pemeriksaan fisik dan penunjang juga akan dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis, seperti:

  • Tes darah. Pemeriksaan darah dilakukan untuk mencari tanda infeksi pada tubuh
  • Tes widal dan Tes tubex. Tes ini bersifat lebih spesifik dan dilakukan untuk memastikan keberadaan bakteri. Tes widal merupakan pemeriksaan yang paling sering dilakukan untuk mendiagnosis demam tifoid. Pemeriksaan bertujuan mendeteksi antibodi terhadap antigen H dan O dari bakteri Salmonella typhi. Hasil positif pemeriksaan Widal akan menunjukkan kecurigaan adanya tipes apabila titer yang didapat menunjukan hasil lebih dari sama dengan 1/320. Tes tubex adalah pemeriksaan yang mendeteksi antibodi immunoglobulin M (IgM) terhadap antigen O9 dari bakteri Salmonella typhi. Tes tubex ini lebih akurat dibandingkan tes widal.
  • Tes kultur. Tes kultur merupakan prosedur pengambilan cairan dari beberapa bagian tubuh (aspirasi) dengan menggunakan jarum. Baku emas dari tes kultur berasal dari cairan sumsum tulang, namun prosedur ini dapat menyebabkan rasa nyeri hebat. Selain dari cairan aspirasi sumsum tulang, kultur juga bisa dilakukan dari darah, muntah atau sampel tinjal. Salah satu kekurangan dari tes ini adalah hasilnya memakan waktu yang lama. Karena itu, pemeriksaan ini jarang dianjurkan oleh dokter. 

 

Tata laksana

Tata laksana demam tifoid terdiri atas terapi obat dan non-obat, yaitu:

  • Antibiotik. Beberapa pilihan antibiotik yang dapat di berikan pada demam tifoid yaitu ciprofloksasin untuk orang dewasa yang tidak sedang hamil, azitromisin juga dapat digunakan biasanya dipakai saat seseorang tidak bisa menggunakan ciprofloksasin, kemudian ceftriaxone bisa menjadi salah satu obat yang diresepkan jika penyakitnya lebih serius. Pengobatan ini dapat dilakukan di rumah atau pun di rumah sakit, bergantung dari tingkat keparahan penyakit
  • Terapi cairan. Bagi penderita demam tifoid, sangat penting untuk meminum banyak air untuk mencegah terjadinya dehidrasi (kekurangan cairan) yang diakibatkan oleh demam dan diare
  • Istirahat total. Pasien demam tifoid disarankan untuk tidak melakukan berbagai kegiatan berat yang menguras tenaga agar tubuh dapat kembali sehat dan terhindar dari komplikasi
  • Diet lunak. Saat menderita demam tifoid, usus mengalami gangguan, sehingga pasien akan disarankan untuk makan makanan yang mudah dicerna seperti bubur. Dengan begitu, kerja usus menjadi lebih ringan. Makan makanan yang mudah dicerna juga membuat nutrisi di dalam makanan lebih cepat diserap tubuh

 

Komplikasi

Komplikasi demam tifoid dapat terjadi apabila infeksi tidak diobati dalam waktu lama. Komplikasi paling umum dari penyakit tipes yang tidak diobati adalah:

  • Perdarahan di dalam tubuh. Biasanya perdarahan terjadi pada organ dalam. Namun, perdarahan yang muncul tidak mengancam jiwa
  • Perforasi usus. Dimana usus dapat mengalami kebocoran akibat lubang yang terbentuk
  • Peradangan otot jantung (miokarditis)
  • Peradangan pada selaput dan katup jantung (endocarditis)
  • Peradangan paru (pneumonia)
  • Peradangan pankreas (pankreatitis)
  • Infeksi ginjal atau kandung kemih
  • Infeksi dan peradangan selaput serta cairan otak dan sumsum tulang belakang (meningitis)
  • Masalah kejiwaan, seperti delirium, halusinasi, dan psikosis paranoid.

 

Pencegahan

Beberapa langkah pencegahan tipes dapat dilakukan agar terhindar dari penyakit tipes yaitu:

  • Menjaga kebersihan dan memperbaiki sanitasi
  • Melakukan vaksinasi tifoid tiap 3 tahun, khususnya pada daerah endemis
  • Mencuci tangan dengan air mengalir bersih dan sabun terutama ketika menyiapkan makanan atau setelah buang air
  • Menghindari makanan mentah karena bakteri penyebab mungkin saja masih tersisa
  • Menghindari jajan sembarangan, karena tidak terjamin kebersihannya
  • Menghindari kontak dengan orang yang terinfeksi, karena bakteri sangat mudah menyebar dari satu orang ke orang lainnya

Jika baru saja pulih dari penyakit ini, Anda dapat menerapkan beberapa Langkah dibawah ini agar bakteri Salmonella typhi tidak menular ke orang lain yaitu:

  • Minum obat sesuai anjuran dokter sampai tuntas
  • Mencuci tangan lebih sering
  • Menggunakan peralatan makan dan minum yang terpisah dari orang lain
  • Menghindari untuk menyiapkan makanan untuk orang lain sampai dinyatakan benar-benar sembuh

 

Kapan harus ke dokter?

Anda disarankan untuk segera ke dokter apabila mengalami gejala tifoid, karena salah satu pengobatannya membutuhkan antibiotik yang hanya bisa ditebus dengan resep dokter. Hal ini menjadi perhatian, khususnya Anda yang tinggal didaerah dengan kasus tifoid tinggi atau daerah dengan sanitasi buruk.

Writer : dr Vega Audina
Editor :
  • dr Ayu Munawaroh, MKK
Last Updated : Kamis, 16 Mei 2024 | 08:25