Erisipelas

Erisipelas
https://www.msdmanuals.com/

Bagikan :


Definisi

Erisipelas merupakan suatu infeksi pada lapisan kulit bagian atas (lapisan dermis atas) dan pembuluh limfe (pembuluh getah bening) di dalam kulit. Kondisi ini disebabkan oleh infeksi bakteri, yang biasanya diawali dengan adanya bagian kulit yang terbuka sehingga bakteri dapat masuk ke dalam lapisan kulit. Infeksi erisipelas biasanya mempengaruhi area wajah dan kaki, tetapi pada dasarnya dapat terjadi di mana saja pada kulit. Erisipelas pada wajah akan menyebabkan timbulnya ruam berwarna merah terang dan lembut di kulit wajah. Erisipelas kadang-kadang disebut juga sebagai “St. Anthony’s Fire” karena munculnya ruam yang tampak seperti berapi-api. Erisipelas juga dapat menyebabkan pembengkakan dan penyumbatan pada pembuluh limfe di lapisan kulit atas. Jika tidak diobati dengan tepat, erisipelas berpotensi menimbulkan masalah yang serius, tetapi biasanya erisipelas dapat diobati dengan antibiotik.

Selain erisipelas, dikenal juga infeksi pada kulit yang disebut dengan selulitis. Hal yang dapat membedakan keduanya adalah jika selulitis infeksi terjadi pada lapisan kulit yang lebih dalam (lapisan dermis dalam) dan juga mengenai lapisan lemak tepat di bawah kulit (jaringan subkutan). Oleh sebab itu, terkadang erisipelas lebih cenderung membentuk bintil berisi cairan yang bening, sedangkan selulitis lebih cenderung membentuk abses (kantong berisi nanah) dan mengeluarkan nanah. Selulitis juga biasanya lebih lambat perkembangannya dibandingkan erisipelas. Pada selulitis, kulit yang terkena tidak tampak terlalu merah dan jarang memiliki batas yang jelas, sedangkan pada erisipelas, ruam akan tampak merah terang dengan tepi batas yang tegas.

 

Penyebab

Erisipelas paling sering disebabkan oleh infeksi bakteri Streptococcus beta-hemolitikus Grup A (Streptococcus pyogenes), yang juga dapat menyebabkan faringitis (radang tenggorokan). Area wajah dan tangan paling sering terkena karena penderita radang tenggorokan seringkali batuk dan menyebarkan bakteri ke kulit. Selain itu, pada beberapa kasus erisipelas juga dapat disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus, Methicillin Resistant-strain Staphylococcus aureus (MRSA), Streptococcus pneumoniae, Klebsiella pneumoniae, Yersinia enterocolitica, Escherichia coli, Staphylococcus warneri, dan Haemophilus influenzae.

Erisipelas umumnya terjadi ketika bakteri masuk melalui suatu luka atau bagian kulit yang terbuka, yang kemudian akan dengan cepat berkembang biak dan menyebar melalui pembuluh getah bening kecil tepat di bawah permukaan kulit. Dalam upaya untuk melawan bakteri, sistem kekebalan tubuh akan melakukan mekanisme pertahanan melalui reaksi radang, sehingga menyebabkan pembuluh darah di sekitarnya melebar dan jaringan di sekitarnya juga ikut membengkak.

 

Faktor Risiko

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko Anda mengalami erisipelas, antara lain:

  • Mempunyai cedera pada kulit (permukaan kulit yang terbuka), seperti luka pada kulit, gigitan serangga atau binatang, luka dari operasi.
  • Memiliki gangguan kulit tertentu, seperti dermatitis (radang pada kulit), impetigo (infeksi pada kulit), infeksi jamur pada kulit
  • Mempunyai gangguan fungsi pembuluh getah bening
  • Kegemukan (obesitas)
  • Riwayat konsumsi alkohol berlebihan
  • Penyakit diabetes (kencing manis) yang tidak terkontrol dengan baik
  • Gangguan aliran pembuluh darah
  • Sistem kekebalan tubuh yang melemah, yang disebabkan oleh penggunaan obat-obatan tertentu (seperti kemoterapi) ataupun akibat penyakit tertentu (HIV/AIDS)
  • Orang lanjut usia (>60 tahun) lebih sering terkena erisipelas, meskipun erisipelas dapat terjadi pada usia berapa saja
  • Sedang hamil
  • Memiliki riwayat erisipelas sebelumnya
  • Memiliki riwayat pengobatan radioterapi (terapi penyinaran)

