Obesitas Sentral

Bagikan :


Definisi

Obesitas sentral adalah kondisi penumpukan lemak berlebihan pada area perut. Kondisi ini tidak ada kaitannya dengan indeks massa tubuh (IMT), artinya, orang dengan IMT normal (berat badan yang sesuai dengan tinggi badan) dapat mengalami obesitas sentral. Bahkan, studi menunjukan bahwa IMT<20 kg/m2 juga dapat mengalami obesitas sentral serta penyakit yang diakibatkannya.

Obesitas sentral mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun ke tahun di seluruh belahan dunia. Banyak yang menganggap bahwa perubahan ini merupakan tanda penuaan yang tidak dapat dihindari. Namun, perlu diketahui bahwa semakin besar lingkar pinggang Anda, maka risiko kesehatan Anda juga akan meningkat.

Lemak perut atau lemak viseral, merupakan kekhawatiran utama karena memiliki peran utama dalam menimbulkan berbagai masalah kesehatan. Lemak ini lebih mengkhawatirkan dibandingkan dengan lemak subkutan (lemak di bawah kulit) yang dapat Anda cubit dengan tangan Anda. Lemak viseral terdapat di dalam tubuh, jauh di dalam rongga perut, dimana lemak ini mengisi rongga-rongga di antara organ perut Anda. Lemak ini dapat dilihat dan diukur, namun tidak dapat dicubit.

Penelitian mengatakan bahwa sel lemak, terutama sel lemak perut, bersifat aktif secara biologis. Lemak dapat dilihat sebagai organ atau kelenjar endokrin, yang memproduksi hormon dan zat lainnya yang dapat memengaruhi kesehatan Anda dengan signifikan. Meskipun para ahli masih mempelajari peran hormon-hormon tersebut, namun yang sudah jelas adalah kelebihan lemak tubuh, terutama lemak perut, akan mengganggu keseimbangan dan fungsi normal hormon ini.

 

Penyebab

Diet yang tidak baik seperti makanan tinggi kalori, makanan tinggi gula seperti makanan manis, kue, biskuit, pizza, dan keripik dapat meningkatkan sel lemak dalam perut secara dramatis.

Kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol berlebihan juga dikatakan meningkatkan obesitas sentral dengan konsekuensi kesehatannya.

Selain itu, gaya hidup sedenter seperti duduk dalam waktu lama (misalnya pekerjaan dengan sedikit aktivitas fisik) akan menambah lemak perut yang seiring waktu akan membentuk obesitas sentral.

Orang yang menjalani gaya hidup sedenter membakar lebih sedikit kalori daripada orang yang aktif setiap harinya dimana penggunaan energinya lebih banyak. Hal ini akan menyebabkan penumpukan lemak pada perut jangka panjang.

Beberapa hal lain yang berkontribusi terhadap terjadinya obesitas sentral adalah gangguan tidur, konsumsi obat-obatan (misalnya obat kejiwaan, anti-kejang, insulin, dan kortikosteroid), serta penyakit hormonal lainnya seperti PCOS, sindrom Cushing, dan hipotiroidisme.

 

Baca Juga: Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS) - Definisi, Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya

 

Faktor Risiko

Seiring pertambahan usia, terutama saat mencapai paruh baya, proporsi lemak tubuh dibandingkan berat badan cenderung meningkat, terutama pada wanita. Pertambahan berat badan cenderung terjadi pada daerah batang tubuh.

Lemak yang menumpuk pada tubuh bagian bawah (bentuk tubuh pear) adalah lemak subkutan, sedangkan lemak pada area perut (bentuk tubuh apel) kebanyakan merupakan lemak viseral. Tempat lemak pada akhirnya menumpuk dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti keturunan dan hormonal.

 

Gejala

Orang dengan obesitas sentral tanpa penyakit penyerta biasanya tidak memiliki gejala selain penumpukan lemak perut yang terlihat.

 

Diagnosis

Obesitas sentral didiagnosis melalui pengukuran lingkar pinggang. Seseorang dikatakan mengalami obesitas sentral jika memiliki lingkar pinggang >90 cm (untuk pria) dan >80 cm (untuk wanita). Metode ini murah dan aman, namun tidak dapat membedakan antara massa tubuh kurus dan lemak.

CT scan dan MRI dianggap sebagai kriteria standar untuk menilai obesitas sentral dan dapat membedakan lemak viseral dari lemak subkutan. Namun, CT scan dan MRI terbatas dan mahal. Kekurangan lainnya yaitu CT scan juga memberikan paparan radiasi.

 

Tata Laksana

Untuk mengurangi lemak perut, kuncinya adalah olahraga dan diet. Tetap aktif secara fisik sepanjang hari serta menjadwalkan waktu untuk olahraga terstruktur mungkin akan lebih penting daripada hanya diet.

Langkah pertama untuk mengontrol berat badan, secara umum, dan memerangi obesitas sentral, terutama, adalah aktivitas fisik rutin dengan intensitas sedang. Aktivitas fisik yang disarankan adalah minimal 30 menit setiap harinya (lebih disarankan 60 menit setiap harinya) untuk mengontrol berat badan dan mengurangi lemak perut. Latihan kekuatan (olahraga dengan beban) juga dapat membantu memerangi lemak perut. Latihan spot, seperti sit-up, dapat mengencangkan otot perut, namun tidak akan memengaruhi lemak viseral.

