Dermatitis Numularis

Bagikan :


Definisi

Dermatitis numularis yang juga dikenal dengan istilah eksim numularis atau eksim diskoid, merupakan kondisi di mana terjadi peradangan pada kulit. Peradangan ini ditandai dengan ruam berbentuk bulat seperti koin pada kulit. Istilah dermatitis mempunyai arti radang pada kulit, sedangkan numularis berasal dari bahasa Latin yang berarti “koin”.

Dermatitis numularis merupakan kondisi kulit yang dapat terjadi jangka panjang dan menyebabkan kulit menjadi gatal, bengkak, dan pecah-pecah. Ruam kulit berbentuk lingkaran atau oval, paling sering muncul di tangan, lengan, atau kaki bagian bawah. Daerah yang terkena biasanya berwarna merah, merah muda, atau coklat dengan batas yang tegas, dan mungkin terlihat bersisik atau berair.

Dermatitis numularis bukanlah suatu penyakit yang menular. Tanpa pengobatan, dermatitis numularis dapat berlangsung selama berminggu-minggu, berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Kondisi ini juga mungkin akan kambuh dan berulang, seringkali muncul di area yang sama dengan yang terpengaruh sebelumnya. Dermatitis numularis dapat terjadi pada usia berapa saja, tetapi paling sering terjadi pada orang paruh bayah dan lanjut usia.

 

Penyebab

Kondisi Kulit Sangat Kering

Penyebab pasti dari dermatitis numularis masih belum diketahui dengan pasti. Ada dugaan terkait hal-hal yang dapat menyebabkannya, salah satunya adalah kondisi kulit yang sangat kering. Ketika keadaan kulit sangat kering, maka kulit tidak dapat memberikan perlindungan yang efektif terhadap zat yang bersentuhan langsung dengannya. Hal ini bisa membuat zat yang sebelumnya tidak berbahaya, seperti sabun, dapat mengiritasi kulit Anda.

 

Penyakit Kulit Lainnya

Beberapa penyakit kulit lainnya juga diduga berhubungan terhadap timbulnya dermatitis numularis, seperti dermatitis kontak, yaitu radang pada kulit yang disebabkan oleh kontak dengan zat iritan tertentu. Beberapa penderita dermatitis numularis juga memiliki riwayat dermatitis atopi, yaitu radang pada kulit yang disebabkan oleh faktor alergi.

 

Penyebab Lain

Terdapat juga beberapa hal yang dapat menjadi pemicu timbulnya dermatitis numularis, seperti:

  • Adanya riwayat cedera ringan pada kulit, seperti garukan, gigitan serangga, atau luka bakar
  • Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti:
    • Interferon dan Ribavirin, yaitu golongan obat yang digunakan bersama untuk mengobati hepatitis C
    • Tumor necrosis factor-alpha (TNF-alpha) blocker, yaitu golongan obat digunakan untuk mengobati beberapa jenis radang sendi
    • Statin (obat penurun kolesterol), yang dapat menyebabkan kulit menjadi kering dan memicu timbulnya ruam
  • Lingkungan dengan udara yang kering dan iklim dingin dapat memperburuk gejala dermatitis numularis
  • Stres
  • Adanya infeksi pada kulit

 

Faktor Risiko

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko untuk menderita dermatitis numularis, antara lain:

1. Usia dan jenis kelamin

Laki-laki cenderung lebih sering menderita dermatitis numularis dibandingkan perempuan. Pada laki-laki, gejala biasanya muncul setelah usia 50 tahun, sedangkan pada wanita sebelum usia 30 tahun. Anak-anak jarang mengalami dermatitis numularis.

2. Memiliki riwayat penyakit lain

Penyakit tertentu yang sudah ada sebelumnya juga dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami dermatitis numularis. Para peneliti menemukan bahwa seseorang lebih mungkin menderita dermatitis numularis jika memiliki salah satu dari kondisi berikut ini:

    • Dermatitis atopi
    • Memiliki riwayat keluarga yang menderita dermatitis atopi atau asma
    • Aliran darah yang buruk pada kaki, seringkali karena varises atau dermatitis stasis
    • Dermatitis kontak
    • Memiliki kulit yang sangat kering atau sensitif

 

Gejala

Gejala dermatitis numularis biasanya muncul di daerah lengan, kaki, dan dapat juga menyebar ke badan. Gejala-gejalanya meliputi:

  • Ruam berbentuk seperti koin dengan batas yang tegas, dengan diameter bervariasi antara 2 hingga 10 cm
  • Ruam dapat berwarna coklat, merah muda, atau merah. Pada kulit yang gelap, ruam dapat berwarna abu-abu, ungu, atau coklat tua
  • Ruam memiliki permukaan yang lebih tinggi dibandingkan kulit sekitar
  • Rasa gatal dan terbakar pada ruam
  • Ruam dapat tampak mengeluarkan cairan dan akhirnya menjadi kering, seperti koreng
  • Kulit menjadi merah dan bersisik di sekitar area yang terkena

 

Diagnosis

Wawancara

Dalam mendiagnosis dermatitis numularis, dokter akan mulai dengan melakukan wawancara dengan Anda. Dokter akan menanyakan bagaimana gejala yang Anda alami, seperti kapan pertama kali ruam muncul, di mana saja lokasi munculnya ruam, apakah disertai rasa gatal, serta menanyakan riwayat alergi, riwayat penyakit lain yang mungkin diderita, dan riwayat pengobatan yang mungkin sudah dilakukan.

 

Pemeriksaan Fisik

Dokter kemudian akan melakukan pemeriksaan fisik dengan melihat langsung kondisi kulit Anda dengan bantun kaca pembesar dan lampu senter. Diagnosis dermatitis numularis biasanya dapat ditegakkan berdasarkan hasil wawancara dan pemeriksaan fisik.

