Kolitis

Kolitis

Bagikan :


Definisi

Kolitis atau bisa juga disebut radang usus adalah penyakit peradangan pada lapisan usus besar. Peradangan ini dapat mengganggu sistem pencernaan di usus besar dan biasa disebabkan oleh infeksi, penyakit tertentu yang menyerang fungsi usus, atau reaksi alergi. Usus besar berbentuk seperti tabung berongga yang dipenuhi oleh otot-otot polos. Bagian usus ini berfungsi untuk mengolah makanan dari usus kecil, menyerap air, dan menyaringnya hingga benar-benar menjadi feses. Peradangan yang terjadi pada usus besar dapat menyebabkan pembentukan luka berlubang yang disertai dengan berbagai gejala.

Penyakit kolitis termasuk penyakit umum pada sistem pencernaan. Semua kelompok usia bisa mengalami penyakit ini, meskipun umumnya terjadi pada orang dewasa dibandingkan anak-anak.

 

Penyebab

Kolitis dapat disebabkan oleh beberapa kondisi seperti :

  • Infeksi. Infeksi dapat disebabkan oleh virus, bakteri atau parasit.
    • Sebagian besar kasus peradangan disebabkan oleh bakteri yang mencemari makanan sehingga dapat masuk ke dalam saluran pencernaan. Bakteri yang biasanya menyebabkan radang usus yaitu bakteri jenis Campylobacter, Shigella, E.coli, Yersinia dan Salmonella.
    • Virus Cytomegalovirus juga bisa menyebabkan radang usus, tapi kondisi ini biasanya hanya dialami oleh orang-orang dengan sistem imun yang lemah.
    • Giardia merupakan salah satu parasit penyebab radang usus. Parasit ini masuk ke dalam tubuh melalui air yang tercemar.
  • Kolitis dapat juga disebabkan karena iskemik yaitu kondisi ketika suatu jaringan tubuh mengalami kerusakan sel akibat tidak ada atau kurangnya aliran darah ke jaringan tersebut. Dalam kondisi ini, radang dan luka dapat muncul akibat gangguan aliran darah ke bagian usus sehingga usus tidak mendapatkan cukup asupan nutrisi. Lama-kelamaan, jaringan usus dapat rusak sehingga menyebabkan luka dan peradangan.
  • Penyakit inflammatory bowel disease (IBD) juga dapat membuat penderitanya mengalami kolitis. Penyakit sistem pencernaan ini biasanya berkaitan dengan gangguan autoimun. Radang terjadi karena sistem kekebalan tubuh menyerang bagian usus yang sehat dan akhirnya dapat mengakibatkan peradangan usus. 
  • Penyebab lain dari peradangan usus yaitu alergi. Peradangan usus dapat disebabkan oleh konsumsi makanan yang dapat memicu reaksi alergi. Akan tetapi, kondisi ini biasanya dialami oleh bayi di bawah satu tahun dengan makanan seperti susu sapi atau susu kacang kedelai.

Kolitis mikroskopis jarang terjadi dan biasanya menyerang wanita lanjut usia. Penyakit ini diduga disebabkan oleh faktor genetik (bawaan), tapi penyebab pastinya belum diketahui. Kolitis mikroskopis membuat penderitanya mengalami diare yang berkepanjangan.

Faktor Risiko

Beberapa faktor risiko yang dapat membuat seseorang menjadi lebih rentan mengalami kolitis yaitu :

  • Genetik (bawaan). Seseorang berisiko tinggi terkena kolitis bila ada anggota keluarganya yang memiliki penyakit serupa. Kemungkinan besar hal ini disebabkan oleh mutasi genetik yang bermasalah sehingga memengaruhi respon kekebalan tubuh dalam usus besar.
  • Mikrobioma di usus. Faktor risiko lainnya yaitu mikrobioma di usus seperti bakteri, jamur dan virus yang dalam jumlah seimbang semestinya tidak akan menimbulkan gangguan pada sistem pencernaan, namun perubahan mikrobioma pada usus bisa memicu respon kekebalan tubuh yang menyebabkan peradangan secara tidak normal. Pada beberapa kasus, perubahan ini bisa disebabkan oleh penggunaan antibiotik yang tidak tepat.
  • Lingkungan. Berbagai hal dari lingkungan sekitar juga bisa meningkatkan faktor risiko seseorang rentan terkena radang usus seperti kurangnya mengonsumsi makanan sehat, kebiasaan merokok, sering terpapar polusi dan kurang menjaga kebersihan.

 

Gejala

Beberapa gejala yang dapat muncul ketika mengalami kolitis yaitu :

  • Sakit perut, dimana peradangan membuat lapisan dalam otot usus lebih sering mengalami kontraksi. Hal ini yang memicu timbulnya rasa sakit diperut atau kram yang sifatnya hilang timbul.
  • Rasa sakit biasanya terjadi pada bagian bawah perut.
  • Buang air terus-menerus dengan feses encer. Diare disebabkan adanya masalah pada pergerakan usus. Biasanya kondisi ini diikuti rasa nyeri, baik itu sebelum, selama atau sesudah diare.
  • Demam.
  • Menggigil.
  • Tubuh lemah dan dehidrasi.
  • Penyakit ini juga bisa menimbulkan masalah di luar sistem pencernaan, seperti pembengkakan sendi atau peradangan pada mata, mulut dan kulit.

