Penyakit muntaber adalah gangguan pencernaan yang dapat dialami orang dewasa maupun anak-anak. Penyakit ini biasanya ditandai dengan mual, muntah dan diare.
Anak yang mengalami muntaber biasanya merasa lemas karena banyak cairan tubuh yang hilang. Untuk memulihkan kondisinya, orang tua dapat memberikan makanan dan minuman yang banyak mengandung cairan namun tetap kaya akan nutrisi.
Makanan dan Minuman yang Dianjurkan bagi Penderita Muntaber
Muntaber juga dikenal dengan gastroenteritis atau flu perut (stomach flu). Penyakit ini dapat disebabkan oleh infeksi virus, bakteri atau dari makanan.
Biasanya seseorang terkena muntaber setelah mengonsumsi makanan atau air yang sudah terkotaminasi kuman. Selain itu, muntaber juga dapat menular jika Anda menyentuh benda-benda yang mengandung virus atau bakteri.
Orang tua tentu panik jika melihat si kecil mengalami muntah dan diare dalam frekuensi yang sering. Pasalnya, badan anak menjadi lemas karena banyaknya cairan dan makanan yang terbuang. Untuk membantu pemulihan anak, orang tua dapat menyediakan beberapa pilihan menu berikut ini:
1. Minuman untuk memenuhi cairan tubuh
Penderita muntaber berisiko mengalami dehidrasi jika cairan yang hilang tidak diganti. Untuk menggantinya, Anda bisa menyediakan minuman yang terdiri dari air dan karbohidrat namun mudah dicerna.
Dilansir dari Healthline, beberapa minuman yang direkomendasikan antara lain air, kaldu, teh tanpa kafein, jus buah buatan sendiri, minuman elektrolit, air kelapa dan oralit.
Beberapa minuman seperti jus buah kemasan dan minuman olahraga dapat mengandung banyak gula yang dapat memperparah diare, untuk itu tidak disarankan memberi minuman tersebut pada bayi atau balita secara sembarangan. Sebagai alternatif, Anda dapat membuatkan jus apel, jus anggur yang sedikit kandungan gula.
Baca Juga: Benarkah Minum Teh Dapat Menyebabkan Dehidrasi? | AI Care (ai-care.id)
2. Minuman pereda mual
Anda juga bisa meredakan mual anak dengan menyediakan minuman herbal. Minuman seperti teh peppermint atau jahe dipercaya dapat membantu meredakan mual dan membuat perut terasa lebih baik.
Jika minuman jahe terlalu panas bagi anak-anak, Anda dapat memberikan permen jahe atau olahan jahe lainnya untuk membantu mengurangi mual dan muntah.
3. Sup berbahan dasar kaldu
Masakan berbahan dasar kaldu merupakan salah satu makanan yang direkomendasikan bagi penderita muntaber. Sup dengan bahan kaldu memiliki kandungan air yang tinggi sehingga dapat membantu hidrasi tubuh selama muntaber. Beberapa makanan yang bisa Anda sajikan di antaranya sup ayam, sup ikan, atau sup daging.
4. Makanan diet BRAT
Makanan diet BRAT terdiri dari pisang (banana), nasi (rice), saus apel (apple sauce) dan roti panggang (toast). Para ahli merekomendasikan diet BRAT pada anak yang mengalami gangguan pencernaan untuk membantu memenuhi nutrisinya. Selain itu, kombinasi makanan ini juga akan membantu memampatkan diare.
Anda dapat memberikan menu makan ini setelah kondisi anak mulai stabil dan frekuensi muntah sudah berkurang. Perlu diingat bahwa pola makan ini tidak mampu memenuhi kebutuhan semua nutrisi yang dibutuhkan si kecil. Setelah kondisi anak benar-benar stabil, Anda bisa kembali menyajikan menu sehat yang mengandung buah dan sayuran.
5. Sereal dan biskuit
Alternatif makanan lain yang bisa membantu mencegah mual dan muntah selama muntaber adalah makanan kering seperti biskuit dan sereal.
Makanan ini terbilang minim bumbu, rendah lemak, dan rendah serat sehingga aman bagi saluran pencernaan yang sedang meradang. Biskuit dan sereal juga mengandung karbohidrat sederhana yang mudah dicerna.
Muntaber dapat membuat tubuh anak lemas dan tidak bertenaga. Dengan menyajikan menu yang banyak mengandung air dan rendah karbohidrat dapat membantu memulihkan tenaga anak.
Umumnya, muntaber dapat mereda dengan sendirinya setelah beberapa hari. Namun jika kondisi anak tidak kunjung membaik maka sebaiknya segera periksakan ke dokter. Anda juga dapat melakukan konsultasi bersama dokter pada aplikasi Ai Care yang bisa diunduh di Play Store atau App Store.
Mau tahu informasi seputar nutrisi, makanan dan tips diet lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Nadia Opmalina