Depresi Pasca Melahirkan

Bagikan :


Definisi

Kelahiran seorang bayi merupakan suatu peristiwa yang dapat membawa berbagai macam emosi yang kuat pada ibu, mulai dari kegembiraan, kebahagiaan, sampai dengan kecemasan dan ketakutan. Tidak sampai disitu, depresi juga dapat terjadi walau tidak disangka karena kelahiran bayi yang sudah ditunggu-tunggu biasanya dianggap akan membawa kebahagiaan.

Kebanyakan ibu baru mengalami baby blues pasca melahirkan, yang biasanya mulai dirasakan dalam 2-3 hari setelah melahirkan dan dapat berlangsung sampai 2 minggu lalu biasanya hilang sendiri tanpa terapi. Satu dari tujuh ibu ini akan mengalami depresi yang lebih berat dan berkepanjangan yang disebut depresi post partum (pasca melahirkan). Depresi postpartum ini didefinisikan sebagai perubahann fisik, emosi, dan perilaku yang kompleks pada wanita yang terjadi setelah melahirkan. Kondisi ini serius karena dapat membahayakan ibu dan anak, namun dapat diterapi.

Tidak hanya pada ibu, ayah baru juga dapat mengalami depresi pasca melahirkan. Hal ini dapat terjadi mulai saat kehamilan sampai anak sudah lahir. Penelitian menunjukkan bahwa 1 dari 10 ayah baru mengalami depresi dalam tahun anaknya lahir.

 

Penyebab

Kehamilan dan proses melahirkan merupakan waktu yang rentan untuk wanita di mana terjadi perubahan biologis, emosional, finansial, dan sosial. Mekanisme terjadinya hal tersebut adalah:

  • Perubahan hormon yang drastis setelah melahirkan, terutama hormon estrogen dan progesteron. Saat hamil, terjadi peningkatan hormon estrogen dan progesteron sampai sepuluh kali, kemudian hormon tersebut akan turun tajam setelah melahirkan. Pada hari ketiga setelah melahirkan, level hormon tersebut kembali ke level seperti sebelum hamil. Selain itu, hormon tiroid juga berperan dalam perasaan lelah dan murung.
  • Perubahan psikis setelah melahirkan. Semua ibu pasti akan merasa cemas tidak bisa mengurus bayinya dan merasa dirinya tidak menarik karena telah menjadi ibu. Selain itu, ibu kehilangan kehidupannya yang dahulu dan sekarang harus menjalani kebiasaan yang baru setelah lahirnya bayi sehingga ibu sering merasa kewalahan dan kurang tidur karena mengurus bayi. Saat seseorang tidak cukup istirahat maka kemampuannya dalam mengolah perasaan dan mengahadapi masalah akan berkurang. Semua hal ini berkontribusi dalam terjadinya depresi pasca melahirkan.

 

Faktor Risiko

Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko terjadinya depresi pasca melahirkan, seperti:

  • Usia muda
  • Melahirkan anak pertama (namun tidak hanya ibu baru yang dapat mengalami depresi postpartum)
  • Riwayat depresi sebelumnya
  • Memiliki gangguan bipolar
  • Riwayat keluarga dengan depresi atau bipolar
  • Adanya masalah dalam rumah tangga
  • Kurangnya support sosial
  • Single mother
  • Adanya masalah ekonomi
  • Adanya stressor dalam 1 tahun terakhir seperti komplikasi kehamilan, penyakit, kehilangan pekerjaan, kehilangan seseorang yang dikasihi, dan lain-lain
  • Bayi berkebutuhan khusus atau dengan penyakit tertentu
  • Bayi kembar
  • Masalah menyusui
  • Kehamilan yang tidak diinginkan

 

Gejala

Gejala depresi pasca melahirkan bervariasi mulai dari ringan sampai berat dan sering tidak disadari oleh ibu. Gejala ringan disebut dengan baby blues, sedangkan yang berat disebut dengan depresi pasca melahirkan atau post partum.

