Salah satu kekhawatiran umum yang dirasakan orang tua adalah seberapa sering bayi baru lahir buang air besar. Frekuensi BAB bayi baru lahir sering menjadi perhatian karena dapat memberikan petunjuk penting terkait kesehatan pencernaan dan pola makan bayi.

Setiap bayi baru lahir memiliki frekuensi BAB yang berbeda-beda, tergantung usia, jenis makanan (ASI atau susu formula), dan kondisi kesehatannya. Lalu, berapa kali seharusnya bayi baru lahir BAB dan bagaimana tanda-tandanya jika BAB bayi tidak normal?

Frekuensi Normal BAB pada Bayi Baru Lahir

Bayi baru lahir rata-rata menggunakan lebih dari lima popok setiap hari, selama dua minggu pertama kehidupannya. Hal ini tidak jarang terjadi, bahkan bayi bisa buang air besar segera setelah minum susu.

Secara umum, bayi yang diberi ASI cenderung lebih sering buang air besar dibandingkan dengan bayi yang mengonsumsi susu formula. Anda mungkin perlu menunggu beberapa saat setelah menyusui sebelum mengganti popok bayi, karena mereka bisa langsung buang air besar setelah menyusu.

Baca Juga: Tips Agar Tidak Bergadang saat Bayi Baru Lahir

Berikut adalah perkiraan frekuensi normal BAB bayi baru lahir:

Hari pertama hingga ketiga

Selama 24-48 jam pertama setelah dilahirkan, bayi akan mengeluarkan mekonium. Mekonium adalah tinja pertama bayi yang berwarna hijau gelap atau hitam, lengket, serta tidak berbau. Mekonium merupakan sisa zat yang tertelan bayi selama berada di dalam rahim.

Selama tahap ini, bayi biasanya akan buang air 1-2 kali per hari. Jika bayi tidak BAB dalam waktu 48 jam setelah lahir, segera informasikan ke dokter dan mendapatkan evaluasi.

Minggu pertama

Setelah mekonium keluar, tinja bayi akan berubah menjadi lebih cair dan berwarna kuning kehijauan. Bayi yang minum ASI juga lebih sering BAB dibandingkan bayi yang minum susu formula, karena susu formula lebih sulit dicerna dibandingkan ASI.

Satu bulan pertama

Frekuensi BAB bayi mulai berkurang seiring dengan adaptasi sistem pencernaannya. Bayi yang diberi ASI biasanya BAB 3-6 kali sehari, dengan waktu yang tidak teratur. Sementara itu, bayi yang diberi susu formula cenderung memiliki pola BAB yang lebih teratur, sekitar 1-2 kali sehari.

Setelah satu bulan

Setelah bulan pertama, banyak bayi yang hanya BAB sekali sehari atau bahkan sekali dalam seminggu. Pada bayi yang diberi ASI, hal ini biasanya bukanlah pertanda masalah, asalkan berat badan bayi tetap normal dan tidak ada gejala lain yang menyertai, seperti kembung, nyeri, atau rewel yang berlebihan.

Baca Juga: Panduan Memandikan Bayi Baru Lahir

Tanda-Tanda BAB Bayi Tidak Normal

Secara umum, tidak perlu terlalu khawatir mengenai pola dan frekuensi BAB bayi baru lahir. Namun, ada beberapa tanda yang perlu diwaspadai karena bisa menandakan adanya masalah kesehatan, di antaranya:

• Bayi mengalami sembelit dan selalu menangis saat BAB.
• Bayi mengalami diare lebih dari 10 kali per hari.
• Adanya darah di dalam tinja bayi.
• Perubahan pola BAB yang drastis tanpa alasan yang jelas.

Jika Anda merasa khawatir tentang pola atau frekuensi BAB bayi, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter. Anda juga bisa memanfaatkan layanan konsultasi kesehatan pada aplikasi Ai Care dengan mengunduhnya melalui App Store atau Play Store.

Mau tahu informasi seputar kehamilan, menyusui, kesehatan wanita dan anak-anak? Cek di sini, ya!