Penyakit Mata Kering

Bagikan :


Definisi

Penyakit mata kering merupakan penyakit yang disebabkan oleh berbagai faktor pada air mata dan permukaan mata, sehingga menimbulkan ketidaknyamanan, gangguan penglihatan, dan ketidakstabilan lapisan air mata. Hal ini dapat berpotensi merusak permukaan mata. Apabila mata tidak mendapat pelumasan yang memadai dari air mata, akibatnya akan terasa sangat tidak nyaman dan mata tidak dapat menghilangkan debu atau benda asing.

Air mata merupakan senyawa yang terdiri dari lemak, air, lendir, serta protein yang membuat permukaan mata tetap halus dan terlindungi dari unsur atau kuman yang menimbulkan infeksi. Nama lain dari penyakit mata kering adalah keratoconjunctivitis sicca atau dry eye disease. Secara umum, mata kering lebih banyak dialami wanita dibandingkan pria serta meningkat pada usia lanjut.

 

Penyebab

Berdasarkan penyebabnya, mata kering dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

1. Mata kering defisiensi aqueous

Hal ini diakibatkan kurangnya pembentukan air mata akibat fungsi kelenjar yang terganggu atau penurunan volume air mata. Kondisi ini timbul karena usia tua, penyakit tertentu, konsumsi obat-obatan tertentu, kerusakan kelenjar air mata karena radiasi atau operasi laser mata.

2. Mata kering evaporasi

Hal ini dikarenakan air mata lebih cepat menguap, sedangkan produksi air mata berjalan normal. Kondisi ini dapat disebabkan oleh cuaca, misalnya angin, asap, atau udara kering. Selain itu, apabila mata jarang berkedip (saat membaca atau bekerja terlalu lama di depan layar komputer), kelopak mata yang berbalik ke luar atau berbalik ke dalam. 

Selain itu, komposisi air mata yang tidak seimbang, misalnya akibat sumbatan kelenjar minyak, infeksi kelopak mata, atau kelainan kulit di sekitar mata juga dapat mengakibatkan mata kering. 

 

Faktor Risiko

Seseorang dapat memiliki faktor risiko lebih tinggi terkena penyakit mata kering apabila terdapat hal-hal berikut ini:

  • Usia di atas 50 tahun. Produksi air mata cenderung berkurang jika usia semakin tua
  • Adanya penyakit tertentu, misalnya diabetes, artritis reumatoid, lupus, skleroderma, sindrom Sjogren, gangguan hormon tiroid, serta kekurangan vitamin A atau xeroftalmia
  • Adanya konsumsi obat-obatan tertentu, seperti antihistamin, dekongestan, antidepresan, obat hipertensi, obat jerawat, obat Parkinson, atau obat terapi pengganti hormon
  • Mengalami perubahan hormon, misalnya karena kehamilan, konsumsi pil kontrasepsi, dan menopause
  • Memakai lensa kontak

 

Gejala

Gejala utama mata kering adalah mata yang terasa kering dan berpasir. Gejala tambahan pada mata yang dapat dirasakan dapat berupa:

  • Rasa panas atau gatal
  • Sensasi benda asing
  • Air mata berlebihan, akibat respon tubuh terhadap iritasi
  • Mata nyeri
  • Mata merah
  • Sensitif terhadap sinar matahari
  • Mata cepat lelah
  • Penglihatan buram dan memburuk saat kelembaban rendah dan suhu tinggi

Derajat keparahan gejala mata kering dapat bervariasi. Pada sebagian besar kasus, gejala tergolong ringan, tetapi dapat pula terjadi gangguan penglihatan jika gejala berlanjut tanpa mendapat penanganan dengan tepat. Kondisi mata kering dapat menyebabkan peradangan pada mata, sehingga menyebabkan risiko terjadinya infeksi bakteri atau jaringan parut pada kornea.

 

Diagnosis

Untuk menegakkan diagnosis mata kering, dokter mata akan melakukan pemeriksaan riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang. Dokter akan menanyakan gejala yang dirasakan dan riwayat penyakit lainnya. 

Pemeriksaan riwayat lengkap meliputi onset, keluhan, faktor risiko misalnya pekerjaan dan lingkungan, riwayat penyakit lain seperti penyakit Graves, sindrom Sjogren, diabetes, serta penyakit pembuluh darah, dan riwayat pengobatan perlu diketahui oleh dokter. Biasanya, dokter akan menggunakan instrumen kuesioner tertentu untuk melakukan pemeriksaan riwayat penyakit, yaitu Ocular Surface Disease Index (OSDI), McMonnies Questionnaire, Women’s Health Study Questionnaire, atau Dry Eye-Related QoL Score (DEQ).

Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik mata. Umumnya, akan dilakukan pula tes schirmer untuk mengukur volume air mata pasien. Pemeriksaan dilakukan dengan cara menempelkan potongan kertas khusus yang dapat menyerap cairan di kelopak mata bagian bawah selama 5 menit. Apabila mata tergolong mata kering, ukuran kertas yang basah ialah kurang dari 10 milimeter.

Pemeriksaan penunjang yang menjadi salah satu kriteria diagnosis mata kering adalah tes menggunakan pewarna fluoresein untuk mengukur Tear Film Break Up Time (TBUT). TBUT menggambarkan kestabilan lapisan air mata. Pasien akan diteteskan zat pewarna menggunakan pipet atau kertas strip, setelah itu akan diukur waktu interval yang dibutuhkan antara kedipan terakhir sampai munculnya bercak gelap pada kornea. Jika waktu kurang dari 10 detik, maka hal tersebut menunjukkan bahwa pasien memiliki mata kering.

