Definisi
Meningitis adalah peradangan pada cairan dan lapisan meninges, yaitu lapisan yang menyelubungi otak serta sumsum tulang belakang (medula spinalis). Peradangan yang disebabkan oleh meningitis dapat menimbulkan gejala seperti nyeri kepala, demam, dan leher yang kaku. Insiden kasus meningitis di dunia bervariasi, mulai dari jumlah kasus yang lebih rendah pada Eropa dan Amerika (sekitar 1 kasus per 100.000 penduduk) hingga yang tinggi di Afrika (800 hingga 1000 kasus per 100.000 penduduk). Di Indonesia, terdapat 1,2 juta kasus meningitis bakteri terjadi setiap tahunnya. Angka kematian akibat kasus ini sekitar 135.000 jiwa.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, data meningitis di Indonesia tahun 2010 adalah sekitar 19.381 jiwa dengan 1.025 orang meninggal dunia. Penanganan dini meningitis dapat mencegah komplikasi serius.
Penyebab
Meningitis dapat disebabkan oleh virus, bakteri, jamur, dan parasit. Infeksi virus merupakan penyebab yang paling sering menyebabkan meningitis, diikuti oleh infeksi bakteri, jamur, dan parasit. Penyebab meningitis yang cukup banyak di Indonesia adalah bakteri Mycobacterium tuberculosis yang juga menyebabkan tuberkulosis (TB) paru. Berdasarkan laporan WHO, sekitar 1.020.000 orang menderita meningitis TB di Indonesia pada tahun 2015.
- Meningitis bakteri disebabkan oleh adanya bakteri dari situs infeksi di organ lain yang kemudian masuk ke pembuluh darah dan menembus sawar darah otak. Adanya bakteri menyebabkan lapisan meninges meradang. Pada beberapa kondisi, infeksi bakteri dapat secara langsung menyerang lapisan meninges. Hal ini disebabkan oleh infeksi yang lebih dekat dengan otak, seperti infeksi telinga atau sinus. Agen bakteri yang menyebabkan meningitis antara lain Streptococcus pneumoniae, Neisseria meningitidis, Mycobacterium tuberculosis, dan Haemophilus influenzae.
- Meningitis virus umumnya lebih ringan dan swasirna (akan hilang dengan sendirinya) bergantung pada jenis virusnya. Virus yang dapat menyebabkan meningitis virus adalah virus herpes simplex, HIV, dan virus mumps.
- Meningitis jamur atau fungi, merupakan jenis meningitis yang lebih jarang terjadi. Pada meningitis jamur, fungi dapat masuk akibat menghirup spora jamur yang berada pada tanah, pepohonan, atau kotoran burung. Meningitis jamur lebih umumnya terjadi pada individu dengan kelemahan sistem imun akibat HIV/AIDS atau menggunakan obat-obatan yang menekan fungsi sistem imun. Walaupun tidak menular antarmanusia, jika tidak ditangani, meningitis jamur dapat menyebabkan komplikasi yang berat hingga kematian.
- Meningitis parasit disebabkan oleh cacing atau ameba yang masuk ke dalam tubuh manusia akibat berenang di kolam yang mengandung ameba.
- Meningitis juga dapat disebabkan oleh hal lain, seperti reaksi kimia, alergi obat, kanker, dan penyakit inflamasi (peradangan) seperti sarkoidosis.
Faktor Risiko
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko mengalami meningitis, antara lain:
- Tidak divaksin. Beberapa penyebab meningitis seperti Neisseria meningitidis dan Haemophilus influenza dapat dicegah dengan vaksin. Risiko mengalami meningitis dapat meningkat jika seseorang tidak divaksin. Jemaah haji Indonesia dihimbau untuk melakukan vaksin sebelum menunaikan ibadah haji karena tingginya kejadian meningitis kriptokokus pada jemaah haji.
- Usia. Meningitis umumnya dialami oleh anak yang berusia kurang dari 5 tahun dan lansia di atas 65 tahun
- Lingkungan rumah. Orang yang tinggal bersama-sama dengan orang lain seperti dormintori, basis militer, dan boarding school meningkatkan risiko mengalami meningitis. Hal ini disebabkan oleh agen meningitis yang dapat menyebar melalui saluran napas.
- Kehamilan. Kehamilan meningkatkan risiko mengalami infeksi Listeriosis (infeksi bakteri Listeria) yang dapat menyebabkan meningitis, lahir prematur, dan keguguran.
- Sistem imun yang lemah. HIV/AIDS, diabetes, konsumsi alkohol berlebih, dan penggunaan obat-obatan imunosupresan (penekan sistem imun) dapat meningkatkan risiko mengalami meningitis.
Gejala
Gejala awal dari meningitis dapat menyerupai flu (influenza). Gejala dapat muncul dalam kurun waktu jam hingga beberapa hari. Gejala dan tanda yang muncul, antara lain:
- Demam tinggi mendadak
- Leher kaku
- Nyeri kepala hebat yang tidak seperti biasanya
- Nyeri kepala dengan mual atau muntah
- Mengalami kebingungan atau disorientasi
- Kejang
- Sulit berjalan
- Sensitif terhadap cahaya
- Memiliki bercak pada kulit (pada meningitis meningokokal)
Pada bayi baru lahir, gejala dari meningitis adalah:
- Demam tinggi
- Menangis terus menerus
- Tidak bisa ditenangkan
- Sulit bangun dari tidur
- Tidak aktif
- Tidak nafsu makan
- Muntah
- Kaku pada leher dan badan
Diagnosis
Dokter Anda akan mendiagnosis meningitis berdasarkan perjalanan penyakit Anda, hasil pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang lain sesuai dengan indikasi. Dokter akan menanyakan mengenai keluhan Anda, sejak kapan Anda mengalami keluhan tersebut, adanya demam sebelumnya, dan adanya tanda infeksi di tempat lain sebelum Anda mengalami keluhan tersebut. Dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mencari tanda infeksi terutama pada kepala, telinga, tenggorokan, dan kulit di sekitar tulang belakang. Beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk menegakkan meningitis adalah:
- Pemeriksaan kultur darah. Darah yang diambil akan ditumbuhkan di agar-agar untuk melihat jenis kuman yang terkandung di dalam darah tersebut, utamanya bakteri. Selain itu, dokter juga akan memeriksa kandungan darah dengan pemeriksaan pewarnaan gram untuk mencari jenis kuman yang ada pada darah.
