Sejak sekitar usia dua tahun, anak-anak memasuki tahap perkembangan emosional yang normal di mana mereka mulai merasakan dan mengungkapkan emosi lebih intens. Anak-anak bisa mengalami berbagai perasaan positif maupun negatif seperti frustrasi, kemarahan, atau rasa tidak nyaman.

Saat merasakan emosi negatif, adakalanya anak-anak merasa kewalahan sehingga sangat penting bagi orang tua untuk membantu anak-anak mengenali, memahami dan menenangkan diri sendiri.

Langkah-Langkah Membantu Anak Menenangkan Diri

Ada lima langkah yang bisa Anda lakukan untuk membantu anak menenangkan diri saat mereka kewalahan menghadapi emosi, terutama emosi negatif yang dialaminya.

Mengenali emosi tersebut

Penting untuk mengamati dan memperhatikan tanda-tanda perilaku serta bahasa tubuh anak untuk mengenali emosi yang mereka rasakan. Lakukan observasi lebih dekat dengan mengamati ekspresi anak, gerakan tubuh atau tanda-tanda fisik lain seperti meremas tangan, menggigit bibir atau gerakan matanya.

Beri perhatian penuh pada anak saat mereka mencoba mengungkapkan perasaan mereka. Ajukan pertanyaan untuk membantu anak dalam menjelaskan dan mengekspresikan hal yang mereka rasakan. Jangan mengabaikan isyarat nonverbal seperti intonasi suara atau sikap fisik yang menunjukkan perasaan anak.

Berikan nama untuk menghubungkan emosi

Anak-anak cenderung kebingungan dengan perasaan yang sedang mereka alami, sehingga penting bagi orang tua untuk membantu dengan memberikan nama dan mengaitkan emosi mereka, dengan hal yang sedang dialami. Orang tua bisa mengajukan pertanyaan seperti, " apa yang membuatmu sedih?", "apa ada yang terjadi sampai kamu marah?" dan lain sebagainya.

Pastikan anak tahu bahwa emosi negatif yang mereka alami adalah hal yang wajar, dan bahwa perasaan buruk sekalipun adalah normal. Jelaskan pula terkadang tubuh juga memiliki reaksi fisik seperti denyut jantung cepat atau tubuh terasa panas. Melabeli dan menghubungkan emosi membantu anak membangun keterampilan emosional yang kuat dan memahami diri mereka sendiri dengan lebih baik.

Berikan jeda waktu

Usai melabeli emosi dan mengaitkan dengan peristiwa yang dialami oleh mereka, jangan terburu-buru memberikan saran. Berikan jeda waktu bagi anak untuk memproses informasi dan merespon secara tepat.

Menunggu beberapa saat dalam keheningan mungkin terasa canggung, namun penting untuk memberi anak waktu yang cukup sehingga mereka dapat mengembalikan ketenangan diri, mengembangkan keterampilan memecahkan masalah serta meningkatkan kepercayaan diri. Ingatlah bahwa usia anak masih kecil, mereka memerlukan waktu untuk memproses hal-hal yang mereka rasakan dan pertanyaan yang Anda ajukan. Jangan memborbardir anak dengan pertanyaan karena mereka bisa kebingungan.

Baca Juga: Cara Menghadapi Anak yang Mengalami Temper Tantrum

Memberikan dukungan pada anak

Saran yang baik memang bermanfaat bagi anak, namun yang tak kalah penting adalah dukungan yang tepat. Buat anak merasa lebih tenang dan merasa aman dengan mengetahui bahwa Anda akan selalu memberikan dukungan padanya.

Baca Juga: Kenali Gejala Temper Tantrum dan Violent Tantrum Berikut Ini

Membantu anak memecahkan masalah

Selain kebingungan dengan perasaannya, anak terkadang juga tidak selalu dapat lebih cepat menemukan solusi atas masalahnya. Anda bisa mengajak anak memikirkan cara-cara menyelesaikan masalah dengan menyumbangkan gagasan yang dapat mereka pertimbangkan.

Jika perilaku anak melanggar norma atau aturan, berikan konsekuensi yang tegas sehingga anak paham bahwa tindakan mereka tidak dapat diterima.

Penelitian menunjukkan anak-anak membutuhkan waktu sampai berusia 8-9 tahun untuk benar-benar dapat mengendalikan emosinya secara signifikan. Namun, bila anak masih terlihat kesulitan mengelola dan mengendalikan emosinya di usia yang lebih besar, tidak ada salahnya untuk membawa anak berkonsultasi ke dokter. Anda juga bisa memanfaatkan layanan konsultasi kesehatan dengan mengunduh aplikasi Ai Care melalui App Store dan Play Store.

Mau tahu informasi seputar kehamilan, menyusui, kesehatan wanita dan anak-anak? Cek di sini, ya!