Teratoma Testis

Teratoma Testis
credits: google.com

Bagikan :


Definisi

Teratoma testis adalah tumor yang berasal dari sel germinal testis. Jenis tumor ini dapat menunjukan karakteristik biologis yang sangat bervariasi dan dapat bersifat agresif. Oleh karena itu, kondisi ini harus terdiagnosa dan diterapi dengan cepat. Teratoma merupakan bagian dari jenis kanker testis. Kanker testis sendiri adalah tumor padat bersifat ganas yang paling sering ditemukan pada usia 20 sampai 35 tahun.

Menurut klasifikasi WHO tahun 2016, terdapat dua tipe teratoma testis yaitu:

  • Teratoma prepubertas, yaitu tumor yang tumbuh dengan lamban. Testis menunjukan fungsi pembentukan sperma yang normal dan tidak memiliki potensi penyebaran tumor. Namun, tumor ini tidak hanya ditemukan pada anak-anak, melainkan dapat juga ditemukan pada ornag dewasa. Kelompok tumor ini juga meliputi kista dermoid atau epidermoid.
  • Teratoma postpubertal, yaitu teratoma yang memiliki potensi penyebaran tumor (sebanyak 22 sampai 37% kasus).

 

Penyebab

Penyebab pasti teratoma testis tidak diketahui. Namun, tumor atau kanker dapat terbentuk akibat adanya perubahan atau kelainan pada kromosom yang mengendalikan pertumbuhan dan kematian sel. Para ahli masih mempelajari mengenai perubahan DNA dan kromosom yang menyebabkan kanker testis.

 

Faktor Risiko

Terdapat beberapa faktor yang meningkatkan risiko terjadinya teratoma testis, yaitu:

  • Usia. Teratoma testis dapat ditemukan pada anak-anak dan dewasa muda, namun kelompok usia paling sering adalah 20 sampai 35 tahun. Pada anak-anak, teratoma testis biasanya muncul pada 2 tahun pertama kehidupan (rata-rata usia 20 bulan).
  • Gangguan saat janin. Risiko teratoma meningkat saat terdapat gangguan pertumbuhan janin yang ditandai dengan bayi berat badan lahir rendah atau rendah untuk usia kehamilan, testis tidak turun, kelainan lubang saluran kencing, perdarahan ibu hamil, usia ibu hamil yang terlalu tua, kuning pada bayi, dan plasenta (ari-ari) yang menempel kuat
  • Testis tidak turun atau kriptorkidisme. Kriptorkidisme adalah faktor risiko yang paling signifikan untuk terjadinya tumor testis. Sekitar 3-5% anak laki-laki lahir dengan testis di dalam perut. Testis biasanya akan turun ke dalam skrotum dalam satu tahun pertama kehidupan. Namun, pada beberapa anak, testis tidak turun sama sekali. Pada kebanyakan kasus, testis yang tidak turun saat anak sudah berusia satu tahun tetap akan turun meskipun terlambat. Jika testis tidak turun secara natural, operasi yang disebut orkidopeksi dapat dilakukan untuk menempatkan testis pada posisi normalnya yaitu di dalam skrotum. Penting untuk testis turun ke skrotum saat masa kanak-kanak awal karena anak dengan testis yang tidak turun memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena kankter testis dibandingkan dengan anak yang testisnya turun dengan normal. Selain itu, lebih mudah juga untuk mengevaluasi testis yang berada di dalam skrotum. Pria dengan testis yang tidak turun 3 kali lipat lebih mungkin untuk mengalami kanker testis dibandingkan dengan pria yang testisnya turun saat lahir atau sesaat setelah lahir.
  • Riwayat tumor testis. Pria yang pernah terdiagnosa kanker testis memiliki risiko terkena kanker di testis lainnya sebanyak 12 sampai 18 kali lipat. Oleh karena itu, jika Anda pernah terdiagnosa kanker testis, sangat penting bagi Anda untuk memperhatikan testis Anda yang lain. Selain itu, Anda juga perlu untuk memantau adanya tanda kekambuhan sampai sekitar 5 sampai 10 tahun, sehingga sangat penting bagi Anda untuk memeriksakan diri secara teratur ke dokter.
  • Paparan radiasi. Paparan sinar radiasi pada panggul merupakan factor risiko yang penting untuk tumor testis.
  • Kerentanan genetik. Adanya riwayat keluarga denagn kanker testis meningkatkan risiko terkena tumor yang sama, dengan risiko 4 kali lipat lebih tinggi pada saudara sekandung.

