Apa Saja yang Menyebabkan Ibu Hamil Keguguran?

Credits: Freepik

ADS

287 x 220

Bagikan :


Keguguran paling sering terjadi di awal kehamilan, biasanya sebelum 20 minggu pertama kehamilan. Keguguran berarti berhentinya kehamilan secara alami sebelum janin memiliki kemampuan untuk bertahan hidup di luar rahim.

Keguguran selalu menjadi pengalaman yang emosional dan sulit. Ketahui apa saja penyebab keguguran yang paling sering dialami ibu hamil.

 

Ketahui Beragam Penyebab Keguguran

Terkadang tidak diketahui dengan jelas apa penyebab keguguran. Dokter perlu melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui penyebabnya. Namun, dari sebagian besar kasus keguguran, inilah penyebabnya:

Kelainan kromosom

Kelainan kromosom adalah penyebab umum terjadinya keguguran. Kelainan kromosom bukanlah salah Anda maupun pasangan. Kelainan ini terjadi ketika ada kesalahan dalam struktur atau jumlah kromosom dalam sel-sel tubuh.

Ada beberapa kelainan kromosom yang dapat menyebabkan keguguran, di antaranya:

  • Sindrom Down (trisomi 21), yaitu kelainan di mana terdapat tiga salinan kromosom 21
  • Sindrom Edwards (trisomi 18) dan sindrom Patau (trisomi 13), yaitu ketika ada tiga salinan kromosom 18 dan kromosom 13 yang memengaruhi perkembangan janin
  • Sindrom Turner (monosomi X), yaitu kelainan yang terjadi ketika hanya ada satu salinan kromosom X yang dapat menyebabkan masalah kesehatan, gangguan pertumbuhan dan perkembangan seksual

Gangguan tiroid

Tiroid adalah kelenjar kecil yang berada di leher. Kelenjar ini membantu menghasilkan hormon yang berperan dalam kesehatan Anda. Terkadang kelenjar tiroid menghasilkan terlalu banyak atau terlalu sedikit hormon, yang bisa memengaruhi kehamilan dan meningkatkan risiko keguguran.

Rendahnya hormon tiroid memengaruhi kualitas sel telur dan menyebabkan seorang wanita kurang subur. Apabila Anda berhasil hamil, maka risiko keguguran bisa meningkat.

Sedangkan tingginya kadar hormon tiroid memengaruhi keseimbangan hormon seks seperti estrogen dan progesteron, yang dapat mengganggu siklus haid dan menyebabkan perdarahan rahim yang tidak normal. Ketidakseimbangan hormon ini menyebabkan rahim kurang cocok untuk implantasi embrio, yang kemudian meningkatkan risiko keguguran.

 

Baca Juga: Inilah Penyebab dan Gejala Penyakit Hipertiroid

 

Diabetes

Diabetes sendiri sebenarnya tidak menyebabkan keguguran. Namun, saat ibu hamil memiliki riwayat diabetes tipe 1, tipe 2 atau diabetes gestasional yang tidak terkontrol, maka risiko keguguran dapat meningkat.

Kadar gula yang tinggi selama kehamilan selain meningkatkan risiko keguguran juga meningkatkan risiko cacat lahir pada janin, kelahiran prematur, makrosomia (bayi lahir dengan berat lebih dari 4 kilogram), serta masalah lain pada janin.

Masalah rahim

Adanya masalah pada rahim dan organ reproduksi dapat meningkatkan risiko keguguran. Misalnya seperti:

  • Fibroid rahim, di mana ada tumor jinak yang tumbuh di sekitar rahim dan bisa memengaruhi aliran darah ke rahim sehingga proses implantasi terganggu
  • Septum uterus, di mana rahim mengalami kelainan langka terbagi menjadi dua ruang oleh dinding jaringan yang disebut septum. Kelainan ini menghambat pertumbuhan janin dan menyebabkan keguguran
  • Jaringan parut di rahim, di mana ada jaringan parut yang bisa menghalangi implantasi embrio dan aliran darah ke plasenta

Gangguan pembekuan darah

Meskipun gangguan pembekuan darah tidak selalu menyebabkan keguguran, hal ini dapat menyebabkan masalah aliran darah ke plasenta yang dapat memengaruhi perkembangan janin dan memicu keguguran.

 

Baca Juga: Perbedaan Darah Implantasi Vs Darah Menstruasi

 

Ketidakseimbangan hormon

Ketidakseimbangan hormon, seperti rendahnya hormon progesteron dapat memengaruhi kemampuan tubuh untuk mempertahankan kehamilan dengan baik. Progesteron berperan penting dalam menjaga lapisan rahim dan mendukung perkembangan plasenta dan janin. Bila kadar progesteron tidak mencukupi, maka dapat menyebabkan lapisan rahim yang tidak stabil yang pada akhirnya menyebabkan keguguran.

Kebiasaan merokok dan minum alkohol

Kebiasaan merokok dan minum alkohol dapat berdampak negatif terhadap kehamilan, seperti meningkatkan risiko keguguran, bayi lahir prematur, berat badan lahir rendah dan masalah perkembangan janin.

Karena dampak serius yang bisa ditimbulkan oleh kebiasaan merokok dan minum alkohol, sangat penting untuk menghentikan kebiasaan ini. Bila Anda mengalami kesulitan menghentikan kebiasaan ini saat sedang hamil atau merencanakan kehamilan, Anda bisa meminta bantuan dokter. Anda juga bisa memanfaatkan layanan konsultasi kesehatan untuk kehamilan yang sehat dengan mengunduh aplikasi Ai Care melalui App Store atau Play Store.

Mau tahu informasi seputar kehamilan, menyusui, kesehatan wanita dan anak-anak? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : Agatha Writer
Editor :
  • dr. Monica Salim
Last Updated : Kamis, 26 Oktober 2023 | 14:47

Chaunie Brusie, RN, BSN (2023). 9 Possible Causes of Miscarriage. Available from: https://www.parents.com/pregnancy/complications/miscarriage/top-7-causes-of-miscarriage/ 

Mayo Clinic (2023). Miscarriage. Available from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/pregnancy-loss-miscarriage/symptoms-causes/syc-20354298 

Krissi Danielsson (2019). Why Chromosomal Abnormalities Can Cause Miscarriage and Stillbirth. Available from: https://www.verywellfamily.com/miscarriage-and-chromosomal-abnormalities-2371491 

CDC (2023). Facts about Down Syndrome. Available from: https://www.cdc.gov/ncbddd/birthdefects/downsyndrome.html 

March of Dimes (2019). Thyroid conditions during pregnancy. Available from: https://www.marchofdimes.org/find-support/topics/pregnancy/thyroid-conditions-during-pregnancy 

NHS UK (2021). Diabetes and pregnancy. Available from: https://www.nhs.uk/pregnancy/related-conditions/existing-health-conditions/diabetes/ 

Mayo Clinic (2022). Fetal macrosomia. Available from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/fetal-macrosomia/symptoms-causes/syc-20372579 

Cleveland Clinic (2022). Blood Clotting Disorders (Hypercoagulable States). Available from: https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/16788-blood-clotting-disorders-hypercoagulable-states