Hipertensi Esensial

Hipertensi Esensial
Credit: votejan.com. Ilustrasi dokter sedang melakukan pemeriksaan tekanan darah.

Bagikan :


Definisi

Hipertensi esensial adalah peningkatan tekanan darah yang tidak disebabkan oleh penyakit atau gangguan medis lain. Hipertensi esensial juga disebut sebagai hipertensi primer. Orang awam lebih mengenal hipertensi sebagai penyakit darah tinggi.

Tekanan darah adalah kekuatan darah terhadap dinding arteri saat jantung memompa darah ke seluruh tubuh. Hipertensi terjadi ketika kekuatan darah lebih kuat dari yang seharusnya. Sebagian besar kasus tekanan darah tinggi termasuk hipertensi esensial.

Jenis hipertensi lainnya adalah hipertensi sekunder, yaitu tekanan darah tinggi yang penyebabnya diketahui, seperti penyakit ginjal.

 

Penyebab

Pola hidup tidak sehat dan keadaan tertentu berperan pada timbulnya hipertensi esensial, seperti:

  • Berusia 65 tahun ke atas
  • Diet tinggi garam
  • Konsumsi kopi berlebih
  • Riwayat keluarga mengalami darah tinggi
  • Kegemukan
  • Konsumsi alkohol berlebihan
  • Gaya hidup sedenter atau jarang melakukan aktivitas fisik
  • Memiliki masalah tidur, seperti insomnia

 

Faktor Risiko

Faktor-faktor berikut meningkatkan risiko hipertensi esensial, yaitu:

  • Genetik atau keturunan
  • Diet tinggi garam
  • Stres
  • Kurang aktivitas fisik
  • Kelebihan berat badan

 

Gejala

Sebagian besar orang dengan hipertensi esensial tidak mengalami gejala pada awalnya. Darah tinggi biasanya ditemukan saat pemeriksaan medis rutin. Hipertensi esensial dapat dimulai pada usia berapa pun. Namun, paling sering terjadi pertama kali pada usia paruh baya.

 

Diagnosis

Pemeriksaan tekanan darah adalah cara terbaik untuk menyaring kondisi darah tinggi. Sangat penting untuk memahami bagaimana mengukur tekanan darah dan membaca hasilnya. 

Pembacaan tekanan darah memiliki dua angka. Angka pertama adalah tekanan sistolik yang mengukur kekuatan darah terhadap dinding pembuluh arteri saat jantung memompa darah ke seluruh tubuh. Sedangkan, angka kedua mengukur tekanan diastolik, yaitu kekuatan darah terhadap dinding arteri saat otot jantung berelaksasi dan menerima darah dari seluruh tubuh. 

Tekanan darah dapat bervariasi naik atau turun sepanjang hari. Tekanan darah berubah setelah berolahraga, saat istirahat, saat menahan nyeri, dan bahkan saat stres atau marah. Tekanan darah tinggi yang terjadi sesekali tidak selalu berarti Anda menderita hipertensi. Diagnosis hipertensi ditegakkan jika tekanan darah meningkat setidaknya pada 2-3 kali pengukuran di waktu yang berbeda.

 

Tekanan darah normal vs. tekanan darah tidak normal

Tekanan darah normal adalah <120/80 millimeter air raksa (mmHg). Sementara hipertensi adalah kondisi ketika tekanan darah >130/80.

Beberapa stadium peningkatan tekanan darah adalah sebagai berikut:

1. Pre-hipertensi

Terjadi ketika tekanan darah lebih tinggi dari normal, namun belum memenuhi kriteria hipertensi. Kriteria prehipertensi adalah:

  • Tekanan sistolik 120-129 mmHg
  • Tekanan diastolik <80 mmHg

2. Hipertensi stadium 1

  • Tekanan sistolik 130-139 mmhg, atau
  • Tekanan diastolik 80-89 mmHg

3. Hipertensi stadium 2

  • Tekanan sistolik ≥140 mmhg, atau
  • Tekanan diastolik ≥90 mmhg

Dokter akan memeriksa tekanan darah menggunakan alat sphygmomanometer atau tensimeter. Jika tekanan darah tinggi, dokter akan menyarankan Anda untuk memeriksa tekanan darah di rumah secara berkala. Dokter akan mengajari cara menggunakan tensimeter jika dokter meminta Anda mengukur tekanan darah di rumah. Anda harus mencatat tekanan darah setiap hari dan dilaporkan ke dokter pada sesi kontrol berikutnya. Tingkat keparahan tekanan darah tinggi ditentukan oleh rata-rata pembacaan tekanan darah yang diambil pada waktu yang berbeda.

Dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik untuk memeriksa tanda-tanda penyakit penyerta lainnya. Pemeriksaan ini termasuk pemeriksaan mata, jantung, paru-paru, dan aliran darah di leher. Pembuluh darah kecil di bagian belakang mata dapat menunjukan kerusakan akibat tekanan darah tinggi. Kerusakan ini dapat menjadi tanda adanya kerusakan serupa di tempat lain.