 

Gejala

Gejala erisipelas biasanya didahului oleh beberapa gejala mulai dari 4 hingga 48 jam sebelum timbulnya ruam di kulit, seperti:

  • Demam
  • Badan menggigil
  • Kelelahan
  • Tidak nafsu makan
  • Muntah
  • Sakit kepala

Setelah itu, dapat timbul gejala di kulit, paling sering di daerah kaki, wajah, dan lengan, berupa ruam yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  • Tampak bengkak dan mengkilat
  • Berwarna merah terang
  • Terasa hangat dan lembut saat disentuh
  • Terdapat bintil berisi cairan pada kasus yang parah
  • Memiliki batas tepi yang tegas antara permukaan kulit yang terkena dan kulit yang tidak terpengaruh
  • Permukaan kulit yang terkena tampak lebih tinggi dibandingkan kulit sekitar
  • Garis-garis merah di atas kulit yang terkena
  • Ruam dapat berubah menjadi ungu atau hitam dalam kasus yang parah

 

Diagnosis

Dalam mendiagnosis erisipelas, dokter akan mulai dengan melakukan wawancara dengan Anda. Dokter akan menanyakan gejala-gejala yang Anda alami, seperti bagaimana bentuk ruam yang timbul, sudah berapa lama ruam muncul, di mana saja lokasi ruam timbul, serta gejala-gejala lain yang mungkin mendahului sebelum ruam muncul. Dokter juga akan menanyakan riwayat kesehatan Anda secara menyeluruh dan juga mengidentifikasi faktor-faktor risiko yang mungkin berperan terhadap timbulnya erisipelas. Kemudian, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dengan melihat secara langsung ruam dan kulit Anda. Secara umum, dokter dapat mendiagnosis erisipelas berdasarkan hasil wawancara dan tampilan dari kulit yang terkena, karena erisipelas cenderung mempunyai ciri-ciri yang khas. Pemeriksaan penunjang lebih lanjut biasanya tidak diperlukan dan jarang dilakukan. Akan tetapi, pada kasus tertentu dokter dapat melakukan pemeriksaan darah jika ditemui tanda-tanda infeksi bakteri dalam darah.

Tes darah ini juga dapat membantu untuk mengungkapkan:

  • Peningkatan kadar sel darah putih, yang dapat disebabkan oleh kerusakan jaringan dan infeksi bakteri
  • Peningkatan kadar protein c-reaktif (C-Reactive Protein/CRP), yang diproduksi oleh hati dalam jumlah yang meningkat ketika terjadi peradangan
  • Kultur darah positif menunjukkan adanya infeksi bakteri

Dalam beberapa kasus dengan infeksi yang dalam, Magnetic Resonance Imaging (MRI) atau Computed Tomography (CT) scan diperlukan untuk menilai sejauh mana infeksi telah menyebar.

 

Tata Laksana

Tatalaksana utama erisipelas adalah dengan mengggunakan obat antibiotik yang diminum. Jika kondisinya parah, dokter mungkin merekomendasikan penggunaan antibiotik intravena (disuntikkan melalui pembuluh darah). Golongan antibiotik yang biasanya digunakan untuk mengobati erisipelas meliputi:

  • Penisilin dalam bentuk tablet yang dimakan
  • Penisilin yang disuntikkan melalui pembuluh darah
  • Vankomisin untuk erisipelas pada daerah wajah yang disebabkan oleh bakteri MRSA
  • Alternatif untuk Penisilin adalah dengan menggunakan Eritromisin (untuk orang yang alergi terhadap Penisilin)

Jika Anda memiliki episode infeksi yang berulang, dokter akan memberi Anda antibiotik jangka panjang untuk mencegah infeksi di masa depan. Obat anti alergi, mineral, dan vitamin terkadang ditambahkan ke antibiotik untuk meningkatkan efektivitasnya. Penggunaan antibiotik dalam bentuk tablet biasanya selama 7 hingga 14 hari.

