Urine dan Air Ketuban, Bagaimana Membedakannya?

Urine dan Air Ketuban, Bagaimana Membedakannya?
Credits: Freepik

Bagikan :


Urine dan air ketuban sama-sama cairan yang diproduksi di dalam tubuh, namun keduanya berbeda. Urine dan air ketuban memiliki peran yang berbeda.

Ibu hamil perlu tahu cara membedakan urine dan air ketuban sehingga bila ketuban merembes sebelum waktu persalinan yang dijadwalkan, Anda bisa segera mencari pertolongan medis darurat.

 

Apa Itu Air Ketuban?

Air ketuban adalah cairan yang mengelilingi janin di dalam rahim selama kehamilan. Cairan ini terbentuk sekitar 12 hari setelah hamil dan berada di dalam kantung ketuban. Cairan ini memiliki peran penting dalam melindungi dan mendukung pertumbuhan janin, menjaga suhu tubuh janin, memberikan ruang gerak bagi janin selama di dalam rahim, dan lain-lain.

Mendekati waktu persalinan, normalnya kantung ketuban akan pecah dan air ketuban akan merembes keluar. Namun, ada kondisi di mana selaput ketuban pecah sebelum waktu persalinan, yang disebut dengan ketuban pecah dini. Kondisi ini merupakan darurat medis, artinya ibu perlu segera mendapakan pertolongan medis untuk menyelamatkan janin di dalam rahimnya.

Baca Juga: Berbahayakah Jika Ibu Hamil Mengalami Air Ketuban Berlebih?

 

Perbedaan Air Ketuban Vs Urine

Ada beberapa faktor yang bisa membantu membedakan air ketuban dan urine, di antaranya:

Jumlahnya

Jumlah air ketuban di dalam rahim meningkat seiring dengan usia kehamilan.

  • Usia kehamilan 10 minggu, air ketuban ~10-20 ml
  • Usia kehamilan 16 minggu, air ketuban ~250 ml
  • Usia kehamilan 33 minggu, air ketuban ~800 ml
  • Usia kehamilan 38-39 minggu, air ketuban ~1000 ml
  • Usia kehamilan 40 minggu, air ketuban ~800 ml

Lalu secara umum, kandung kemih manusia dapat menampung sekitar 300-500 ml urine sebelum merasa perlu buang air kecil. Selama tidak ada kondisi medis khusus, wanita bisa menahan keluarnya urine.

Bila memang cairan ketuban yang keluar, perhatikan apakah keluarnya secara menetes atau banyak. Hal ini tergantung dengan jumlah cairan amnion yang ada, posisi pecahnya selaput ketubah, atau apakah posisi kepala bayi di panggul cukup rendah sehingga bisa menahan keluarnya cairan ketuban. Bila jumlah air yang keluar tidak jelas, Anda bisa memerhatikan hal berikut, yaitu warna cairannya.

 

Warnanya

Urine biasanya memiliki warna kuning yang bervariasi, mulai dari kuning pucat hingga kuning pekat. Intensitas warna dapat dipengaruhi oleh faktor seperti hidrasi, konsumsi makanan tertentu, atau adanya zat tertentu dalam tubuh.

Selain kuning, urine juga bisa memiliki variasi warna lain yang dapat menunjukkan adanya kondisi tertentu. Misalnya, urine yang sangat kuning atau berwarna oranye dapat terjadi karena kekurangan cairan, konsumsi vitamin B kompleks, atau adanya pigmen bilirubin akibat masalah hati. Urine yang berwarna merah muda, merah, atau cokelat gelap dapat menunjukkan adanya darah dalam urine dan mungkin menjadi tanda kondisi medis serius, seperti infeksi saluran kemih, batu ginjal, atau masalah ginjal lainnya.

Air ketuban biasanya memiliki warna yang bening dan transparan. Tampilan cairannya jernih, mirip dengan air. Sedangkan ketuban yang telah bercampur dengan mekonium (tinja pertama bayi) berwarna hijau atau cokelat kehijauan.

Baca Juga: Ketahui Gangguan pada Air Ketuban dan Bahayanya Bagi Ibu dan Bayi

 

Aroma

Urine normal memiliki aroma yang khas, aromanya juga bisa sedikit tajam atau seperti amonia. Aroma urine juga dapat bervariasi tergantung pada faktor seperti hidrasi, makanan yang dikonsumsi, dan kondisi kesehatan. Aroma urine bisa berubah setelah makan obat-obatan atau makanan tertentu.

Air ketuban biasanya memiliki aroma yang sangat ringan atau bahkan tidak berbau sama sekali. Jika air ketuban mengandung mekonium (tinja bayi), aroma air ketuban dapat menjadi lebih khas dengan bau tajam yang mirip bau tinja.

 

Jika ada kekhawatiran tentang perubahan warna cairan yang tidak biasa atau tanda-tanda lainnya saat kehamilan, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter lebih lanjut untuk mendapatkan diagnosis yang akurat. Anda juga bisa memanfaatkan layanan konsultasi kesehatan daring melalui aplikasi Ai Care yang bisa diunduh di Play Store atau App Store di ponsel Anda.

Mau tahu informasi seputar kehamilan, menyusui, kesehatan wanita dan anak-anak? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : Agatha Writer
Editor :
  • dr Hanifa Rahma
Last Updated : Selasa, 20 Juni 2023 | 08:31

Cleveland Clinic (2022). Amniotic Fluid. Available from: https://my.clevelandclinic.org/health/body/23310-amniotic-fluid 

Karen Miles (2021). Leaking amniotic fluid (premature rupture of membranes). Available from: https://www.babycenter.com/pregnancy/health-and-safety/premature-rupture-of-membranes_40007984 

Rhona Lewis and Laura Goldman (2023). How to Tell if Your Water Broke or You Just Peed. Available from: https://www.healthline.com/health/pregnancy/how-to-tell-if-your-water-broke-or-you-peed 

Jeremy Jones (2021). Amniotic fluid volume. Available from: https://radiopaedia.org/articles/amniotic-fluid-volume-1 

Cleveland Clinic (2021). Oliguria (Low Urine Output). Available from: https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22271-oliguria