Definisi
Inflammatory Bowel Disease (IBD) atau penyakit radang usus adalah istilah umum untuk gangguan peradangan kronis atau terjadi dalam waktu lama pada saluran pencernaan. Jenis-jenis IBD antara lain:
- Kolitis ulseratif, yaitu peradangan dan ulkus atau luka di permukaan lapisan usus besar dan rektum (bagian akhir usus besar yang tersambung ke dubur).
- Penyakit Crohn, yaitu peradangan saluran cerna pada lapisan yang lebih dalam.
Penyebab
Penyebab pasti dari penyakit radang usus belum diketahui dengan pasti. Sebelumnya, diet dan stres dicurigai sebagai penyebab. Sekarang diketahui bahwa faktor-faktor tersebut memang dapat memperburuk gejala, namun bukan sebagai penyebab utama.
Salah satu kemungkinan penyebabnya adalah autoimun atau gangguan sistem kekebalan tubuh. Ketika sistem kekebalan tubuh mencoba melawan kuman yang menyerang tubuh, respons kekebalan salah menyerang sel-sel di saluran pencernaan.
Faktor keturunan juga tampaknya berperan pada orang dengan IBD yang memiliki anggota keluarga mengalami IBD juga. Namun, kebanyakan orang dengan IBD tidak memiliki riwayat keluarga mengalami IBD.
Faktor Risiko
Faktor risiko IBD antara lain:
- Usia. Kebanyakan orang dengan IBD terdiagnosis pada usia >30 tahun. Namun, beberapa orang tidak mengalami penyakit ini sampai usia 50 atau 60-an.
- Ras atau etnis. Meskipun orang kulit putih memiliki risiko yang paling tinggi, namun penyakit ini dapat terjadi pada ras apa pun.
- Riwayat keluarga. Anda berisiko lebih tinggi jika memiliki anggota keluarga dengan IBD.
- Merokok. Merokok adalah faktor risiko terpenting yang dapat dikontrol pada penyakit Crohn.
- Konsumsi obat anti inflamasi non steroid atau NSAID tidak sesuai aturan.
Gejala
Gejala IBD bervariasi, tergantung pada tingkat keparahan dan lokasi peradangan. Gejala bisa ringan hingga berat. Biasanya penyakit dimulai dengan periode aktif lalu diikuti dengan periode remisi atau perbaikan.
Tanda dan gejala yang sering ditemukan pada penyakit Crohn dan kolitis ulseratif meliputi:
- Diare
- Kelelahan
- Sakit perut dan kram
- Terdapat darah pada tinja
- Nafsu makan berkurang
- Penurunan berat badan tanpa sebab lain
Diagnosis
Dokter akan mendiagnosis penyakit radang usus hanya setelah menyingkirkan kemungkinan penyebab lain. Untuk membantu memastikan diagnosis IBD, dokter dapat menyarankan beberapa pemeriksaan berikut:
Tes Laboratorium
- Memeriksa kondisi anemia, yaitu berkurangnya sel darah merah yang membawa suplai oksigen dan makanan di tubuh. Juga dapat melihat adanya infeksi.
- Pemeriksaan tinja. Untuk memeriksa apakah ada darah atau kuman di dalam tinja.
Endoskopi
Endoskopi adalah prosedur melihat langsung kondisi organ berongga di dalam tubuh menggunakan selang kecil dan lentur yang terpasang lampu dan kamera di ujungnya. Gambar yang ditangkap oleh kamera akan terlihat pada layar monitor. Beberapa jenis endoskopi yang dapat dilakukan pada IBD adalah:
- Kolonoskopi, dapat melihat seluruh usus besar. Dokter juga akan mengambil sampel kecil jaringan usus (biopsi) untuk analisis laboratorium. Biopsi adalah cara untuk membedakan IBD dengan bentuk peradangan lainnya.
- Sigmoidoskopi, dapat melihat rektum dan sigmoid, yaitu bagian akhir dari usus besar yang tersambung ke dubur.
- Endoskopi saluran cerna atas, untuk melihat kerongkongan, lambung, dan bagian awal dari usus kecil (duodenum).
- Endoskopi kapsul, membantu mendiagnosis penyakit Crohn yang mengenai usus kecil. Pasien akan menelan kapsul yang berisi kamera kecil di dalamnya. Gambar usus ditransmisikan ke sebuah perekam. Setelah itu, kapsul akan keluar dari tubuh melalui tinja tanpa rasa sakit. Anda mungkin masih memerlukan endoskopi dengan biopsi untuk memastikan diagnosis penyakit Crohn. Endoskopi kapsul tidak boleh dilakukan jika ada sumbatan pada usus.
- Enteroskopi dengan bantuan balon, untuk melihat lebih jauh ke dalam usus kecil yang tidak terjangkau oleh endoskopi standar.
Pencitraan
- Rontgen sinar-X. Jika Anda memiliki gejala berat, dokter akan melakukan rontgen perut untuk menyingkirkan komplikasi serius, seperti usus besar yang berlubang.