Dokter juga dapat melakukan tes berikut untuk mendeteksi masalah jantung dan ginjal:

  • Tes kolesterol
  • Ekokardiografi atau USG jantung. Tes ini menggunakan gelombang suara untuk menampilkan gambar jantung
  • Elektrokardiogram atau EKG, berfungsi merekam aktivitas listrik jantung
  • Tes fungsi ginjal dan organ lainnya. Tes ini meliputi tes darah, tes urin, atau USG untuk memeriksa fungsi ginjal dan organ lainnya

 

Tata Laksana

Sampai saat ini, hipertensi belum dapat disembuhkan, namun dapat dikontrol agar angkanya stabil. Beberapa cara mengontrol tekanan darah adalah:

1. Perubahan Gaya Hidup

Jika Anda memiliki tekanan darah tinggi atau hipertensi, dokter akan merekomendasikan perubahan gaya hidup untuk menurunkan tekanan darah. Perubahan gaya hidup yang direkomendasikan adalah:

  • Berolahraga minimal 30 menit sehari
  • Menurunkan berat badan jika mengalami kelebihan berat badan
  • Berhenti merokok
  • Batasi asupan alkohol tidak lebih dari satu gelas sehari jika Anda seorang wanita dan dua gelas sehari jika Anda seorang pria
  • Kurangi tingkat stres
  • Makanlah makanan rendah garam serta tinggi potasium dan serat yang baik untuk kesehatan jantung

Jika Anda memiliki masalah ginjal, jangan menambah asupan kalium tanpa izin dokter. 

2. Obat-obatan

Jika perubahan gaya hidup belum efektif menurunkan tekanan darah, dokter dapat meresepkan satu atau lebih obat antihipertensi. Obat hipertensi yang paling umum adalah:

  • Beta-blocker, seperti metoprolol 
  • Calcium channel blocker, seperti amlodipine
  • Duretik, seperti hydrochlorothiazide/HCTZ
  • Angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor, seperti captopril
  • Angiotensin II receptor blocker (ARB), seperti losartan
  • Penghambat renin, seperti aliskiren

 

Komplikasi

Semakin tinggi tekanan darah, semakin keras jantung harus bekerja. Tekanan darah yang lebih kuat dapat merusak organ, pembuluh darah, dan otot jantung. Hal ini pada akhirnya akan menyebabkan berkurangnya aliran darah ke seluruh tubuh dan dapat mengakibatkan:

  • Krisis Hipertensi
  • Gagal jantung
  • Serangan jantung
  • Aterosklerosis atau pengerasan arteri akibat penumpukan kolesterol (dapat menyebabkan serangan jantung)
  • Stroke
  • Kerusakan mata
  • Kerusakan ginjal
  • Kerusakan saraf
  • Aneurisma otak, atau penonjolan dinding pembuluh darah otak yang melemah. Jika aneurisma pecah, dapat mengancam nyawa
  • Demensia

 

Pencegahan

Strategi komprehensif untuk mengurangi angka kematian dan kesakitan terkait hipertensi harus mencakup strategi pencegahan, deteksi dini, dan pengobatan yang tepat. Upaya yang lebih serius diperlukan untuk menurunkan tekanan darah pada kelompok populasi berisiko tinggi, seperti orang dengan riwayat keluarga hipertensi, keturunan kulit hitam, obesitas, konsumsi tinggi garam, kurang aktivitas fisik, dan/atau konsumsi alkohol.

Bahkan, sedikit penurunan tekanan darah akan memberikan manfaat kesehatan yang signifikan. Penurunan 2 mmHg pada tekanan darah diastolik diperkirakan menurunkan risiko stroke sebesar 15% dan risiko penyakit jantung koroner sebesar 6%.

Untuk mencegah tekanan darah tinggi memburuk, Anda dapat melakukan langkah-langkah berikut:

  • Patuhi petunjuk pengobatan dari dokter, seperti minum obat dengan dosis yang tepat setiap hari
  • Konsultasi pada dokter apakah obat lain yang sedang Anda konsumsi dapat memengaruhi tekanan darah Anda
  • Rutin periksa tekanan darah dan berkonsultasi dengan dokter mengenai penyesuaian jenis dan dosis obat Anda
  • Konsisten menjalankan pola hidup sehat, seperti berhenti merokok dan diet sehat
  • Menjaga berat badan ideal
  • Peningkatan aktivitas fisik atau olahraga.
  • Konsumsi rendah garam
  • Peningkatan asupan kalium
  • Diet kaya buah-buahan, sayuran, daging rendah lemak, ikan, dan produk susu

 

Kapan harus ke dokter?

Jika Anda memenuhi kriteria tekanan darah tinggi di atas, segera konsultasi ke dokter. Penegakkan diagnosis dan pengobatan yang tepat dapat mencegah perburukan penyakit dan mencegah timbulnya komplikasi.

Writer : dr Aprilia Dwi Iriani
Editor :
  • dr Nadia Opmalina
Last Updated : Kamis, 19 Desember 2024 | 14:32

Marcin J. (2018). Just the essentials of essential hypertension. Retrieved 29 March 2022, from https://www.healthline.com/health/essential-hypertension

 

Alexander MR. (2019). Hypertension. Retrieved 29 March 2022, from https://emedicine.medscape.com/article/241381-overview

 

Primary hypertension (formerly known as essential hypertension). (2021). Retrieved 29 March 2022, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22024-primary-hypertension-formerly-known-as-essential-hypertension#prevention

 

Essential hypertension. (2022). Retrieved 29 March 2022, from https://bestpractice.bmj.com/topics/en-gb/26

 

Iqbal AM, Jamal SF. (2020). Retrieved 29 March 2022, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK539859/