Definisi
Pneumonitis adalah sebuah istilah umum yang dipakai untuk menggambarkan kondisi peradangan pada jaringan paru. Secara teknis, kata pneumonia atau infeksi paru merupakan salah satu tipe dari pneumonitis karena pada pneumonia terjadi infeksi oleh bakteri ataupun mikroorganisme lain yang menyebabkan peradangan. Namun, istilah pneumonitis lebih ditujukan ke peradangan paru yang disebabkan oleh hal selain infeksi.
Penyebab
Pneumonitis terjadi ketika ada iritan yang mengiritasi kantung udara (alveoli) di paru. Iritan ini akan memicu reaksi sistem imun untuk memproduksi sel radang sehingga alveoli akan terisi sel radang dan terkadang cairan. Peradangan ini menyebabkan oksigen sulit melalui alveoli ke pembuluh darah. Padahal, oksigen yang ada di paru harus bisa mencapai pembuluh darah untuk kemudian didistribusikan ke seluruh tubuh.
Penyebab pneumonitis yang sering adalah iritan udara yang terdapat di tempat kerja atau saat melakukan hobi. Selain itu, beberapa jenis terapi kanker dan obat-obatan juga dapat menyebabkan pneumonitis. Namun, pada kebanyakan orang, iritan spesifik yang menyebabkan peradangan tidak atau sulit diketahui. Beberapa penyebab pneumonitis yang sering adalah:
- Obat-obatan. Banyak jenis obat yang dapat menyebabkan pneumonitis, termasuk beberapa antibiotik, beberapa tipe obat kemoterapi, dan obat pengontrol detak jantung. Selain itu, overdosis aspirin juga dapat menyebabkan pneumonitis
- Jamur dan bakteri. Paparan berulang terhadap jamur dan bakteri dapat menyebabkan peradangan pada paru. Terdapat beberapa pneumonitis jamur yang memiliki sebutan khusus, misalnya “farmer’s lung” atau “hot tub lung”
- Paparan terhadap bulu atau kotoran burung merupakan penyebab pneumonitis yang umum
- Terapi radiasi. Beberapa orang yang menjalani terapi radiasi pada dada, seperti pada penderita kanker payudara atau kanker paru, dapat mengalami pneumonitis. Pneumonitis juga dapat terjadi setelah terapi radiasi seluruh tubuh. Prosedur ini dibutuhkan untuk mempersiapkan seseorang untuk menerima transplantasi sumsum tulang.
Faktor Risiko
Seseorang dengan pekerjaan atau hobi tertentu lebih berisiko untuk menderita pneumonitis. Pekerjaan atau hobi tersebut adalah:
- Banyak jenis pertanian yang mengharuskan pekerjanya terpapar dengan kabut pertanian atau pestisida yang terdapat di udara. Selain itu, menghirup jamur jerami juga merupakan salah satu penyebab tersering dari pneumonitis okupasi. Partikel jamur juga dapat terhirup saat musim panen gandum atau jerami
- Penangkaran burung. Pekerja unggas dan orang yang memperanakan atau memelihara merpati sering terpapar dengan kotoran, bulu, atau partikel lain dari burung yang dapat menyebabkan pneumonitis
- Hot tub dan humidifier. Kondisi berjamur pada hot tubdapat mencetuskan pneumonitis karena busa-busa panas akan membentuk uap yang dapat dihirup. Humidifier rumah juga merupakan pembawa jamur yang sering menyebabkan pneumonitis.
Selain pekerjaan dan hobi, orang yang mengkonsumsi obat kemoterapi untuk terapi kanker atau menjalani terapi radiasi ke bagian dada juga berisiko untuk terkena pneumonitis. Kombinasi obat kemoterapi dengan terapi radiasi meningkatkan risiko untuk terkena pneyakit paru ireversibel.