- CT scan, merupakan teknik sinar-X khusus yang memberikan lebih banyak gambar detail. Tes ini dapat melihat seluruh usus beserta jaringan di luar usus.
- MRI, sangat berguna untuk mengevaluasi fistula di sekitar anus (MRI panggul) atau di sekitar usus kecil (MR enterografi).
Tata Laksana
Tujuan pengobatan penyakit radang usus adalah mengurangi peradangan, menghilangkan gejala, membantu penyembuhan jangka panjang, dan mengurangi risiko komplikasi. Pengobatan IBD dapat dilakukan dengan obat-obatan atau pembedahan.
Obat antiinflamasi atau antiperadangan
Obat antiinflamasi seringkali menjadi langkah pertama dalam pengobatan penyakit radang usus. Jenis obat yang digunakan tergantung area usus besar yang terkena.
Imunosupresan atau penekan sistem kekebalan
Obat-obatan ini menekan respons kekebalan yang melepaskan bahan kimia pemicu peradangan ke dalam tubuh. Bahan kimia tersebut dapat merusak lapisan saluran cerna.
Antibiotik
Digunakan ketika ada keterlibatan infeksi bakteri. Antibiotik yang sering digunakan adalah siprofloksasin dan metronidazol. Semua antibiotik harus dengan resep dokter.
Obat dan suplemen lain
Berguna untuk mengendalikan peradangan dan meringankan keluhan. Selalu konsultasikan dengan dokter sebelum minum obat yang dijual bebas. Dokter dapat merekomendasikan satu atau lebih obat berikut:
- Obat antidiare. Suplemen serat seperti bubuk psyllium atau metil selulosa dapat membantu meredakan diare ringan hingga sedang. Untuk diare yang lebih berat, dapat diberikan loperamide.
- Obat pereda nyeri. Untuk nyeri ringan, dokter akan merekomendasikan acetaminophen. Namun, ibuprofen, naproxen sodium, dan natrium diklofenak kemungkinan dapat memperburuk gejala.
- Vitamin dan suplemen. IBD dapat menyebabkan penderitanya tidak menyerap nutrisi dengan cukup. Dalam hal ini, dokter dapat merekomendasikan vitamin dan suplemen nutrisi.
Terapi Nutrisi
Ketika terjadi penurunan berat badan yang parah, dokter akan merekomendasikan diet khusus melalui selang makanan atau disuntikkan melalui pembuluh darah. Tindakan ini dapat meningkatkan asupan nutrisi dan memungkinkan usus beristirahat. Usus yang beristirahat akan berkurang peradangannya dalam jangka pendek.
Pembedahan
Bila perubahan pola makan, gaya hidup, obat-obatan, atau pengobatan lainnya tidak meredakan gejala IBD Anda, dokter akan merekomendasikan pembedahan:
- Pembedahan untuk kolitis ulserativa, berupa pengangkatan seluruh usus besar dan pembuatan lubang permanen di perut sebagai jalur pengeluaran tinja. Tinja akan ditampung ke dalam kantong yang terpasang di luar perut.
- Pembedahan untuk penyakit Crohn. Pembedahan tidak dapat menyembuhkan penyakit Crohn secara total. Manfaat pembedahan biasanya hanya bersifat sementara. Penyakit ini mudah kambuh dan seringnya di dekat sambungan jaringan yang dioperasi. Pemberian obat-obatan setelah operasi dapat meminimalkan risiko kekambuhan.
Diet
Makanan dan minuman tertentu diduga dapat memperburuk gejala, terutama saat kambuh. Jika Anda menemukan beberapa makanan menimbulkan gejala, Anda dapat menghindari makanan tersebut. Berikut beberapa saran diet yang dapat membantu Anda:
- Batasi produk susu. Banyak orang dengan penyakit radang usus menemukan bahwa masalah seperti diare, sakit perut, dan gas perut membaik dengan membatasi atau menghindari produk susu. Anda mungkin memiliki intoleransi laktosa yaitu, tubuh tidak dapat mencerna gula susu (laktosa) dalam makanan berbahan susu.
- Makan makanan dalam porsi kecil, seperti 5-6 porsi kecil sehari, dibandingkan 2-3 porsi besar.
- Minum banyak cairan. Air putih adalah cairan terbaik. Alkohol dan minuman berkafein merangsang usus serta memperburuk diare. Sementara, minuman berkarbonasi akan lebih sering menghasilkan gas.
- Multivitamin. Diet penderita penyakit Crohn biasanya menjadi terbatas. Peradangan usus yang terjadi pun mengganggu penyerapan nutrisi. Sehingga, seringkali diperlukan suplemen multivitamin dan mineral. Konsultasi dahulu dengan dokter sebelum mengkonsumsi vitamin atau suplemen.
