Batu Kandung Kemih (Vesikolitiasis)

Batu Kandung Kemih (Vesikolitiasis)
Ilustrasi batu kandung kemih.

Bagikan :


Definisi

Vesikolitiasis adalah batu saluran kemih yang berada di kandung kemih. Kandung kemih sendiri ialah organ untuk menampung urin sebelum dikeluarkan saat buang air kecil (BAK). Meski pun bisa juga dialami oleh anak-anak dan perempuan; sebagian besar batu kandung kemih dialami oleh pria dewasa. 

 

Penyebab

Urin diproduksi oleh ginjal dan terdiri dari air yang tercampur dengan zat buangan dari darah yang disaring oleh ginjal. Ketika terdapat urin yang belum dibuang dalam waktu lama di dalam kandung kemih, maka zat tersebut akan mengendap, terakumulasi, dan membentuk kristal. Seiring waktu, kristal akan mengeras dan membentuk batu kandung kemih.

Batu kandung kemih biasanya terjadi akibat aliran urin yang tidak lancar, yaitu pengosongan kandung kemih yang tidak lampias, misalnya pada kondisi pembesaran prostat jinak (benign prostate hyperplasia) atau kelainan saraf yang mengontrol kandung kemih. Kerusakan saraf ini dapat terjadi akibat adanya cedera pada saraf tulang belakang atau kondisi medis yang merusak sistem saraf, seperti motor neurone disesase atau spina bifida. Pembesaran prostat jinak (BPH) dan kelainan saraf ini adalah penyebab utama batu kandung kemih. Namun, batu kandung kemih juga dapat terjadi pada individu sehat tanpa adanya kelainan pada saluran kemih.

Pada orang dewasa, komposisi batu kandung kemih yang paling banyak adalah asam urat, yaitu 50% dari seluruh kasus batu kandung kemih. Zat lain yang dapat membentuk batu kandung kemih adalah kalsium oksalat, kalsium fosfat, ammonium urat, sistein, dan kalsium-amonium-magnesium fosfat (disebut juga triple phosphate atau batu struvite dan berhubungan dengan adanya infeksi saluran kemih).

 

Faktor Risiko

Terdapat beberapa hal yang meningkatkan risiko pembentukan batu kandung kemih yaitu:

  • Terapi radiasi pada saluran kemih
  • Operasi saluran kemih
  • Penyempitan uretra. Pada kondisi ini akan terjadi gangguan aliran urin keluar dari kandung kemih
  • Divertikula kandung kemih. Divertikula adalah kantung yang timbul di dinding kandung kemih. Jika diverticula terlalu besaar, akan membuat seseorang sulit untuk mengosongkan kandung kemih dengan sempurna. Kondisi ini dapat timbul sejak lahir atau sebagai komplikasi dari infeksi atau pembesaran prostat
  • Infeksi saluran kemih. Orang yang rentan mengalami infeksi saluran kemih, seperti orang dengan cedera saraf tulang belakang atau kelainan kandung kemih, sering mengalami batu struvit dan batu kalsium fosfat
  • Pembesaran prostat jinak pada pria tua. Kebanyakan kasus batu kandung kemih ditemukan pada pria berusia 50 tahun atau lebih akibat banyakanya pembesaran prostat pada usia ini.
  • Sistokel. Kondisi ini sering dialami wanita dan terjadi ketika dinding kandung kemih lemah dan jatuh ke vagina (prolaps kandung kemih). Hal ini dapat menyumbat aliran urin keluar dari kandung kemih. Sistokel dapat terjadi akibat mengejan yang hebat, seperti saat melahirkan atau mengangkat beban berat, atau akibat sembelit

Batu kandung kemih jarang sekali dialami anak-anak.

 

Gejala

Batu kandung kemih biasanya tidak menyebabkan gejala yang spesifik, bahkan bisa tidak menyebabkan gejala sama sekali jika ukurannya cukup kecil untuk dapat keluar bersama urin. Namun, kebanyakan batu kandung kemih menyebabkan gejala karena batu dapat mengiritasi dinding kandung kemih dan atau menyumbat aliran urin. Gejala yang dapat terjadi adalah:

  • Adanya darah pada akhir BAK. Darah pada akhir BAK yang kasat mata disertai denagn berhentinya aliran urin secara tiba-tiba adalah tanda yang sering ditemukan pada batu kandung kemih yang besaer
  • Nyeri perut bawah, yang dapat intens (pria dapat juga merasa nyeri pada daerah penis)
  • Aliran urin lemah
  • Nyeri saat berkemih atau sulit berkemih. Nyeri yang timbul dapat memiliki intensitas yang bervariasi dan dapat timbul pada ujung penis, buah zakar, panggul, maupun daerah antara penis dan anus.
  • Peningkatan frekuensi BAK, terutama saat malam hari
  • Urin keruh atau berwarna gelap
  • Kandung kemih yang menggembung dan dapat teraba di perut bawah

Pada anak, batu kandung kemih dapat menyebabkan ngompol, serta pada anak laki-laki dapat terjadi kondisi priapismus yaitu ereksi yang menetap dan nyeri yang dapat berlangsung sampai beberapa jam.

