Definisi
Bola mata dan kelopak mata dilapisi oleh lapisan jernih yang disebut konjungtiva. Konjungtiva berfungsi untuk melindungi bola mata dari kuman dan berperan dalam pergerakan bola mata. Konjungtivitis merupakan kondisi peradangan pada lapisan konjungtiva tersebut. Peradangan ini dapat dipicu oleh banyak hal, mulai dari infeksi, mata kering, dan alergi. Anak lebih sering mengalami konjungtivitis dibandingkan orang dewasa.
Konjungtivitis dapat menular melalui kontak langsung (kontak dengan cairan mata orang lain yang sedang mengalami konjungtivitis) maupun tidak langsung (kontak dengan tisu, kain, handuk yang digunakan oleh orang yang sedang mengidap konjungtivitis).
Konjungtivitis merupakan penyakit mata paling umum di seluruh dunia. Data di Indonesia berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2009, konjungtivitis dan gangguan konjungtiva lain masuk 10 besar penyakit rawat jalan terbanyak di tahun 2009. Data penyebaran konjungtivitis sangat beragam tergantung pada umur, jenis kelamin, dan waktu, data dari layanan kesehatan di Amerika didapatkan bahwa penderita konjungtivitis umumnya adalah anak dibawah umur 7 tahun dengan insidensi tertinggi pada umur 0 hingga 4 tahun, dan pada wanita umur 22 tahun dan laki-laki umur 28 tahun.
Penyebab
Konjungtivitis dapat disebabkan oleh berbagai hal, antara lain:
- Virus, termasuk virus yang menyebabkan flu (80% kasus konjungtivitis disebabkan oleh virus)
- Bakteri
- Iritan, seperti sampo, debu, asap, dan zat klorin pada kolam renang
- Reaksi alergi terhadap serbuk sari, debu, asap, dan lensa kontak
- Jamur, amuba, parasit
Faktor Risiko
Tidak mencuci tangan dan sering menyentuh mata, menggunakan tisu atau handuk yang sebelumnya digunakan oleh orang yang sedang mengalami konjungtivitis, dan tidak membersihkan lensa kontak dengan baik dapat meningkatkan risiko mengidap konjungtivitis. Mata kering juga dapat meningkatkan risiko terpapar konjungtivitis karena berkurangnya lapisan air mata yang berfungsi untuk melindungi bola mata dari iritan dan kuman.
Gejala
Konjungtivitis dapat menyebabkan beberapa gejala berikut:
- Mata merah
- Kelopak mata lengket terutama pada pagi hari (jika disebabkan oleh bakteri)
- Sensasi benda asing pada mata
- Nyeri pada mata
- Gatal pada mata
- Mata berair terus menerus
- Kotoran mata dengan warna yang bervariasi, mulai dari bening hingga kuning kehijauan yang menempel pada bulu mata
- Terdapat orang sekitar yang mengalami gejala yang sama
- Riwayat batuk dan pilek beberapa hari sebelumnya
Pada konjungtivitis umumnya penglihatan tidak terganggu (tidak ada mata buram) atau sedikit terganggu karena banyaknya kotoran mata. Jika Anda mengalami mata merah disertai dengan pandangan kabur dan nyeri, segera periksakan diri Anda ke dokter.
Diagnosis
Dokter Anda akan menanyakan mengenai gejala yang Anda alami, riwayat alergi, riwayat selesma beberapa waktu terakhir, memastikan adanya penurunan penglihatan atau tidak, dan jika diperlukan, akan mengambil swab cairan mata Anda untuk menentukan jenis kuman, baik itu bakteri, virus, parasit, maupun jamur, yang menjadi penyebab kondisi Anda saat ini. Penentuan jenis kuman ini penting karena akan mempengaruhi jenis pengobatan yang diberikan.
Tata Laksana
Alergi
Jika Anda mengalami konjungtivitis alergi, Dokter Anda akan memberikan obat tetes mata untuk mengurangi reaksi alergi tersebut. Anda dapat mengompres mata Anda dengan kompres dingin untuk meredakan gejala yang timbul akibat konjungtivitis alergi. Anda perlu menghindari benda atau senyawa iritan yang mencetuskan alergi tersebut. Jangan melanjutkan pengobatan tanpa resep dokter.
Virus
Virus merupakan kuman yang paling sering menyebabkan konjungtivitis. Namun, umumnya konjungtivitis yang disebabkan oleh virus tidak menimbulkan gejala yang berat dan dapat mereda tanpa obat-obatan dalam 7 hingga 14 hari. Antibiotik tidak diperlukan pada kondisi ini. Konjungtivitis virus umumnya sangat mudah menular, sehingga Anda perlu memastikan kebersihan personal dan orang terdekat Anda agar tidak tertular. Segera buang tisu yang Anda gunakan untuk membersihkan lendir pada mata agar tidak mencemari lingkungan orang lain dan jangan menggunakan handuk yang sama dengan orang lain agar tidak memperluas penyebaran konjungtivitis.