Gejala
Gejala pertama biasanya baru muncul setelah empat sampai enam minggu menghirup suatu iritan. Kesulitan bernapas yang sering disertai dengan batuk tidak berdahak merupakan gejala pneumonitis awal yang paling sering ditemukan. Gejala ini mirip dengan gejala flu atau penyakit pernapasan lainnya, dengan gejala penyerta seperti:
- Demam
- Menggigil
- Nyeri otot atau sendi
- Sakit kepala
Jika seseorang tidak lagi terpapar iritan, gejala tersebut akan hilang dalam beberapa hari. Namun, jika paparan terus ada dan tidak ditangani atau tidak terdeteksi, maka akan terjadi pneumonitis kronis (jangka panjang), yang dapat menyebabkan pembentukan jaringan ikat atau scarringpada paru. Gejala dan tanda dari pneumonitis kronis adalah:
- Sesak napas
- Batuk kering
- Kelelahan
- Nafsu makan menurun
- Penurunan berat badan yang tidak disengaja
Diagnosis
Untuk mendiagnosis pneumonitis, pertama dokter akan menanyakan mengenai riwayat kesehatan Anda, termasuk pekerjaan atau hobi dan obat-obatan yang mungkin Anda minum. Setelah itu dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, terutama pada dada. Dokter akan menggunaan stetoskop untuk mendengarkan suara paru saat Anda bernapas. Untuk membedakan pneumonitis dari penyakit paru lainnya, perlu dilakukan beberapa pemeriksaan seperti:
- Pemeriksaan darah untuk menyingkirkan diagnosis lain
- Pemeriksaan radiologi. Pemeriksaan yang penting dilakukan karena pada kebanyakan kasus, pneumonitis hanya menyerang sebagian kecil dari paru. Namun, efek dari pneumonitis tersebut sering menyebar ke seluruh bagian dari paru. Pemeriksaan yang sering dipakai adalah X-ray dada dan atau CT scan. CT scan membutuhkan waktu sekitar 15 menit dan memberikan gambaran yang lebih detail daripada X-ray mengenai perubahan di paru-paru
- Tes fungsi paru. Tes ini dapat dilakukan dengan spirometri, yang mengukur jumlah udara yang dapat dihirup dan dihembuskan seseorang pada periode waktu yang spesifik. Selain itu, dapat juga dilakukan tes oksimetri untuk melihat kadar oksigen dalam darah yaitu dengan menggunakan alat kecil yang dijepitkan pada salah satu jari
- Prosedur ini dilakukan dengan menggunakan kamera kecil yang dimasukan ke dalam saluran napas untuk melihat saluran napas dan mengambil sampel dari paru-paru.
- Biopsi paru. pada beberapa kasus, dokter mungkin akan memeriksa jaringan dari beberapa bagian paru Anda yang tidak dapat diakses dengan bronkoskpi. Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengambil sampel melalui operasi.
Tata laksana
Terapi utama untuk pneumonitis adalah menghindari iritan dan mengurangi peradangan yang terjadi. Menghindari iritan dapat membantu mengurangi gejala.
Pada pneumonitis berat, terapi yang dapat dilakukan adalah:
- Obat ini berkerja dengan menekan sistem imun sehingga mengurangi peradangan pada paru. Obat ini dapat diberikan berupa pil ataupun suntikan. Namun, pemakaian kortikosteroid jangka panjang akan menyebabkan beberapa kerugian seperti infeksi dan osteoporosis (pengeroposan tulang)
- Terapi oksigen. Jika terjadi kesulitan bernapas maka pemberian oksigen akan membantu. Beberapa orang membutuhkan terapi oksigen secara terus-menerus, sementara beberapa hanya membutuhkannya saat berolahraga atau tidur.
Hal paling penting dalam terapi pneumonitis adalah merubah gaya hidup yaitu dengan menghindari pencetus sebisa mungkin. Sebagai contoh, pekerjaan Anda mengharuskan Anda untuk terpapar pada iritan, pakailah masker yang tepat untuk mencegah menghirup iritan tersebut.
Komplikasi
Jika tidak terdeteksi atau tidak diterapi, pneumonitis dapat menyebabkan kerusakan paru yang ireversibel atau tidak dapat kembali normal.
Pada paru normal, alveoli akan mengembang dan mengempis mengikuti irama pernapasan. Jika terjadi peradangan dalam jangka waktu yang lama dari permukaan yang melapisi alveoli, maka akan terjadi scarring yang membuat alveoli lebih tidak elastis. Alveoli bahkan dapat menjadi kaku seperti spons yang kering. Hal ini disebut dengan fibrosis paru. Pada kasus yang berat, fibrosis paru dapat menyebabkan gagal jantung kanan, gagal napas, dan kematian
Pencegahan
Pneumonitis tidak seperti pneumonia yang dapat dicegah dengan vaksinasi. Pencegahan pneumonitis adalah dengan menghindari iritan yang berhubungan dengan pneumonitis.
Pengecekan rutin pada sistem penghangat, pendingin (air-conditioning), dan ventilasi agar senantiasa bersih dan bekerja dengan baik juga dapat membantu mencegah iritan.
Kapan harus ke Dokter?
Kapanpun Anda meraas sesak napas, datanglah ke fasilitas kesehatan dan berkonsultasi dengan dokter.
Jika Anda tidak mengalami sesak napas namun mengalami gejala pneumonitis yang lain, Anda juga sebaiknya berkonsultasi ke dokter untuk mendeteksi apakah ada pneumonitis sehingga kondisi ini dapat diterapi dan tidak berubah menjadi pneumonitis kronis.
- dr Anita Larasati Priyono