- Konsultasi dengan ahli gizi. Jika berat badan Anda menurun atau diet Anda menjadi sangat terbatas, konsultasikan dengan ahli gizi
Berhenti merokok
Merokok akan meningkatkan risiko penyakit Crohn. Jika sudah menderita penyakit Crohn, rokok akan memperburuknya. Orang dengan penyakit Crohn yang merokok lebih berisiko mengalami kekambuhan dan membutuhkan obat-obatan serta operasi berulang.
Komplikasi
Kolitis ulseratif dan penyakit Crohn memiliki beberapa komplikasi yang sama dan komplikasi lain yang spesifik untuk masing-masing kondisi. Komplikasi yang dapat ditemukan pada kedua penyakit tersebut adalah:
- Kanker usus besar. Skrining kanker biasanya dimulai sekitar 8-10 tahun setelah diagnosis ditegakkan.
- Peradangan kulit, mata, dan sendi Gangguan tertentu, seperti artritis, lesi kulit, dan peradangan mata (uveitis) dapat terjadi saat gejala IBD kambuh.
- Efek samping obat. Obat-obatan tertentu untuk IBD dikaitkan dengan risiko kecil terkena kanker tertentu. Kortikosteroid dapat dikaitkan dengan risiko osteoporosis, tekanan darah tinggi, dan kondisi lainnya.
- Kolangitis sklerosis primer. Pada kondisi ini, peradangan menyebabkan terbentuknya jaringan parut di dalam saluran empedu. Jaringan parut akan membuat saluran menyempit dan secara bertahap menyebabkan kerusakan hati.
- Bekuan darah. IBD meningkatkan risiko pembekuan darah di pembuluh vena dan arteri.
Komplikasi penyakit Crohn antara lain:
- Sumbatan usus. Peradangan usus lama kelamaan akan membuat usus menebal dan menyempit, sehingga menghalangi aliran pencernaan.
- Malnutrisi. Diare, sakit perut, dan kram dapat membuat Anda sulit makan atau usus sulit menyerap nutrisi yang cukup. Anda berisiko mengalami anemia kekurangan zat besi dan vitamin B12.
- Fistula. Terkadang, peradangan dapat meluas dan menimbulkan fistula, yaitu hubungan abnormal antara bagian tubuh yang seharusnya tidak berhubungan. Pada beberapa kasus, fistula dapat terinfeksi dan membentuk abses (kumpulan nanah)
- Fisura anal, yaitu robekan kecil di anus atau di kulit sekitar anus. Infeksi mudah timbul pada robekan ini.
Komplikasi kolitis ulseratif antara lain:
- Megakolon toksik, yaitu pelebaran dan pembengkakan usus besar dengan cepat.
- Usus besar berlubang, paling sering disebabkan oleh megakolon toksik, namun juga dapat terjadi dengan sendirinya.
- Dehidrasi berat, akibat dari diare yang berlebihan.
Pencegahan
IBD yang disebabkan karena faktor keturunan tidak dapat dicegah. Namun, Anda dapat mengurangi risiko IBD atau mencegah kekambuhan gejala dengan:
- Makan makanan bernutrisi
- Olahraga teratur
- Berhenti merokok
- Segera memeriksakan diri ke dokter jika mengalami gejala IBD untuk mencegah keparahan dan kekambuhan
Kapan Harus ke Dokter?
Konsultasi dengan dokter jika Anda mengalami gangguan buang air besar yang terus-menerus atau jika memiliki salah satu tanda dan gejala penyakit radang usus. Meskipun penyakit radang usus biasanya tidak gawat darurat, dalam jangka panjang dapat menjadi kondisi serius dan pada beberapa kasus dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Ayu Munawaroh, MKK
Inflammatory bowel disease. (2020). Retrieved 17 January 2022, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/inflammatory-bowel-disease/symptoms-causes/syc-20353315
Healthline Editorial Team. (2021). Understanding the Symptoms of Inflammatory Bowel Disease (IBD). Retrieved 17 January 2022, from https://www.healthline.com/health/inflammatory-bowel-disease#diagnosis
Rowe WA. (2020). Inflammatory bowel disease. Retrieved 24 January 2022, from https://emedicine.medscape.com/article/179037-overview
Inflammatory bowel disease. (2018). Retrieved 24 January 2022, from https://www.cdc.gov/ibd/what-is-IBD.htm#:~:text=Inflammatory%20bowel%20disease%20(IBD)%20is,damage%20to%20the%20GI%20tract.
DerSarkissian C. (2021). Inflammatory bowel disease: symptoms and treatment. Retrieved 24 January 2022, from https://www.webmd.com/ibd-crohns-disease/inflammatory-bowel-syndrome
Inflammatory bowel disease (overview). (2021). Retrieved 24 January 2022, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/15587-inflammatory-bowel-disease-overview
Inflammatory bowel disease. (2020). Retrieved 24 January 2022, from https://www.nhs.uk/conditions/inflammatory-bowel-disease/