Tampon dan pembalut sama-sama alat yang efektif untuk menampung darah menstruasi. Pemilihan antara keduanya tergantung pada preferensi, kenyamanan dan gaya hidup seseorang.
Sebagian orang yang aktif secara fisik mungkin lebih nyaman menggunakan tampon karena tampon berada di dalam tubuh dan tidak terlihat dari luar. Tampon memberi kebebasan mobilitas yang lebih baik terutama saat Anda ingin menjaga kenyamanan saat bergerak. Namun saat menggunakan tampon, ada hal-hal yang harus diperhatikan agar Anda tidak mengalami risiko mulai dadri iritasi hingga pada kasus yang langka yaitu infeksi yang mengancam jiwa.
Risiko Menggunakan Tampon
Tampon direkomendasikan untuk diganti setiap 4-6 jam, dan tidak dipakai lebih dari 8 jam. Memakai tampon lebih lama dari waktu yang disarankan bisa meningkatkan risiko terjadinya masalah kesehatan atau hal-hal yang tidak diinginkan, di antaranya:
Iritasi dan kekeringan
Penggunaan tampon yang tidak sesuai dengan tingkat daya serap yang tepat bisa menyebabkan kekeringan dan iritasi pada vagina. Selain itu, bila Anda sensitif atau memiliki alergi terhadap wewangian, memakai tampon dengan wewangian khusus terlalu lama bisa menyebabkan peradangan pada area kelamin.
Infeksi bakteri atau jamur
Penggunaan tampon yang terlalu lama atau tidak tepat dapat meningkatkan risiko pertumbuhan bakteri atau jamur secara berlebihan di area vagina. Hal ini bisa menyebabkan peradangan pada vagina dan munculnya gejala seperti keluarnya cairan dengan warna dan bau yang abnormal.
Sindrom syok toksik (TSS)
Penggunaan tampon lebih dari 8 jam lamanya bisa meningkatkan risiko sindrom syok toksik (TSS). Penyakit ini sangat jarang ditemukan namun tergolong sebagai kondisi yang berbahaya. Kondisi ini bisa terjadi bila sudah ada kolonisasi bakteri stafilokokus pada vagina, dan tampon tidak dilepas dalam waktu lama di vagina. TSS disebabkan oleh zat beracun yang dihasilkan oleh jenis bakteri tertentu. Zat beracun ini dapat beredar di aliran darah tubuh dan menyebabkan kerusakan organ termasuk gagal ginjal, jantung, dan hati, bahkan kematian.
Baca Juga: Tampon, Pembalut dan Menstrual Cup, Mana yang Lebih Baik?
Cara Aman Menggunakan Tampon
Tampon sebenarnya aman untuk digunakan selama Anda mengikuti petunjuk penggunaan, tidak menggunakannya terlalu lama, dan memilih ukuran serta daya serap yang tepat. Berikut adalah beberapa hal yang perlu dilakukan agar tetap aman dalam menggunakan tampon:
- Baca petunjuk pemakaian di kemasan meskipun Anda pernah menggunakan tampon sebelumnya, khususnya jika berganti merek yang berbeda
- Cuci tangan sebelum dan sesudah menggunakan tampon untuk mengurangi penyebaran bakteri
- Gunakan tampon hanya saat sedang menstruasi saja, jangan menggunakan tampon untuk alasan lain atau saat tidak menstruasi
- Ganti tampon setiap 4 hingga 6 jam
- Hindari pemakaian tampon yang memiliki daya serap tinggi (super-absorbent) yang bisa menahan 9-12 gram darah
- Berhati-hati dan lakukan secara perlahan saat memasang dan mengeluarkan tampon
- Di malam hari, sebaiknya Anda menggunakan pembalut dibandingkan tampon
- Pertimbangkan menggunakan panty liners saat aliran darah menstruasi tidak terlalu berat
- Gunakan pelumas untuk memasukkan tampon untuk mengurangi risiko iritasi
Baca Juga: Penggunaan Tampon Meningkatkan Risiko Toxic Shock Syndrome
Perhatikan tanda-tanda TSS seperti demam tinggi, nyeri otot, muntah, diare, nyeri sendi, kelelahan, penurunan tekanan darah, hingga pingsan. Segera periksakan diri bila Anda mengalami nyeri, demam, atau gejala lain yang tidak biasa setelah menggunakan tampon.
Anda juga bisa memanfaatkan layanan konsultasi kesehatan dengan mengunduh aplikasi Ai Care melalui App Store atau Play Store terkait penggunaan tampon atau keluhan menstruasi.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Hanifa Rahma