Scurvy

Vitamin C atau asam askorbat memiliki peran penting pada pertumbuhan.

Bagikan :


Definisi

Scurvy atau skorbut adalah kumpulan gejala atau sindrom klinis yang muncul akibat kekurangan vitamin C dalam jangka waktu yang panjang. Seseorang dianggap mengalami kekurangan vitamin C bila kadar vitamin C dalam darahnya kurang dari 11,4 umol/L.

Vitamin C atau asam askorbat memiliki peran penting pada pertumbuhan, perkembangan dan pemulihan dari kulit, tulang serta jaringan ikat di tubuh. Vitamin C juga dibutuhkan untuk menjaga kesehatan gigi dan gusi, serta beragam fungsi lainnya.

Angka kasus scurvy bervariasi di berbagai negara, sekitar 7,1% kasus di Amerika Serikat sampai 73,9% di India Utara. Scurvy bisa terjadi bila pola makan atau diet seseorang rendah akan vitamin C. Kondisi ini menjadi masalah pada wilayah dengan penduduk yang mengalami kurang gizi.

Kami juga memiliki artikel tentang obat vitamin C yang bisa Anda baca di sini: Vitamin C - Cara Kerja, Indikasi dan Kontraindikasi.

 

Penyebab

Bila seseorang tidak mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin C, cadangan vitamin ini dalam tubuh akan berkurang dalam waktu 4-12 minggu. Scurvy bukanlah penyakit menular. Scurvy terjadi karena kurangnya asupan vitamin C dalam jangka panjang, minimal tiga bulan. Total penyimpanan vitamin C dalam tubuh sebesar 1500 mg, dan gejala scurvy bisa muncul bila kadar vitamin C dalam tubuhnya berkurang sampai di bawah 350 mg.

Penyakit ini termasuk jarang terjadi karena kandungan vitamin C dapat ditemui di berbagai jenis makanan. Vitamin C banyak terkandung dalam buah-buahan dan sayuran segar seperti jeruk, anggur, kentang, tomat, lemon, bayam, brokoli dan lain-lain. ASI dan susu formula pun turut memiliki kandungan vitamin C yang cukup bagi bayi. Oleh karena itu, kurangnya konsumsi makanan di atas menjadi penyebab tersering terjadinya kekurangan vitamin C.

Namun, bila Anda memiliki penyakit yang mengganggu vitamin C untuk diserap di tubuh. atau memiliki gangguan yang mengganggu fungsi vitamin C, hal ini turut berperan menyebabkan terjadinya scurvy.

 

Faktor Risiko

Adapun faktor-faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami kekurangan vitamin C atau scurvy bisa dilihat di bawah ini:

  • Konsumsi alkohol dapat memengaruhi kemampuan tubuh dalam menyerap vitamin C.
  • Merokok, kebiasaan ini bisa meningkatkan kebutuhan vitamin C di tubuh sampai 30%.
  • Pola makan atau diet yang minim akan kandungan vitamin C. Contohnya bila seseorang hanya mengonsumsi teh dan roti.
  • Memiliki pendapatan yang rendah sehingga tidak mampu membeli buah dan sayur.
  • Menderita kondisi medis tertentu yakni:
    • Gangguan makan, contohnya anoreksia nervosa (kondisi psiskis yang menyebabkan persepsi berat badan yang menyimpang dan berat badan rendah yang tidak normal).
    • Penyakit saluran cerna seperti penyakit radang usus.
    • Kelenjar tiroid yang terlalu aktif dan memproduksi hormon tiroid secara berlebihan (hipertiroid).
    • Memiliki alergi makanan yang membuatnya tidak bisa mengonsumsi makanan tertentu.
    • Diabetes mellitus tipe 1.
  • Memiliki kandungan besi yang tinggi dalam tubuh, hal ini memicu ginjal untuk mengeluarkan lebih banyak vitamin C.
  • Pada orang yang berusia lanjut, karena pada lansia sering terjadi penurunan asupan makanan sehingga berisiko kekurangan vitamin C.
  • Wanita hamil atau menyusui.

 

Bila Anda tertarik untuk membaca lebih lanjut mengenai penyakit radang usus, Anda bisa membacanya di sini: Inflammatory Bowel Disease - Definisi, Penyebab dan Faktor Risiko.

 

Gejala

Penyakit scurvy menunjukkan berbagai macam gejala setelah seseorang mengalami kekurangan vitamin C dalam 8-12 minggu. Umumnya keluhan yang bisa timbul adalah:

  • Emosi yang tidak stabil.
  • Berkurangnya nafsu makan.
  • Merasa lelah dan lemah.
  • Nyeri otot dan sendi.
  • Penyembuhan luka lebih lama dari biasanya.
  • Gusi membengkak sampai gigi mudah tanggal.
  • Bintik berwarna merah atau ungu tanda perdarahan di bawah kulit.
  • Kulit menjadi kering, kasar dan bersisik.
  • Rambut kering dan kasar.
  • Pembengkakan tungkai karena penumpukan cairan.
  • Kuku melengkung keluar menyerupai sendok.
  • Mata kering.
  • Perdarahan pada bagian putih mata.
  • Kebotakan.
  • Anemia atau kekurangan sel darah merah.
  • Berat badan bayi tidak naik.