 

Tata Laksana

Penatalaksanaan mata kering bergantung dari penyebab yang mendasarinya. Umumnya, penanganan ditujukan untuk meringankan gejala dan mengatasi penyebab. Bila penyebabnya diketahui secara pasti, misalnya akibat penyakit atau obat tertentu, maka penanganannya perlu dispesifikkan untuk menangani penyakit atau menghentikan penggunaan obat. 

Pengobatan mata kering yang tergolong ringan, Anda dapat menggunakan obat pelumas mata atau air mata buatan. Air mata buatan terdapat dalam sediaan tetes mata, gel, atau salep dan dijual bebas di apotek. Obat-obatan tersebut dapat berfungsi sebagai pengganti air mata dan melembabkan mata. Air mata buatan diberikan sebanyak empat kali atau pada keadaan lebih parah dapat hingga 10-12 kali sehari. 

Apabila dengan pemberian air mata buatan belum dapat meringankan gejala, maka terdapat beberapa pilihan terapi, antara lain:

  • Obat-obatan, seperti antibiotik atau penekan sistem imun tubuh. Obat-obatan tersebut bertujuan mengurangi peradangan pada kornea mata. Namun, obat-obatan ini diberikan sesuai dengan indikasi dan resep dokter. 
  • Obat yang dapat mendorong produksi air mata atau obat kolinergik. Obat ini juga diberikan sesuai indikasi dan resep dokter.
  • Tetes mata serum otologus, atau tetes mata yang dibuat dari darah pasien sendiri. Hal ini dapat menjadi pilihan terapi bagi pasien dengan gejala mata kering yang berat dan tidak merespon tatalaksana lain. 

Selain itu, beberapa prosedur juga dapat dilakukan sesuai dengan indikasi, yaitu:

  • Menyumbat saluran kelenjar air mata untuk menurunkan penguapan air mata. Prosedur ini dilakukan dengan penyumbat silikon, baik yang bersifat sementara atau permanen, tergantung dari tingkat keparahan.
  • Menggunakan kontak lensa khusus. Beberapa pasien dengan mata kering memerlukan kontak lensa khusus untuk melindungi permukaan mata dan melembabkan mata. 
  • Membuka sumbatan kelenjar minyak. Prosedur biasanya dilakukan dengan thermal pulsation. Selama terapi ini, alat berbentuk mangkok akan dipasang di mata dan memberi pijatan lembut dan hangat pada kelopak mata.
  • Intense-pulsed light therapy. Prosedur ini dilakukan dengan terapi cahaya diikuti dengan pijatan pada kelopak mata. 

 

Komplikasi

Mata kering yang tidak tertangani dengan baik dapat menimbulkan risiko meningkatnya kondisi berikut:

  1. Risiko infeksi mata. Hal ini terjadi akibat kekurangan pasokan air mata, kerusakan permukaan mata akibat kondisi mata kering. 
  2. Kerusakan permukaan mata. Penyakit mata kering yang berat dapat menyebabkan peradangan pada masa. Selain itu, dapat pula terjadi kerusakan pada kornea dan menimbulkan gangguan penglihatan. 
  3. Penurunan kualitas hidup. Komplikasi lainnya dari penyakit mata kering adalah terganggunya aktivitas sehari-hari, seperti membaca atau mengemudi. 

 

Pencegahan

Beberapa upaya mandiri berikut ini dapat mencegah penyakit mata kering, yaitu:

  • Melindungi mata dari lingkungan yang panas, berasap, berdebu, atau cuaca berangin. Gunakan pelembab atau penyaring udara di dalam ruangan.
  • Menghindari pemakaian riasan pada mata.
  • Berhenti merokok.
  • Mengatur lama kerja di depan layar komputer.
  • Menggunakan kompres hangat di sekitar mata dan menghilangkan kotoran atau minyak pada kelopak mata.
  • Menjaga kebersihan mata.
  • Banyak mengonsumsi asam lemak omega-3, seperti yang terdapat pada beberapa jenis ikan misalnya mackerel, tuna, sarden, atau salmon. 

 

Kapan Harus ke Dokter?

Apabila Anda mengalami gejala-gejala yang mengindikasikan mata kering, maka Anda perlu memeriksakan kondisi Anda ke dokter mata. Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis mata kering atau menyingkirkan diagnosis lainnya. Meski umumnya penyakit mata kering bersifat ringan dan dapat ditangani secara mandiri, akan tetapi pengobatan yang tepat dapat mempercepat penyembuhannya. 

 

Mau tahu lebih lanjut seputar penyakit-penyakit lainnya? Cek di sini, ya! 

 

 

Writer : Editor AI Care
Editor :
  • dr Ayu Munawaroh, MKK
Last Updated : Rabu, 12 April 2023 | 20:51

Mayo Clinic. Dry eyes. Available from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/dry-eyes/symptoms-causes/syc-20371863.

American Optometric Association. Dry eye. Available from: https://www.aoa.org/healthy-eyes/eye-and-vision-conditions/dry-eye?sso=y.

Messmer, EM. The Pathophysiology, Diagnosis, and Treatment of Dry Eye Disease. Dtsch Arztebl Int. 2015 Jan; 112(5): 71–82.

Golden, MI., Meyer, JJ., Patel, BC. Dry Eye Syndrome (2021). Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470411/.

Wijaya, VN, Elvira. Penyakit Mata Kering. CDK Edisi Suplemen. 2018: 192-6.

Casey, A., Marina, S. Klasifikasi, diagnosis, dan pengobatan saat ini untuk mata kering: tinjauan pustaka. Intisari Sains Medis. 2021;12(2):640-4.