- Pencitraan. Pemeriksaan CT scan kepala atau MRI dapat dilakukan untuk mencari penyebab lain yang dapat menimbulkan gejala yang mirip meningitis. Pemeriksaan CT scan pada sinus dapat berfungsi untuk mencari adanya sinusitis yang berhubungan dengan meningitis.
- Pungsi lumbal. Apabila diperlukan, dokter akan mengambil cairan dari tulang belakang untuk dilakukan pemeriksaan. Sifat fisik dan kimia dari cairan tersebut dapat memberikan informasi mengenai jenis mikroorganisme yang menyebabkan meningitis.
Tata laksana
Pengobatan meningitis akan bergantung pada jenis kuman yang menyebabkannya.
- Meningitis bakteri membutuhkan antibiotik yang diberikan melalui infus. Dokter juga akan memberikan obat kortikosteroid untuk mengurangi peradangan dan pembengkakan agar tidak menyebabkan komplikasi lebih lanjut. Setelah meningitis dapat diatasi dengan baik, dokter akan melakukan tata laksana untuk infeksi lainnya, seperti mastoiditis atau sinusitis untuk mencegah infeksi berulang.
- Meningitis virus tidak membutuhkan antibiotik. Meningitis virus dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu beberapa minggu. Tata laksana seperti istirahat, memberikan cairan yang cukup, dan obat-obatan pereda demam dapat diberikan selama sakit. Jika diperlukan, dokter akan memberikan obat antiradang untuk mengurangi pembengkakan dan antikejang agar tidak terjadi kejang selama meningitis masih berlangsung.
Komplikasi
Meningitis dapat menyebabkan komplikasi yang berat. Semakin lama seseorang mengalami meningitis, semakin tinggi risiko untuk mengalami kejang dan kerusakan sistem saraf secara permanen. Kerusakan sistem saraf dapat menyebabkan:
- Kehilangan pendengaran
- Gangguan memori
- Gangguan belajar
- Kerusakan otak
- Kejang dan epilepsi
- Gagal ginjal
- Kematian
Pencegahan
Beberapa bakteri dan virus yang dapat menyebabkan meningitis menyebar melalui droplet, seperti melalui batuk, bersin, dan menggunakan alat makan serta sikat gigi bergantian. Beberapa langkah berikut dapat mencegah meningitis, antara lain:
- Mencuci tangan. Mencuci tangan sesuai dengan 6 langkah WHO dapat mencegah penyebaran kuman. Ajarkan orang di sekitar Anda untuk mencuci tangan sesering mungkin, terutama setelah dari kamar mandi, setelah menghabiskan waktu di tempat publik, atau setelah mengelus hewan.
- Hidup bersih. Jangan menggunakan sedotan, sikat gigi, alat makan, atau lip balm secara bergantian dengan orang lain. Ajarkan anak-anak untuk tidak melakukan hal tersebut
- Hidup sehat. Tingkatkan imunitas Anda dengan beristirahat cukup, berolahraga secara rutin, konsumsi makanan sehat yang terdiri dari buah-buahan, sayur-sayuran, dan biji-bijian.
- Tutup hidung dan mulut Anda ketika sedang bersin.
- Jika Anda hamil, pastikan makanan Anda sehat dan bersih. Kurangi konsumsi daging setengah matang. Selalu masak daging dengan suhu mencapai 74ºC. Hindari konsumsi keju yang berasal dari susu yang tidak dipasteurisasi.
- Vaksinasi. Lengkapi vaksinasi anak Anda, terutama DPT-HB-Hib dan PCV yang dapat mencegah bakteri Haemophilus influenzae dan Pneumococcus. Jika Anda hendak berangkat Haji, lakukan vaksinasi meningitis meningokokus untuk mencegah penularan.
Kapan harus ke dokter?
Segera periksakan diri Anda ke fasilitas kesehatan terdekat jika mengalami gejala dari meningtis atau beberapa gejala di bawah ini:
- Demam
- Nyeri kepala berat
- Kebingungan atau disorientasi
- Muntah
- Leher kaku
- dr Nadia Opmalina
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2019). Panduan Deteksi dan Respon Penyakit Meningitis Meningokokus. Retrieved from: https://infeksiemerging.kemkes.go.id/download/E-book_PANDUAN_DETEKSI_RESPON_MM-signed.pdf
Mayo Clinic Staff. (2020). Meningitis. MayoClinic. Retrieved from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/meningitis/diagnosis-treatment/drc-20350514
Hersi K, Gonzalez FJ, Kondamudi NP. Meningitis. [Updated 2021 Aug 11]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459360/
Aninditha T, Wiratman W, editor. Buku ajar neurologi. Edisi 1. Jakarta: Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2017.