Terdapat juga beberapa cara lain untuk membantu meredakan rasa sakit dan ketidaknyamanan serta mempercepat proses penyembuhan, seperti:

  • Menjaga area yang terinfeksi lebih tinggi dibandingkan permukaan sekitar, dan tetap memastikan adanya gerakan untuk mencegah terjadinya pembekuan darah
  • Kompres dingin yang ditempatkan pada kulit yang terkena
  • Lotion untuk mengurangi kulit menjadi kering dan pecah-pecah
  • Obat penghilang rasa sakit, seperti Ibuprofen
  • Menggunakan stoking kompresi setelah infeksi sembuh

 

Komplikasi

Komplikasi jarang terjadi pada orang yang terinfeksi erisipelas. Namun, terkadang komplikasi bisa saja terjadi. Misalnya, jika bakteri masuk ke dalam aliran darah, maka bakteri bisa menyebar ke katup jantung, tulang, dan persendian. Akibatnya, kondisi yang disebut dengan bakteremia akan terjadi. Komplikasi lain yang mungkin terjadi termasuk:

  • Pembengkakan kaki
  • Syok septik, yaitu infeksi luas yang menyebabkan kegagalan organ dan tekanan darah yang sangat rendah
  • Infeksi pada katup jantung
  • Glomerulonefritis pasca-streptokokus (suatu kondisi ginjal yang mempengaruhi anak-anak)
  • Gangren, yaitu kondisi matinya suatu jaringan tubuh akibat tidak mendapat pasokan darah yang cukup
  • Tromboflebitis, yaitu radang pada pembuluh darah
  • Episode infeksi yang berulang

 

Pencegahan

Terdapat beberapa cara untuk mencegah erisipelas. Hal ini termasuk menjaga kesehatan kulit Anda dengan menjaga kelembapannya. Selain itu, Anda harus menghindari kulit yang kering, luka, dan goresan untuk mengurangi risiko terjadinya infeksi pada kulit. Untuk mencegah terulangnya infeksi, antibiotik jangka panjang seperti Penisilin mungkin direkomendasikan. Beberapa langkah-langkah yang Anda dapat ikuti untuk menghindari tertular infeksi bakteri, antara lain:

  • Sering-seringlah mencuci tangan.
  • Gunakan pembersih berbasis alkohol.
  • Melembabkan kulit Anda untuk mencegah kekeringan.
  • Konsumsi antibiotik sesuai resep dokter.
  • Hindari menggaruk kulit Anda.

 

Kapan Harus ke Dokter?

Konsultasikan diri Anda ke dokter jika memiliki masalah pada kulit atau memiliki gejala-gejala yang mengarah ke erisipelas. Perawatan dini dapat mencegah memburuknya kondisi Anda dan membantu meringankan ketidaknyamanan yang Anda alami.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? cek di sini, ya!

 

Writer : dr Dedi Yanto Husada
Editor :
  • dr Ayu Munawaroh, MKK
Last Updated : Selasa, 30 April 2024 | 04:10

Brannon, Heather L. What is Erysipelas (St. Anthony’s Fire)?. (2020). Accessed March 16, 2022, from https://www.verywellhealth.com/erysipelas-st-anthonys-fire-1068816 

Fathi, Ramin. Erysipelas. (2020). Accessed March 16, 2022, from https://medlineplus.gov/ency/article/000618.htm 

Gomez, Jannet. Erysipelas. (2016). Accessed March 16, 2022, from https://dermnetnz.org/topics/erysipelas 

Michael, Youstina, et al. Erysipelas. (2021).Accessed March 16, 2022, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532247/ 

Rehmus, Wingfield E. Erysipelas. (2021). Accessed March 16, 2022, from https://www.msdmanuals.com/professional/dermatologic-disorders/bacterial-skin-infections/erysipelas 

Sachdev, Poonam. What is Erysipelas?. (2021).Accessed March 16, 2022, from https://www.webmd.com/skin-problems-and-treatments/what-is-erysipelas 

Seymour, Tom. Everything You Need to Know about Erysipelas. (2017). Accessed March 16, 2022, from https://www.medicalnewstoday.com/articles/317973 

 

Starr, Oliver. Cellulitis and Erysipelas. (2020). Accessed March 16, 2022, from https://patient.info/skin-conditions/skin-rashes/cellulitis-and-erysipelas