 

Pemeriksaan Penunjang

Pada kasus tertentu, dokter dapat melakukan beberapa pemeriksaan penunjang, seperti:

1. Tes kerokan kulit 

Dokter akan secara pelan menggores kulit Anda untuk mengambil sampel kulit dan kemudian diperiksa di bawah mikroskop untuk menyingkirkan kemungkinan penyakit kulit lainnya.

2. Tes alergi 

Jika dokter mencurigai ruam disebabkan oleh reaksi alergi, maka dapat dilakukan pemeriksaan alergi dengan menggunakan semacam plester yang ditempel di kulit. Plester tersebut berisi beberapa kandungan zat yang mungkin memicu timbulnya reaksi alergi. Setelah beberapa hari, plester akan dilepas dan dokter akan menilai apakah terdapat reaksi alergi pada kulit yang telah ditempeli plester tersebut.

 

Tata Laksana

Terapi bertujuan untuk membersihkan kulit dan mengurangi rasa tidak nyaman yang dirasakan pasien. Penyakit ini bisa kambuh dan muncul kembali di kemudian hari. Terdapat berbagai pilihan terapi untuk mengurangi gejala, seperti:

  • Salep kortikosteroid yang dioleskan, untuk membantu mengurangi peradangan di daerah kulit yang terkena
  • Obat antihistamin untuk membantu mengurangi rasa gatal dan pada ada juga obat yang memiliki efek sedatif (membuat kantuk), sehingga bisa membantu agar pasien dapat tertidur
  • Krim pelembab atau petroleum jelly dapat mengurangi kekambuhan, melembapkan kulit agar kulit tidak kering, dan mengurangi kebutuhan akan penggunaan steroid
  • Obat antibiotik dapat diresepkan dokter jika penderita mengalami luka atau infeksi bakteri pada ruam kulitnya
  • Fototerapi dengan sinar UV bisa menjadi pilihan terapi bila ruam kulit sangat luas di tubuh

 

Komplikasi

Komplikasi dari dermatitis numularis yang paling sering terjadi adalah infeksi pada ruam akibat garukan. Jika Anda sering menggaruk bagian kulit yang gatal, dapat timbul luka dan membuat kulit menjadi berisiko terpapar bakteri dari tangan dan kuku Anda. Tindakan ini dapat menyebabkan timbulnya infeksi pada kulit. Kulit yang terinfeksi mungkin tampak sebagai area dengan lapisan koreng berwarna kuning atau keemasan, tampak garis-garis merah atau coklat yang menjauh dari luka, atau bercak yang bengkak dan mengeluarkan nanah. Infeksi paling sering disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus.

 

Pencegahan

Beberapa langkah yang dapat Anda lakukan untuk mencegah kekambuhan dermatitis numularis, antara lain:

  • Oleskan pelembab pada kulit setiap hari sepanjang tahun
  • Hindari mandi terlalu lama (tidak lebih dari 20 menit) dan jangan menggunakan air panas (lebih disarankan menggunakan air hangat)
  • Gunakan produk perawatan kulit yang ringan, bebas pewangi, dan bahan hipoalergenik (tidak memicu reaksi alergi)
  • Nyalakan alat pelembab udara saat udara dalam ruangan terasa kering
  • Lindungi kulit Anda dari cedera, seperti goresan, garukan, luka, atau luka bakar
  • Mengurangi stres
  • Hindari panas yang berlebih, karena berkeringat dapat mengiritasi kulit yang sensitif
  • Gunakan pakaian longgar yang terbuat dari kain yang lembut dan menyerap keringat

 

Kapan Harus ke Dokter?

Gejala pada dermatitis numularis terkadang dapat menyerupai penyakit kulit lainnya. Maka dari itu, disarankan untuk konsultasi dengan dokter agar mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat jika Anda mengalami gejala-gejala dermatitis numularis.

 

 

Mau tahu informasi seputar penyakit kulit dan rambut lainnya? Yuk, baca lebih banyak artikelnya di sini!

 

 

Writer : dr Dedi Yanto Husada
Editor :
  • dr Hanifa Rahma
Last Updated : Selasa, 22 Maret 2022 | 11:54

Discoid Eczema. (2019). Retrieved 15 Maret 2022, from https://www.nhs.uk/conditions/discoid-eczema/

Migala, J. What is Nummular Eczema? Symptoms, Causes, Diagnosis, Treatment, and Prevention. (2021). Retrieved 15 Maret 2022, from https://www.everydayhealth.com/eczema/nummular-eczema.aspx

Pathak, N. What is Nummular Eczema?. (2021). Retrieved 15 Maret 2022, from https://www.webmd.com/skin-problems-and-treatments/eczema/nummular-eczema-overview

Robinson, CA., et al. Nummular Dermatitis. (2022). Retrieved 15 Maret 2022, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK565878/

Ruenger, TM. Nummular Dermatitis. (2021). Retrieved 15 Maret 2022, from https://www.msdmanuals.com/professional/dermatologic-disorders/dermatitis/nummular-dermatitis

Sherrel, Z. What to Know About Nummular Eczema. (2021). Retrieved 15 Maret 2022, from https://www.medicalnewstoday.com/articles/nummular-eczema

Ludmann, P. Eczema Type: Nummular Eczema Overview. (2021). Retrieved 15 Maret 2022, from https://www.aad.org/public/diseases/eczema/types/nummular-dermatitis

Gabbey, AE. Nummular Eczema. (2021). Retrieved 15 Maret  2022, from https://www.healthline.com/health/skin/nummular-eczema