Diet juga bagian yang penting. Perhatikan porsi makan dan tekankan karbohidrat kompleks (buah, sayuran, dan gandum utuh) dan protein dibandingkan karbohidrat simpleks seperti roti putih dan minuman manis. Mengganti lemak jenuh dan lemak trans dengan lemak tidak jenuh juga dapat membantu.

Konsumsi makanan tinggi serat, baik dengan diet ataupun suplemen diet, telah dikaitkan dengan penurunan angka kejadian obesitas, tekanan darah tinggi, penyakit jantung koroner, dan strok, serta perbaikan dalam pengelolaan berat badan.

 

Baca selengkapnya di sini: Penyakit Jantung Koroner - Definisi, Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya

 

Komplikasi

Terdapat 7 komplikasi kesehatan yang berkaitan dengan obesitas sentral, yaitu:

  • Penyakit jantung dan pembuluh darah. Lemak viseral dapat menstimulasi pelepasan sitokin, yaitu molekul yang mengontrol respon imun. Sitokin menyebabkan peradangan pada pembuluh darah koroner, yang berkontribusi terhadap terjadinya aterosklerosis (penumpukan lemak pada pembuluh darah). Aterosklerosis menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan meningkatkan tekanan darah. Kelebihan lemak di area pinggang juga dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, menurunkan kolesterol HDL (kolesterol baik), dan meningkatkan risiko strok.
  • Diabetes mellitus tipe 2. Penelitian menunjukkan bahwa sel lemak di perut melepaskan asam lemak dalam jumlah tinggi, yang dapat mengganggu metabolisme gula darah dan insulin. Orang dewasa dengan simpanan lemak viseral yang besar dikatakan mengalami penurunan sensitivitas insulin (resistensi insulin). Hal ini meningkatkan risiko menderita diabetes mellitus tipe 2 karena mereka tidak merespon terhadap efek insulin yang menurunkan kadar gula darah.
  • Sleep apnea. Peningkatan lemak viseral telah dikaitkan dengan kejadian obstructive sleep apnea karena lemak perut dapat menghambat pergerakkan diafragma dan membatasi pembesaran paru.
  • Peradangan. Lemak viseral berbahaya karena berkaitan dengan produksi protein dan hormon yang dapat menginduksi peradangan. Peradangan ini memiliki potensi untuk merusak pembuluh darah, menyerang organ hati, dan memiliki dampak yang tidak baik terhadap metabolisme karbohidrat dan lemak. Hal ini akan menyebabkan aterosklerosis yang dapat menyebabkan serangan jantung dan strok.
  • Sindrom metabolik. Orang dengan kelebihan lemak perut cenderung mengalami sindrom metabolik, yang ditandai dengan obeseitas sentral, kadar gula darah abnormal, kenaikan trigliserida, kolesterol HDL rendah, dan tekanan darah tinggi.
  • Kanker. Obesitas sentral meningkatkan risiko kanker usus pada pria dan wanita postmenopause, serta kanker payudara pada wanita.
  • Demensia. Menurut penelitian yang ada, lemak viseral di perut berkaitan dengan risiko demensia yang tinggi, meskipun pada orang dengan berat badan yang normal dan tidak memiliki faktor risiko lainnya.

 

Baca  Juga: Pemeriksaan High Density Lipoprotein (HDL) - Indikasi, Kontraindikasi, Hasil dan Saran

 

Pencegahan

Gaya hidup sehat seimbang adalah kunci untuk mencegah obesitas sentral. Langkah yang dapat dilakukan, antara lain:

  • Menghindari makanan manis, berlemak, dan karbohidrat simpleks. Tingkatkan konsumsi buah, sayuran, protein tanpa lemak, dan karbohidrat kompleks
  • Kurangi konsumsi alkohol
  • Meningkatkan olahraga dan aktivitas fisik
  • Mengurangi stres
  • Memperbaiki pola tidur
  • Berhenti merokok

 

Kapan Harus ke Dokter?

Tanyakan pada dokter mengenai target berat badan yang harus Anda capai untuk memperbaiki kesehatan Anda. Setelah itu, mulailah dari langkah kecil untuk membentuk perubahan jangka panjang terhadap diet, olahraga, dan penurunan stres.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : dr Tea Karina Sudharso
Editor :
  • dr. Monica Salim
Last Updated : Kamis, 13 April 2023 | 15:09

Abdominal fat and what to do about it (2019) Harvard Health. Available at: https://www.health.harvard.edu/staying-healthy/abdominal-fat-and-what-to-do-about-it (Accessed: February 22, 2023). 

Dr. Sruthi M., M.B.B.S. (2022) Why is abdominal obesity dangerous? how to reduce belly fat, MedicineNet. MedicineNet. Available at: https://www.medicinenet.com/why_is_abdominal_obesity_dangerous/article.htm (Accessed: February 22, 2023). 

 

Dhawan, D. and Sharma, S. (2020) Abdominal obesity, adipokines and non-communicable diseases, The Journal of steroid biochemistry and molecular biology. U.S. National Library of Medicine. Available at: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7431389/ (Accessed: February 22, 2023).