 

Diagnosis

Diagnosis pada penyakit scurvy didasarkan pada kondisi keluhan yang dirasakan serta faktor risiko yang Anda miliki. Karena penyakit scurvy bersifat kronis atau terjadi dalam jangka waktu yang panjang, umumnya gejala yang dialami pasien timbul secara bertahap.

Selain menanyakan mengenai keluhan yang dialami, dokter juga akan bertanya mengenai:

  • Pola makan Anda.
  • Riwayat penyakit sebelumnya.
  • Aktivitas Anda sehari-hari.
  • Pengobatan yang sudah dijalani.

Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh pada tubuh. Pemeriksaan darah dapat dilakukan untuk mengetahui kadar vitamin C yang ada dalam darah pasien. Pemeriksaan penunjang lain akan dilakukan sesuai indikasi atas keluhan yang ditemukan pada pasien scurvy.

Selain menilai kadar vitamin C, umumnya dokter akan melakukan skrining untuk melihat bila pasien turut mengalami kekurangan vitamin lainnya. Karena kondisi ini sering dikaitkan dengan asupan makanan yang buruk, kemungkinan pasien scurvy juga bisa mengalami kekurangan asupan vitamin dan mineral penting lainnya. Vitamin B12, folat, kalsium, seng, dan zat besi sangat rendah juga sering ditemukan pada pasien yang menderita scurvy. 

Anda bisa membaca artikel vitamin B12 di sini: Vitamin B12 - Cara Kerja, Sediaan dan Interaksi Obat.

 

Tata Laksana

Kunci utama dalam mengobati penyakit scurvy adalah mengobati kondisi utama yang menyebabkan penyakit ini. Kekurangan vitamin C dapat diatasi dengan pemenuhan kebutuhan vitamin C melalui makanan dan pemberian suplemen Vitamin C. Konsumsi alkohol dan kebiasaan merokok juga harus dihentikan. 

Setelah pemberian suplemen dan peningkatan konsumsi makanan yang mengandung vitamin C, umumnya sebagian besar gejala akan menghilang dalam kurun waktu 1-2 minggu.

 

Komplikasi

Penyakit scurvy yang tidak ditangani dengan cepat dan tepat akan membuat penyakit menjadi semakin parah. Pada kondisi yang berat, scurvy dapat menyebabkan gangguan organ vital seperti:

  • Terjadinya hemolisis, kondisi di mana sel darah merah rusak dan pecah menyebabkan perdarahan dan anemia.
  • Penyakit kuning, kondisi klinis badan dan mata kuning karena keterkaitan dengan gangguan fungsi organ hati dan empedu.
  • Kejang.

 

Pencegahan

Pencegahan terbaik dari penyakit ini adalah dengan menjaga asupan vitamin C sesuai angka kecukupan gizi harian yang disarankan. Anda disarankan untuk mengonsumsi buah dan sayur segar yang kaya akan vitamin C seperti:

  • Jeruk
  • Lemon
  • Stroberi
  • Tomat
  • Paprika
  • Brokoli, dll.

Memanaskan makanan secara berlebihan saat memasak dapat mengurangi kandungan vitamin C dalam bahan makanan tersebut, sehingga sebaiknya dihindari. Ubah juga gaya hidup Anda untuk mencegah terjadinya scurvy, seperti:

  • Tidak mengkonsumsi minuman beralkohol.
  • Hindari kebiasaan merokok.
  • Menjaga asupan gizi seimbang.

 

Kapan Harus ke Dokter?

Gejala scurvy terjadi secara menahun sehingga ketika telah tampak keluhan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, penting untuk segera berobat ke dokter untuk mendapat pemeriksaan lebih lanjut.

Pengobatan yang lebih dini akan sangat membantu kesembuhan penyakit, sehingga perlu adanya kesadaran pasien untuk memeriksakan diri segera jika terdapat gejala yang mirip dengan gejala scurvy.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : dr Ulfayanti Syahmar
Editor :
  • dr Hanifa Rahma
Last Updated : Minggu, 16 April 2023 | 11:30

Maxfield, L., & Crane, J. S. (2022, July 4). Vitamin C Deficiency - StatPearls - NCBI Bookshelf. Retrieved October 13, 2022, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK493187/.

Cleveland Clinic. (2022). Scurvy. Retrieved October 13, 2022, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/24318-scurvy.

Johnson, L. E. (2020, November). Vitamin C Deficiency (Scurvy). MSD Manual Consumer Version. Retrieved October 31, 2022, from https://www.msdmanuals.com/home/disorders-of-nutrition/vitamins/vitamin-c-deficiency#.