Stenosis Pilorus

Stenosis Pilorus

Bagikan :


Definisi

Stenosis berarti penyempitan. Sedangkan pilorus adalah otot yang berfungsi sebagai katup antara lambung dan usus kecil. Penyempitan pada stenosis pilorus disebabkan oleh otot-otot pilorus menebal dan membesar secara tidak normal, sehingga menghalangi makanan mencapai usus kecil. 

Pilorus adalah otot sfingter atau otot yang dapat membuka dan menutup. Otot ini terletak di ujung lambung yang berhubungan dengan usus halus. Pilorus akan menutup saat makanan dan cairan sedang dicerna di dalam lambung. Lalu ia akan membuka saat makanan telah selesai dicerna oleh lambung dan akan dicerna lebih lanjut di usus kecil.

Ketika otot pilorus terlalu tebal, jalur pencernaan yang dilewati makanan akan menyempit. Cairan dan makanan tidak dapat berpindah dari lambung ke usus halus. Stenosis pilorus biasanya terdiagnosis pada bayi baru lahir dan merupakan kelainan yang tergolong langka. Kelainan ini dijumpai pada 3 dari 1000 kelahiran bayi. 

Stenosis pilorus dapat menyebabkan muntah menyemprot karena ASI atau susu formula tidak bisa berpindah ke usus halus. Bayi dapat mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan serta penurunan berat badan. Bayi dengan stenosis pilorus biasanya tampak lapar sepanjang waktu. Dengan pembedahan, stenosis pilorus dapat disembuhkan.

Penyebab

Penyebab pasti stenosis pilorus belum diketahui. Namun, faktor genetik dan lingkungan diduga berperan. Stenosis pilorus biasanya tidak ditemukan saat lahir dan kemungkinan berkembang di kemudian hari.

Penyempitan pilorus juga dapat terjadi pada anak yang lebih besar, namun kasusnya jarang. Penyebab penyempitan pilorus pada anak yang lebih besar antara lain ulkus (tukak) peptik, yaitu luka pada dinding lambung, atau kelainan langka seperti radang lambung-usus eosinofilik.

Faktor Risiko

Faktor risiko stenosis pilorus meliputi:

  • Jenis kelamin. Stenosis pilorus lebih sering pada anak laki-laki, terutama anak pertama, dibandingkan pada anak perempuan.
  • Ras. Stenosis pilorus lebih sering pada orang kulit putih keturunan Eropa utara, sedikit pada orang kulit hitam, dan jarang pada orang Asia.
  • Kelahiran prematur. Stenosis pilorus lebih sering terjadi pada bayi prematur dibandingkan bayi cukup bulan.
  • Riwayat keluarga. Studi menunjukan bahwa risiko penyakit ini lebih tinggi pada keluarga tertentu. Stenosis pilorus terjadi pada 20% keturunan pria dan 10% keturunan wanita dari ibu yang memiliki kondisi tersebut.
  • Merokok selama kehamilan. Perilaku ini meningkatkan risiko stenosis pilorus hingga 2 kali lipat.
  • Penggunaan antibiotik sejak dini. Bayi yang diberi antibiotik tertentu pada minggu-minggu pertama kehidupan, seperti eritromisin untuk mengobati batuk rejan, memiliki risiko stenosis pilorus yang lebih tinggi. Selain itu, bayi yang lahir dari ibu yang mengkonsumsi antibiotik tertentu pada akhir kehamilan, juga memiliki risiko stenosis pilorus.

Gejala

Tanda-tanda stenosis pilorus biasanya muncul pada 3-5 minggu setelah kelahiran. Stenosis pilorus jarang terjadi pada bayi yang berusia lebih dari 3 bulan. Bayi mungkin masih dapat menyusui dengan baik, namun timbul tanda-tanda sebagai berikut:

  • Muntah setelah makan. Bayi dapat mengalami muntah proyektil atau muntah menyemprot. Muntah mungkin ringan pada awalnya dan secara bertahap menjadi lebih berat saat lubang pilorus semakin menyempit. Muntah terkadang mengandung darah.
  • Rasa lapar terus-menerus. Bayi dengan stenosis pilorus sering merasa lapar segera setelah muntah.
  • Kontraksi perut. Kontraksi perut berupa gelombang (peristaltik) yang bergejolak di perut bagian atas bayi muncul setelah menyusui dan sebelum muntah. Hal ini disebabkan oleh otot perut yang berusaha memaksa makanan melewati pilorus yang menyempit.
  • Teraba benjolan seperti sosis atau buah zaitun pada perut bagian atas.
  • Dehidrasi. Ditandai dengan bayi menangis tanpa air mata, tampak lesu, atau penurunan frekuensi buang air kecil (misalnya mengganti popok lebih jarang).
  • Perubahan gerakan usus. Bayi dengan kondisi ini dapat mengalami konstipasi
  • Masalah berat badan. Stenosis pilorus dapat membuat berat badan bayi tidak bertambah, dan terkadang menyebabkan penurunan berat badan.
  • Rewel.
  • Tinja berbentuk kecil-kecil.

Kebanyakan bayi tampak sehat sehingga orang tua tidak mengetahui adanya kelainan hingga bayi mengalami dehidrasi atau kekurangan nutrisi.

