Definisi
Mikrokornea adalah kelainan ukuran kornea (lapisan bening dan tipis di bagian depan bola mata), yaitu berdiameter horizontal <9,5-10 mm pada bayi baru lahir dan <10-11 mm pada orang dewasa. Istilah mikrokornea digunakan untuk kasus kornea berukuran kecil dengan bola mata yang normal. Namun, ada juga yang menggunakan istilah mikrokornea untuk menjelaskan kornea berukuran kecil yang disertai dengan nanoftalmus atau mikroftalmus. Nanoftalmus adalah bola mata abnormal berdiameter lebih kecil, namun susunannya teratur. Sedangkan, mikroftalmus adalah bola mata berukuran kecil dan tidak teratur.
Mikrokornea merupakan kelainan yang jarang terjadi. Sebagian besar kasus tidak memiliki pola pewarisan tertentu. Namun, ada kasus dengan pola pewarisan khusus, terutama yang terkait dengan sindrom (kelainan yang memiliki beberapa ciri). Misalnya, pola pewarisan autosomal dominan ditemukan pada keluarga dengan sindrom katarak-mikrokornea kongenital (kelainan bawaan berupa katarak dan mikrokornea).
Penyebab
Mikrokornea adalah kelainan bawaan. Kelainan ini dapat berhubungan dengan gangguan pertumbuhan kornea janin di bulan ke-5 kehamilan atau dikaitkan dengan pertumbuhan berlebih pada bagian depan cawan optik saat perkembangan mata sehingga hanya menyisakan sedikit ruang bagi kornea untuk berkembang.
Meskipun jarang terjadi, ada sebuah laporan kasus bahwa mikrokornea yang menjadi bagian dari mikroftalmus terjadi akibat infeksi Cytomegalovirus kongenital (sejak dalam kandungan). Sedangkan pada mikrokornea yang berhubungan dengan sindrom, ditemukan adanya mutasi gen.
Faktor Risiko
Belum banyak penelitian mengenai faktor risiko pada mikrokornea. Namun, seperti pada kelainan bawaan lainnya, faktor risiko yang mungkin berperan antara lain:
- faktor genetik
- faktor lingkungan, meliputi pajanan bahan kimia, obat-obatan, alkohol, rokok, radiasi pada kehamilan
- infeksi saat hamil
- malnutrisi ibu saat hamil
Gejala
Abnormalitas ukuran dapat terjadi hanya pada kornea saja (mikrokornea terisolasi) atau dapat terjadi pada seluruh bagian mata, dengan atau tanpa gangguan pada susunan mata. Mata dengan mikrokornea cenderung menjadi hiperopia (rabun dekat) karena kornea yang relatif datar. Namun, gangguan refraksi lainnya juga mungkin terjadi pada mata dengan mikrokornea.
Dua puluh persen pasien dengan mikrokornea berkembang menjadi glaukoma sudut terbuka di kemudian hari. Sisanya, mungkin cenderung mengalami glaukoma sudut tertutup karena pasien dengan mikrokornea memiliki bilik mata depan yang relatif dangkal. Kelainan mata atau bagian tubuh lainnya juga dapat berhubungan dengan mikrokornea.
Diagnosis
Diagnosis mikrokornea ditegakkan melalui pengukuran diameter horizontal kornea menggunakan penggaris, jangka sorong, mesin topografi maupun biometri. Pemeriksaan slit-lamp, gonioskopi, dan USG mata digunakan untuk membedakan mikrokornea sederhana dengan nanoftalmus dan mikroftalmus.
Pada mikrokornea yang menjadi bagian dari sindrom, dilakukan juga pemeriksaan pada bagian tubuh lain untuk mendeteksi maupun menyingkirkan kelainan bawaan lainnya.
Tata Laksana
Terapi pada mikrokornea bersifat suportif dan hanya mencegah komplikasi yang mungkin timbul. Terapi tersebut antara lain koreksi refraksi dan pengobatan glaukoma. Jika kedua kornea keruh, transplantasi kornea dapat dipertimbangkan. Namun, proses operasi dan periode setelah operasi akan menjadi tantangan bagi dokter karena dapat timbul komplikasi glaukoma pasca operasi.
Jika pasien masih memiliki satu kornea yang normal dan jernih, sebagian besar ahli bedah kornea menghindari transplantasi kornea karena risiko komplikasi dan ambliopia (mata malas) sangat tinggi. Dokter mata anak dan spesialis kornea akan bekerja sama untuk memutuskan tindakan yang tepat dan menilai risiko ambliopia serta masalah mata lainnya yang dapat muncul pada mata dengan mikrokornea. Terapi menutupi mata yang sehat dengan eye patch dapat menjadi pilihan untuk melatih dan memperkuat mata yang mengalami mikrokornea.
Komplikasi
Pada mikrokornea, diameter kornea lebih kecil, sedangkan ukuran lensa normal. Akibatnya, iris akan terdorong ke depan sehingga menutup sudut bilik mata depan. Hal ini dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan sudut bilik mata depan. Selain itu, lama-kelamaan dapat terjadi glaukoma sudut tertutup karena bilik mata depan yang tertutup iris. Glaukoma juga dapat menjadi komplikasi pasca operasi katarak pada mikrokornea yang disertai dengan katarak.
Pencegahan
Beberapa langkah untuk mencegah kelainan bawaan termasuk mikrokornea, antara lain:
- Nutrisi yang baik dan seimbang bagi ibu dan remaja putri.
- Memastikan kecukupan vitamin dan mineral, terutama asam folat bagi ibu dan remaja putri.
- Menghindari pajanan yang berbahaya saat hamil, seperti zat kimia, obat-obatan tertentu, alkohol, rokok, radiasi, dan lain-lain.
- Ibu hamil menghindari perjalanan ke negara yang sedang mengalami outbreaks penyakit infeksi yang berhubungan dengan kelainan bawaan.
- Jika ibu hamil memiliki diabetes, kontrol gula rutin, menjaga berat badan ideal, dan diet yang sesuai.
- Vaksinasi, terutama vaksin rubella, untuk anak dan wanita.
- Skrining infeksi pada kehamilan seperti rubella, varisela, dan sifilis.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika Anda mendapati salah satu mata bayi baru lahir terlihat berbeda dengan mata satunya, atau berbeda dengan mata bayi lain yang normal, segera konsultasikan dengan dokter mata Anda.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Ayu Munawaroh, MKK