Anda tidak sendirian jika sering mengalami sembelit. Sembelit adalah salah satu keluhan gastrointestinal yang paling sering dialami banyak orang. Mulai bayi, anak-anak, dewasa dan lansia pernah mengalami sembelit, bahkan sembelit kronis.

Sembelit dapat terjadi apabila usus besar terlalu banyak menyerap air dari kotoran yang pada akhirnya menyebabkan tinja kering dan kehilangan konsistensinya yang mengakibatkan tinja sulit untuk terdorong keluar tubuh. Jika Anda mengalami sembelit, mungkin karena makanan bergerak terlalu lambat melalui saluran pencernaan dan memberikan waktu lebih banyak bagi usus untuk menyerap air dari limbah makanan.

Tanda-tanda sembelit

Sembelit atau konstipasi seringkali ditandai dengan beberapa hal berikut, di antaranya:

• Buang air besar tidak lebih dari 3 kali dalam seminggu
• Konsistensi tinja keras
• Anda harus mengejan saat buang air besar
• Seolah-olah seperti ada penyumbatan pada rektum yang mencegah buang air
• Perasaan tidak dapat sepenuhnya mengosongkan tinja dari rektum
• Membutuhkan bantuan untuk mengosongkan rektum seperti menggunakan tangan, menekan perut atau menggunakan jari untuk mengeluarkan tinja

Penyebab sembelit

Ada banyak hal yang dapat menyebabkan Anda mengalami sembelit di antaranya:

• Tidak cukup asupan serat dalam makanan
• Tidak cukup cairan tubuh (dehidrasi)
• Tidak cukup berolahraga
• Perubahan rutinitas seperti sedang dalam perjalanan, perubahan jam makan, atau tidur terlalu malam
• Terlalu banyak makan produk susu
• Menahan buang air besar
• Konsumsi obat-obatan tertentu
• Masalah kesehatan seperti sindrom iritasi usus, kanker usus, obstruksi usus, kehamilan, penyakit multiorgan, gangguan neurologis

Stres dan sembelit

Anda mungkin tidak pernah menduga sebelumnya bahwa stres berkaitan erat dengan sembelit. Namun, para peneliti telah menemukan hubungan antara otak dan perut yang dapat menyebabkan gejala sembelit. Ketika stres psikologis menyebabkan gejala fisik, hal ini dikenal sebagai gejala somatik.

Efek yang disebabkan oleh hormon stres pada tubuh memengaruhi sembelit, selain itu ketika Anda mengalami stres, Anda akan cenderung makan makanan yang tidak sehat, kurang berolahraga, kurang tidur, dan tidak terhidrasi dengan baik.

Menurut sebuah artikel di jurnal Expert Review of Gastroenterology & Hepatology, para peneliti menemukan mengapa stres dapat menyebabkan sembelit, di antaranya:

• Saat stres, kelenjar adrenal di dalam tubuh melepaskan hormon epinefrin yang berperan dalam apa yang disebut respon fight-or-flight yang menyebabkan tubuh mengalihkan aliran darah dari usus ke organ vital, seperti jantung, paru-paru, dan otak. Akibatnya, gerakan usus melambat dan Anda mengalami sembelit.
• Sebagai respon terhadap stres, tubuh melepaskan kortikotropin (CRF), hormon yang bekerja langsung pada usus yang dapat memperlambat dan menyebabkan peradangan.
• Stres meningkatkan permeabilitas usus yang memungkinkan senyawa penyebab peradangan masuk ke usus dan menyebabkan perasaan penuh di perut.
• Stres memengaruhi jumlah bakteri baik di usus, di mana jumlahnya akan berkurang sehingga pencernaan melambat.

Bagaimanapun juga, cara terbaik untuk mengatasi sembelit adalah memperbaiki pola makan, makan banyak serat, menjaga agar tubuh tetap terhidrasi dan berolahraga. Langkah-langkah gaya hidup sehat cenderung bermanfaat bagi kesehatan mental dan mengurangi tingkat stres. Namun bila stres yang Anda rasakan tak kunjung membaik dan bahkan menyebabkan gejala lain seperti kesulitan tidur, perubahan mood ekstrem, maka sebaiknya konsultasikan dengan psikolog atau psikiater agar stres tidak semakin berkembang dan memengaruhi kondisi kesehatan lain di dalam tubuh.

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!