Gejala depresi pasca melahirkan adalah sebagai berikut:

  • Suasana hati murung
  • Perubahan suasana hati yang sering
  • Kesulitan menjalin ikatan emosional dengan bayi dan tidak tertarik pada bayi
  • Menarik diri dari keluarga dan teman dekat
  • Nafsu makan berkurang atau makan berlebihan
  • Kesulitan atau terlalu banyak tidur
  • Merasa kewalahan, lelah, dan kehilangan energi
  • Libido atau gairah seks menurun
  • Berkurangnya ketertarikan terhadap hal-hal yang dahulu disukai sebelum melahirkan
  • Mudah tersinggung atau marah
  • Sering menangis tanpa sebab
  • Takut tidak dapat menjadi ibu yang baik
  • Merasa tidak berdaya
  • Merasa tidak berguna, malu, bersalah akibat tidak bisa mengurus bayi
  • Tidak dapat berpikir jernih, konsentrasi, dan membuat keputusan
  • Gelisah
  • Merasa sangat cemas dan bahkan bisa terjadi serangan panik
  • Pikiran menyakiti diri sendiri atau bayi
  • Pikiran ingin mati atau bunuh diri

 

Diagnosis

Dokter akan menanyakan perasaan, pikiran, dan riwayat kesehatan Anda untuk mendiagnosis depresi post partum dan membedakannya dengan baby blues yang lebih ringan. Depresi post partum biasanya didiagnosis jika terjadi dalam 4 minggu setelah melahirkan. Namun, diagnosis tidak hanya didasarkan pada rentang waktu terjadinya tetapi juga beratnya gejala yang dialami.

Selain itu, dokter juga mungkin akan melakukan pemeriksaan lain untuk menyingkirkan kondisi medis lain yang dapat menyebabkan gejala mirip depresi seperti gangguan tiroid dan kekurangan vitamin.

 

Terapi

Terapi untuk depresi post partum ada beberapa macam, tergantung dari tingkat keparahan. Waktu penyembuhan juga dapat bervariasi. Terapi paling umum adalah dengan psikoterapi, obat-obatan, atau keduanya.

  • Psikoterapi, untuk membantu Anda menemukan cara yang paling baik untuk menghadapi perasaan, pikiran, dan masalah Anda dengan positif. Terkadang, terapi dengan keluarga juga dapat membantu.
  • Obat antidepresan untuk membantu mengurangi gejala depresi, biasanya untuk gejala yang berat. Kebanyakan antidepresan dapat dikonsumsi saat menyusui dan memiliki efek samping yang kecil untuk bayi. Dokter akan memutuskan apakah obat ini perlu diberikan dan jenis obat apa yang aman untuk Anda.
  • Menghubungi orang terdekat yang Anda percaya.

Jika diterapi dengan tepat, gejala depresi post partum biasanya membaik. Oleh karena itu, penting untuk melanjutkan terapi sesuai dengan anjuran dokter dan tidak menghentikan terapi saat Anda sudah merasa membaik agar tidak terjadi kekambuhan.

Selain terapi yang diberikan dokter, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan di rumah untuk membantu mempercepat penyembuhan, antara lain:

  • Melakukan kebiasaan hidup sehat seperti berolahraga (bisa dengan berjalan santai dengan bayi Anda), istirahat yang cukup, dan diet yang sehat. Hindari rokok dan alkohol.
  • Membuat tujuan yang realistis dan tidak menekan diri Anda untuk menjadi ibu yang sempurna karena tidak ada ibu yang sempurna. Beristirahat sejenak dan membutuhkan bantuan orang lain merupakan hal yang wajar. Depresi postpartum bukanlah suatu kegagalan, kelemahan, atau kekurangan dalam diri seorang ibu, melainkan hal tersebut biasanya hanyalah komplikasi dari proses melahirkan.
  • Beri waktu untuk diri sendiri misalnya dengan keluar rumah untuk bertemu teman, melakukan hobi, atau merawat diri. Anda bisa menitipkan bayi ke pasangan atau orang yang Anda percaya sejenak.
  • Jangan menyimpan semuanya sendiri, melainkan bukalah diri dengan pasangan atau orang terdekat Anda.
  • Bergabung dengan grup ibu baru atau ibu dengan depresi post partum.