 

Diagnosa

Untuk mendiagnosa adanya batu kandung kemih, dokter akan menanyakan seputar riwayat kesehatan dan gejala yang Anda alami, serta melakukan pemeriksaan fisik. Jika dokter memang mencurigai adanya batu kandung kemih,  maka akan dilakukan pemeriksaan tambahan seperti:

  • Pemeriksaan darah. Pemeriksaan ini dilakukan unutk mendeteksi adanya infeksi di dalam kandung kemih
  • Pemerksaan urin. Pemeriksaan ini bertujuan untuk menunjukkan adanya darah dan tanda infeksi. Orang dengan riwayat batu ginjal perlu untuk menjalani pemeriksaan metabolic, termasuk pemeriksaan urin 24 jam untuk menilai faktor risiko pembentukan batu ginjal sehingga dapat diberikan terapi pencegahan yang tepat
  • Pemeriksaan radiologi. Oleh karena gejala batu kandung kemih biasanya tidak jelas dan menyerupai kondisi lain, maka diagnosanya biasanya membutuhkan pemeriksaan radiologi. Pemeriksaan rontgen atau X-ray sering dipakai pada tahap awal untuk mendeteksi batu, namun beberapa batu tidak terlihat di X-ray sehingga membutuhkan pemeriksaan lain seperti CT scan atau ultrasonografi kandung kemih. Hasil pemeriksaan rontgen yang tidak menunjukan adanya batu bukan berarti benar-benar tidak ada batu.
  • Sistoskopi. Prosedur ini dilakukan dengan memasukan selang fiberoptic yang dilengkapi dengan lampu dan kamera di ujungnya, ke dalam uretra sampai ke kandung kemih. Dokter akan melihat keadaan dalam kandung kemih melalui monitor

 

Tata Laksana

Terapi batu kandung kemih bergantung pada penyebab batu. Batu yang berukuran kecil mungkin dapat keluar dengan mudah, namun batu yang besar dapat tersangkut di leher kandung kemih dan menghambat aliran urin.

Tata laksana untuk batu kandung kemih terdiri dari terapi obat dan operasi.

  • Obat-obatan. Pelarutan batu kandung kemih, terutama batu asam urat, terkadang dapat dilakukan dengan pemberian agen untuk mengatur pH urin
  • Operasi. Operasi biasanya dibutuhkan untuk menangani batu kandung kemih. Prosedur yang paling sering dipakai adlaah sistolitolapaksi, di mana selang tipis (sistoskop) dengan kamera di ujungnya akan dimasukan ke dalam kandung kemih untuk menemukan batunya. Sistoskop akan dibantu dengan alat penghancur batu, laser, atau ultrasound untuk menghancurkan batu sebelum dikeluarkan dari saluran kemih. Kebanyakan batu dapat diterapi dengan operasi endoskopi.

Selain terapi untuk batu, diperlukan juga terapi untuk mengatasi penyebab pembentukan batu untuk mencegah pembentukan batu baru di kemudian hari.

 

Komplikasi

Batu kandung kemih yang tidak ditangani dapat menyebabkan kerusakan saluran kemih, pembentukan batu berulang, dan infeksi saluran kemih.

 

Pencegahan

Jika Anda pernah memiliki batu kandung kemih, maka Anda berisiko untuk mengalami hal yang sama berulang. Terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah hal ini terjadi yaitu:

  • Minum cukup cairan yaitu 2-3 liter dalam sehari untuk menurunkan konsentrasi urin
  • Mengosongkan kandung kemih (BAK) secara teratur tanpa menahan BAK
  • Jika saat mencoba BAK Anda tidak dapat mengosongkan kandung kemih secara sempurna, maka cobalah untuk BAK sekali lagi dalam waktu 10-20 detik setelahnya. Hal ini akan membantu mengosongkan kandung kemih secara lebih efisien
  • Hindari sembelit, dengan mengonsumsi serat dari sayur dan buah.

 

Kapan Harus ke Dokter?

Anda sebaiknya berkonsultasi ke dokter jika Anda mengalami gejala batu kandung kemih, terutama jika ada nyeri perut menetap, keinginan BAK yang lebih sering, atau adanya darah pada urin. Gejala ini tidak pasti selalu disebabkan oleh batu kandung kemih, namun tentunya memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : dr Tea Karina Sudharso
Editor :
  • dr Anita Larasati Priyono
Last Updated : Rabu, 29 Mei 2024 | 10:01

Leslie, S., Sajjad, H., & Murphy, P. (2022). Bladder Stones. Retrieved 24 June 2022, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441944/

Bladder stones. (2022). Retrieved 24 June 2022, from https://www.nhs.uk/conditions/bladder-stones/

Bladder stones - Diagnosis and treatment - Mayo Clinic. (2022). Retrieved 24 June 2022, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/bladder-stones/diagnosis-treatment/drc-20354345