 

Gejala

Tanda dan gejala teratoma testis adalah sebagai berikut:

  • Adanya benjolan pada testis, biasanya tidak nyeri. Benjolan umumnya hanya pada satu sisi saja karena tumor pada kedua sisi sangat jarang.
  • Pembengkakan pada testis yang tidak nyeri. Terkadang nyeri dapat timbul akibat adanya perdarahan pada tumor dan memar atau terpeluntirnya testis.
  • Pembesaran kelenjar getah bening pada lipat paha.
  • Nyeri pada lipat paha.

 

Diagnosis

Dokter akan menanyakan mengenai gejala yang Anda alami dan riwayat kesehatan Anda, termasuk infromasi mengenai riwayat testis yang tidak turun, torsio testis (testis terpuntir), cedera pada lipat paha, serta pertumbuhan benjolan. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik ditambah dengan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan radiologi dan laboratorium untuk mengkonfirmasi diagnosa dan stadium penyakit. Pemeriksaan ini terdiri dari pemeriksaan darah, ultrasonografi perut dan testis, X-ray dada, CT scan perut, panggul, dan dada), MRI, serta PET scan.

  • Pemeriksaan darah. Tumor menghasilkan zat yang dapat terdeteksi di darah, contohnya adalah hCG (human chorionic gonadotropin) dan AFP (alpha fetoprotein). Kedua zat ini akan meningkat pada teratoma testis, namun dapat juga meningkat akibat adanya tumor yang lain.
  • USG. USG merupakan teknik radiologi terpilih untuk mengevaluasi kelainan testis. Teknik ini tidak menimbulkan nyeri dan mudah dioperasikan, serta baik dalam mengidentifikasi adanya benjolan pada skrotum. USG dapat membedakan benjolan yang berasal dari testis dengan benjolan dari luar testis, dengan kemampuan mencapai 99%.
  • Histologi. Satu-satunya cara pasti untuk mengonfirmasi adanya kanker testis adalah dengan memeriksa bagian dari benjolan di bawah mikroskop. Pemeriksaan ini disebut dengan histologi.

 

Tata Laksana

Operasi pengangkatan testis merupakan pilihan utama pada benjolan testis yang dicurigai ganas. Setelah itu, pemasangan testis prosthesis dapat menjadi pilihan untuk estetika. Radioterapi tidak memiliki manfaat dalam terapi teratoma testis.

Orang dengan tumor yang terlokalisir memiliki harapan yang baik dan dapat dilakukan operasi. Sementara itu, pada penyakit yang sudah menyebar akan memiliki harapan yang lebih buruk. Tumor yang sudah menyebar tidak memberikan respon yang baik terhadap kemoterapi. Oleh karena itu, tujuan terapi pada kondisi ini adalah untuk membuang tumor yang ada secara komplit dengan operasi.

Pada pria usia reproduksi, dapat dipertimbangkan penyimpanan sperma di bank sperma karena terapi untuk teratoma testis yang meliputi operasi, radioterapi, dan kemoterapi dapat mempengaruhi kesuburan.

 

Komplikasi

Kanker testis merupakan penyakit dengan tingkat kesembuhan yang tinggi dengan angka harapan hidup 5 tahun sebesar 95%. Namun, jenis teratoma dihubungkan dengan penyebaran tumor dan angka kematian akibat penyakit yang lebih tinggi, serta lebih resisten terhadap terapi.

Gejala penyebaran tumor meliputi:

  • Batuk yang menetap
  • Batuk darah
  • Sesak nafas
  • Pembengkakan dan pembesaran payudara pria
  • Benjolan atau pembengkakan di leher
  • Nyeri punggung bawah

Prosedur pengangkatan testis beserta kelenjar getah bening dapat menimbulkan masalah lain seperti ejakulasi retrograde (ejakulasi tidak keluar namun kembali ke kandung kemih).

 

Pencegahan

Tumor testis tidak dapat dicegah, namun Anda dapat melakukan pemeriksaan testis mandiri untuk mengidentifikasi adanya perubahan pada testis yang perlu dikonsultasikan ke dokter. Banyak ahli yang merekomendasikan pemeriksaan testis mandiri setiap bulan.

 

Kapan Harus ke Dokter

Anda sebaiknya berkonsultasi ke dokter jika Anda menyadari adanya perubahan pada testis Anda seperti adanya pembengkakan atau benjolan pada salah satu testis. Benjolan dalam skrotum dapat memiliki berbagai macam penyebab yang berbeda, dan tumor testis merupakan penyebab yang jarang. Jika Anda memang menderita tumor testis, semakin cepat terapi dimulai, maka semakin besar kemungkinan Anda akan sembuh total.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

Writer : dr Tea Karina Sudharso
Editor :
  • dr Ayu Munawaroh, MKK
Last Updated : Minggu, 16 April 2023 | 03:48