Diagnosis

Dalam mendiagnosis, dokter akan memulai dengan menanyakan keluhan dan kondisi kesehatan bayi serta melakukan pemeriksaan fisik. Terkadang, dokter bisa merasakan benjolan berbentuk zaitun pada otot pilorus yang membesar saat memeriksa perut bayi. Kontraksi seperti gelombang (peristaltik) terkadang juga terlihat saat memeriksa perut bayi, seringkali sebelum bayi mulai muntah.

Untuk menunjang diagnosis, dokter dapat merekomendasikan: 

  • Tes darah untuk memeriksa dehidrasi atau ketidakseimbangan elektrolit
  • USG untuk melihat kondisi pilorus dan memastikan diagnosis stenosis pilorus
  • Rontgen sinar-X sistem pencernaan bayi jika hasil USG tidak jelas

Tatalaksana

Pembedahan diperlukan untuk mengobati stenosis pilorus. Prosedur piloromiotomi, yaitu memperbaiki pilorus yang menyempit, biasanya segera dijadwalkan setelah diagnosis ditegakkan. Jika bayi mengalami dehidrasi atau ketidakseimbangan elektrolit, ia akan mendapatkan terapi cairan terlebih dahulu sebelum operasi.

Saat tindakan piloromiotomi, dokter hanya memotong lapisan luar otot pilorus yang menebal, sehingga lapisan dalam akan menonjol keluar. Hal ini memberikan jalan bagi makanan untuk dapat mengalir ke usus kecil.

Piloromiotomi sering dilakukan dengan menggunakan laparoskopi. Operasi ini bersifat minimal invasif, yang mana pemulihannya lebih cepat dan bekas lukanya lebih kecil dibandingkan operasi biasa.

Beberapa kondisi yang dapat dijumpai setelah operasi meliputi:

  • Bayi akan diberikan cairan infus selama beberapa jam. Anda dapat mulai menyusui bayi Anda lagi setelah 12-24 jam setelah operasi.
  • Bayi mungkin ingin menyusu lebih sering.
  • Bayi masih dapat muntah selama beberapa hari.

Pada kasus yang jarang, pilorus masih terlalu sempit meski sudah dioperasi. Dokter dapat melakukan operasi kedua untuk mengatasi hal tersebut jika diperlukan. Potensi komplikasi dari operasi stenosis pilorus antara lain perdarahan dan infeksi. Namun, komplikasi jarang terjadi dan hasil operasi umumnya sangat baik.

Komplikasi

Stenosis pilorus dapat menyebabkan beberapa komplikasi berikut:

  • Bayi mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang terhambat.
  • Dehidrasi. Muntah berulang menyebabkan dehidrasi dan ketidakseimbangan mineral (elektrolit). Elektrolit membantu mengatur banyak fungsi vital tubuh.
  • Iritasi perut. Muntah berulang mengiritasi perut bayi dan menyebabkan pendarahan ringan.
  • Penyakit kuning. Komplikasi ini jarang terjadi. Komplikasi berupa penumpukan bilirubin, yaitu zat yang disekresikan oleh hati (bilirubin), menyebabkan perubahan warna kekuningan pada kulit dan mata.

Pencegahan

Sampai saat ini belum ditemukan cara untuk mencegah stenosis pilorus. Jika Anda mengetahui terdapat riwayat stenosis pilorus pada keluarga, konsultasi dengan dokter mengenai hal tersebut. Dokter akan mencari tanda atau gejala stenosis pilorus pada bayi Anda. Dengan segera menemukan tanda dan gejala stenosis pilorus, penanganan bisa segera diberikan. Mendapatkan penanganan lebih awal akan membantu mencegah komplikasi seperti kekurangan gizi dan dehidrasi.

Kapan harus ke dokter?

Segera periksakan bayi Anda jika bayi mengalami:

  • Muntah menyemprot setelah makan
  • Tampak kurang aktif atau sangat rewel
  • Buang air kecil lebih jarang atau buang air besar terasa lebih sedikit
  • Berat badan tidak bertambah atau bahkan menurun

Jika bayi Anda sudah menjalani operasi, segera periksakan ke dokter jika:

  • Ada perdarahan
  • Perut membuncit
  • Bengkak pada area operasi
  • Demam
  • BAK berkurang
  • Muntah berulang
  • Muntah berwarna hijau gelap atau mengandung darah
  • Nyeri perut hebat
  • Kemerahan atau kebocoran di area operasi
Writer : dr Aprilia Dwi Iriani
Editor :
  • dr Ayu Munawaroh, MKK
Last Updated : Rabu, 22 Mei 2024 | 08:29

Pyloric stenosis. (2020). Retrieved 17 January 2022, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/pyloric-stenosis/symptoms-causes/syc-20351416#:~:text=Pyloric%20stenosis%20is%20an%20uncommon,stage%20in%20the%20digestive%20process.

Pyloric stenosis (HPS). (2020). Retrieved 17 January 2022, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/4524-pyloric-stenosis-hps#prevention

 

Nazer H. (2017). Pediatric Hypertrophic Pyloric Stenosis. Retrieved 17 January 2022, from https://emedicine.medscape.com/article/929829-overview