 

Diagnosis      

Diagnosis kolitis dapat ditegakkan dengan wawancara mendalam (anamnesis) mengenai gejala yang dialami pasien, riwayat penyakit pasien dan keluarganya. Pemeriksaan fisik juga perlu dilakukan untuk memastikan kondisi pasien. Dalam mendiagnosis kolitis, dokter juga akan melakukan beberapa pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan sampel tinja/feses dimana mengindikasikan kolitis apabila jumlah sel darah putih pada tinja melebihi nilai normal. Pemeriksaan tinja juga dapat menentukan penyebab lain selain kolitis. Kolonoskopi digunakan untuk melihat bagian dalam usus besar. Dokter juga akan melakukan beberapa pemeriksaan seperti tes darah untuk melihat adanya anemia (kekurangan darah), serta pemindaian dengan foto rontgen, CT scan dan MRI.

 

Tata laksana

Terapi kolitis bertujuan untuk meredakan dan mencegah kekambuhan gejala. Terapinya meliputi penggunaan obat-obatan seperti obat anti-radang (sulsasalazine dan kortikosteroid), obat imunosupresan/penekan imun (azathioprine dan siklosporin), obat pereda nyeri seperti paracetamol, obat penghambat TNF (seperti infliximab), dan obat antidiare seperti loperamide, serta sumplemen zat besi. Operasi dapat menjadi pilihan terakhir jika metode pengobatan lain tidak mampu meredakan gejala. Tujuan operasi adalah untuk mengangkat sebagian atau seluruh usus besar secara permanen. Dokter akan membuat lubang permanen di perut (stoma) untuk mengeluarkan tinja ke kantong kecil di luar tubuh. Prosedur ini disebut kolostomi.

 

Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi akibat radang usus seperti:

  • Perforasi usus. Perforasi usus menandakan peradangan jangka panjang yang melemahkan dinding usus sehingga akhirnya membentuk lubang. Adanya lubang pada usus dapat memicu sejumlah besar bakteri untuk berkembang dan akhirnya menimbulkan infeksi.
  • Kolitis fulminan yaitu komplikasi dari kolitis yang menyebabkan masalah pada ketebalan dinding usus. Kondisi ini membuat kontraksi normal usus menjadi terhenti sementara sehingga usus besar kehilangan massa otot. Gas yang dihasilkan akan terperangkap pada bagian usus yang lumpuh.
  • Toxic megacolon. Toxic megacolon yaitu kondisi perbesaran usus besar, sehingga membuat usus kehilangan kemampuan untuk berkontraksi dengan baik. Pada kondisi toxic megacolon, jika tidak segera diobati usus berisiko pecah.
  • Kanker usus.  Peradangan yang tidak segera diobati dalam jangka panjang dapat membuat sel-sel disekitar usus menjadi tidak normal dan berkembang menjadi jaringan kanker yang menyebabkan kanker usus.

 

Pencegahan

Belum ada pencegahan khusus dari kolitis, namun pencegahan dapat dilakukan dengan cara memperhatikan faktor risiko dari kolitis.

  • Lakukan pemeriksaan rutin apabila Anda memiliki riwayat kolitis di keluarga.
  • Hindari penggunaan obat-obatan tanpa petunjuk dokter, apabila Anda sedang mengonsumsi obat antibiotik ikuti saran dosis yang dokter Anda berikan.
  • Konsumsi makanan sehat yang tinggi antioksidan seperti sayur dan buah-buahan, jangan merokok, dan jaga kebersihan diri.
  • Makan beberapa kali sehari dalam porsi kecil, daripada makan 1-2 kali sehari dalam porsi besar.
  • Mengelola stress dengan melakukan teknik relaksasi dan latihan pernapasan.

 

Kapan harus ke dokter ?

Disarankan untuk segera ke dokter apabila mengalami gejala diare yang terus berlanjut selama lebih dari dua hingga tiga minggu. Begitu juga apabila Anda mengalami gejala kolitis atau radang usus yang lain seperti nyeri perut yang hilang timbul dan utamanya terasa di perut bawah, demam, menggigil, BAB berdarah, tubuh lemah dan dehidrasi (kekurangan cairan), disarankan untuk segera ke dokter.

Writer : dr Vega Audina
Editor :
  • dr Nadia Opmalina
Last Updated : Senin, 20 Mei 2024 | 05:14

National Health Service (2019). Health A to Z. Ulcerative Colitis. 
Mayo Clinic (2021). Diseases & Conditions. Ulcerative Colitis. 

Warner, J. EverydayHealth (2017). What to Know about Colorectal Cancer Screening if You Have Ulcerative Colitis.