Bakteri
Jika Anda mengalami konjungtivitis bakteri, maka dokter Anda akan meresepkan antibiotik untuk menghentikan infeksi. Pada beberapa kasus konjungtivitis ringan, kondisi ini dapat membaik dalam jangka waktu 2 hari hingga 2 minggu tanpa pengobatan dan komplikasi lebih lanjut. Komunikasikan mengenai terapi ini dengan dokter Anda.
Perawatan Diri di Rumah
Jika Anda mengalami konjungtivitis, lakukan beberapa langkah berikut:
- Kompres hangat pada mata jika terasa gatal dan nyeri
- Selalu mencuci tangan sebelum menyentuh wajah dan mata
- Dengan tangan dan kain atau tisu yang bersih, bersihkan lendir yang ada pada mata Anda beberapa kali dalam satu hari. Setelah digunakan, cuci atau buang handuk atau tisu yang Anda gunakan
- Bersihkan sarung bantal, kain, handuk yang terpapar dengan cairan mata dengan air hangat dan detergen
- Jangan menggunakan obat tetes mata yang sama pada mata yang tidak sakit
- Jangan terlalu menyentuh atau mengucek mata karena dapat memperparah kondisi konjungtivitis
- Hentikan penggunaan lensa kontak untuk sementara waktu hingga dokter Anda memperbolehkan melanjutkannya
- Bersihkan kacamata Anda secara berkala
Komplikasi
Konjungtivitis jarang menyebabkan komplikasi yang berat, terutama setelah mengonsumsi antibiotik untuk konjungtivitis bakteri. Beberapa tipe konjungtivitis yang disebabkan oleh kuman tertentu dapat menyebabkan komplikasi jangka panjang, antara lain jika disebabkan oleh N. gonorrhea, Chlamydia sp., dan Herpes Zoster Virus. Kuman tersebut dapat menyebabkan perlukaan pada kornea Anda sehingga dapat mengganggu penglihatan.
Konjungtivitis alergi umumnya tidak menimbulkan komplikasi namun dapat menggaggu aktivitas sehari-hari karena dapat sering kambuh jika terjadi paparan allergen terus menerus. Jika ini terjadi dalam jangka waktu lama, maka gangguan penglihatan jangka panjang dapat terjadi.
Pencegahan
Konjungtivitis dapat menyebar melalui kontak personal dekat, seperti menyentuh, bersalaman, menyentuh permukaan benda dengan kuman, kemudian menyentuh mata. Oleh karena itu, kebersihan diri yang baik dapat mencegah Anda dari konjungtivits. Langkah pencegahan yang dapat Anda lakukan antara lain:
- Ganti sarung bantal Anda secara berkala
- Jaga kebersihan lensa kontak
- Rajin mencuci tangan dengan 5 langkah WHO, terutama setelah beraktivitas atau setelah berkontak dengan orang yang mengalami konjungtivitis
- Jangan menggunakan handuk, tisu, atau alat make up bekas orang lain
- Jangan sering menyentuh mata, terutama jika belum mencuci tangan sebelumnya
Kapan Harus ke Dokter?
Jika Anda mengalami gejala mata merah disertai nyeri berat pada mata, demam menggigil, lenting-lenting di sekitar mata, pandangan kabur yang tidak membaik dengan air mengalir, kotoran mata sangat kental, berwarna putih atau kehijauan yang mengalir terus menerus; terjadi pada bayi Anda yang berusia <24 jam; gejala tidak membaik dalam 1 minggu atau 24 jam setelah menggunakan antibiotik, dan/atau Anda memiliki penyakit seperti infeksi HIV, dalam pengobatan kanker, dan diabetes, segera periksakan diri Anda ke fasilitas kesehatan terdekat.
Yuk, baca lebih banyak artikel seputar penyakit pada mata di sini!
- dr Anita Larasati Priyono
- dr Ayu Munawaroh, MKK
Encyclopedia, M., & eye, C. (2021). Conjunctivitis or pink eye: MedlinePlus Medical Encyclopedia. https://medlineplus.gov/ency/article/001010.htm.
Rosita R, Soepardi J, Hasnawati, Sitohang V, Brahim R, Sunayardi, et al. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2009. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2010. p. 34.
Standford Health Care. Risk Factors. (2021). from https://stanfordhealthcare.org/medical-conditions/eyes-and-vision/pink-eye/risk-factors.html.
WebMD. Pink Eye (Conjunctivitis). (2021). from https://www.webmd.com/eye-health/eye-health-conjunctivitis.
Ryder EC, Benson S. Conjunctivitis. [Updated 2021 Aug 11]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK541034/.
CDC. How Pink Eye (Conjunctivitis) Spreads. (2021). https://www.cdc.gov/conjunctivitis/about/transmission.html.