Jika Anda merupakan pasangan atau orang yang dekat dengan ibu yang mengalami depresi post partum, hal yang bisa Anda lakukan adalah:

  • Kenali tanda dan gejalanya. Jika ada, dorong ibu untuk ke dokter.
  • Dengarkan kegelisahan ibu.
  • Berikan dukungan dan beritahu bahwa ibu tidak sendirian dan bahwa Anda siap membantu, baik secara emosional, membantu pekerjaan rumah, atau membantu mengawasi bayi.
  • Tawarkan untuk mendaftarkan ibu untuk konsultasi ke dokter.

 

Komplikasi

Depresi pasca melahirkan tidak hanya berpengaruh pada ibu, namun juga ayah dan bayi.

  • Pada ibu, depresi yang tidak ditangani dapat berlangsung sampai berbulan-bulan atau menjadi depresi kronik. Meskipun diterapi, riwayat depresi ini meningkatkan risiko ibu untuk mengalami depresi mayor di masa depan.
  • Ayah dapat berisiko untuk mengalami depresi jika ibu mengalaminya.
  • Anak dari ibu dengan depresi yang tidak tertangani memiiki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami masalah emosi dan perilaku, seperti sulit tidur dan makan, menangis berlebihan, dan terlambatnya perkembangan. Dampak jangka panjangnya adalah kurangnya kemampuan kognitif, emosi, komunikasi, serta sosial.

 

Pencegahan

Pencegahan depresi pasca melahirkan dapat dilakukan semenjak merencanakan kehamilan pada ibu yang memang memiliki riwayat depresi sebelumnya, dengan berkonsultasi ke dokter ketika ingin merencanakan kehamilan atau secepatnya saat hamil.

Kapan Harus ke Dokter?

Jika Anda mengalami gejala depresi pasca melahirkan, jangan merasa malu untuk membuka diri. Anda disarankan untuk konsultasi ke dokter karena terapi yang cepat dan tepat dapat membantu Anda untuk mengontrol gejala. Jika memungkinkan, ajaklah pasangan atau orang yang Anda percaya untuk menemani.

Anda harus segera mengunjungi dokter jika ada tanda seperti:

  • Gejala tidak hilang atau berkurang dua minggu setelah melahirkan.
  • Gejala semakin memburuk.
  • Anda kesulitan mengurus bayi.
  • Anda kesulitan dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari.
  • Anda berpikiran untuk melukai diri Anda maupun bayi Anda. Jika ada pikiran seperti ini, Anda harus segera mencari pertolongan dari orang terdekat dan telepon nomor gawat darurat agar segera mendapatkan penanganan medis.

Jika Anda memiliki teman atau orang terdekat yang menunjukkan gejala depresi pasca melahirkan, sebaiknya Anda membantu untuk mencarikan pertolongan medis karena mereka bisa saja tidak menyadari adanya gejala depresi atau menyangkal bahwa dirinya mengalami hal tersebut. Anda tidak disarankan untuk hanya menunggu dan berharap gejala menghilang sendiri.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

Writer : dr Tea Karina Sudharso
Editor :
  • dr Ayu Munawaroh, MKK
Last Updated : Senin, 29 Januari 2024 | 14:46

What Is Postpartum Depression?. Psychiatry.org. (2022). Retrieved 29 January 2022, from https://www.psychiatry.org/patients-families/postpartum-depression/what-is-postpartum-depression.

Postpartum Depression. Acog.org. (2022). Retrieved 29 January 2022, from https://www.acog.org/womens-health/faqs/postpartum-depression.

Perinatal Depression. National Institute of Mental Health (NIMH). (2022). Retrieved 29 January 2022, from https://www.nimh.nih.gov/health/publications/perinatal-depression.

Postpartum depression. https://www.apa.org. (2022). Retrieved 29 January 2022, from https://www.apa.org/pi/women/resources/reports/postpartum-depression.

Postpartum depression - Diagnosis and treatment - Mayo Clinic. Mayoclinic.org. (2022). Retrieved 29 January 2022, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/postpartum-depression/diagnosis-treatment/drc-20376623.

An Overview of Postpartum Depression. WebMD. (2022). Retrieved 29 January 2022, from https://www.webmd.com/depression/guide/postpartum-depression.