• Beranda
  • ibu-dan-anak
  • Bincang Keluarga Berencana Bersama Kepala BKKBN Dr. (HC) dr. Hasto Wardoyo, SpOG(K)

Bincang Keluarga Berencana Bersama Kepala BKKBN Dr. (HC) dr. Hasto Wardoyo, SpOG(K)

Bincang Keluarga Berencana Bersama Kepala BKKBN Dr. (HC) dr. Hasto Wardoyo, SpOG(K)
credits: voi.id

Bagikan :


Hari Keluarga Nasional setiap tanggal 29 Juni menjadi momen penting dalam meningkatkan pengetahuan mengenai Keluarga Berencana (KB).

Ai Care berbincang bersama Dr. (HC) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG(K) selaku Kepala BKKBN seputar Keluarga Berencana. Simak ulasannya berikut ini.

 

Keluarga Berencana Tak Hanya Bicara Kontrasepsi

Berdasarakan WHO, Keluarga Berencana (KB) adalah kemampuang seseorang atau pasangan untuk mengantisipasi dan mencapai jumlah anak yang diinginkan, serta jarak dan waktu kelahirannya. Di Indonesia, KB menjadi program skala nasional yang dikelola oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN).

KB tidak hanya berbicara mengenai kuantitas keluarga, melainkan kualitas keluarga. dr. Hasto menambahkan, "Dahulu konsep Keluarga Berencana lebih pada menurunkan kuantitas anak, tetapi saat ini lebih pada meningkatkan kualitas anak". Merujuk pada Sustainable Development Goals (SDGs) yang dirumuskan oleh WHO, kesehatan ibu dan anak menjadi salah satu perhatian utama untuk menciptakan generasi yang berkualitas dan derajat kesehatan yang baik.

Oleh karena itu, KB tidak hanya berfokus pada penggunaan kontrasepsi, tetapi bagaimana mempersiapkan dan membangun keluarga. Mulai dari mempersiapkan pernikahan, kehamilan, persalinan, hingga kehamilan berikutnya. Salah satu upaya untuk menjaga kualitas keluarga adalah dengan menghindari 4 Terlalu, yaitu:

  1. Terlalu muda (hamil pada usia di bawah 20 tahun)
  2. Terlalu tua (hamil pada usia di atas 35 tahun)
  3. Terlalu dekat (jarak antarkehamilan kurang dari 3 tahun)
  4. Terlalu banyak (jumlah anak yang dilahirkan lebih dari 2 anak)

 

Program KB Memiliki Beragam Manfaat Tambahan

Secara umum, tujuan dan manfaat program KB adalah membentuk keluarga kecil sejahtera, mencegah terjadinya pernikahan di usia dini, mencegah kehamilan yang tidak direncanakan, menekan angka kematian ibu dan bayi, serta menekan jumlah penduduk. 

Selain itu, dr. Hasto menambahkan terdapat beberapa added value yang menarik dari program KB, khususnya penggunaan kontrasepsi. Manfaat tambahan tersebut antara lain:

  • Mengatasi penyakit Polycystic Ovarian Syndrome (PCOS) serta haid tidak teratur
  • Mengatasi masalah jerawat
  • Meringankan gejala endometriosis
  • Menurunkan risiko kanker serviks dan rahim
  • Mencegah kram perut atau nyeri haid
  • Mencegah migrain saat sindrom premenstruasi
  • Meringankan gejala sindrom premenstruasi seperti mood swing, nyeri payudara, peningkatan berat badan, kembung, dan jerawat

 

Penggunaan Kontrasepsi Saat Ini Dilandasi Pemahaman Tanpa Paksaan

Menurut dr. Hasto, zaman sebelum reformasi terdapat semacam penekanan dan pemaksaan penggunaan kontrasepsi .Namun, saat ini, eranya adalah konseling dan konsultasi sebelum orang ber-KB.

Pencapaian KB pada era sebelum reformasi cukup tinggi, yaitu 60%, sedangkan saat ini hanya 57%. Di sisi lain, angka 57% tersebut tercapai karena pemahaman yang ada, bukan akibat provokasi dan doktrinasi.

Terkait pola pemakaian alat kontrasepsi, dr. Hasto menyampaikan tidak ada perbedaan antara generasi dahulu dan sekarang. Namun, untuk saat ini, sistem KB alami lebih disukai, yaitu sistem KB kalender. 

Baca lebih lanjut mengenai KB kalender di artikel Ai Care Mengenal Sistem KB Kalender.

 

KB Berperan Penting Mencegah Stunting

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi di 1000 hari pertama kehidupan. Kondisi ini memiliki efek jangka panjang bahkan hingga lanjut usia. Penyebab stunting tidak hanya akibat kurangnya asupan gizi anak, tetapi juga kehamilan berisiko yang dapat membahayakan ibu dan anak. 

Oleh karena itu, program KB berperan penting dan salah satu solusi efektif untuk mencegah stunting. Dengan adanya program KB, pasangan suami istri usia subut memiliki waktu "berencana" yang berdampak baik bagi ibu dan anak. Rencana yang dimaksud terdiri dari merencanakan kehamilan, jarak antar anak, pengasuhan 1000 hari pertama kehidupan anak, kesiapan finansial, dan kesehatan ibu.

Baca artikel Ai Care mengenai stunting Apa Itu Stunting dan Penyebabnya.

 

Semangat dan kontribusi dari berbagai pihak yang mendukung program KB diperlukan untuk mencapai tujuan program, yaitu membentuk keluarga kecil yang sejahtera. Tidak hanya itu, kesehatan ibu dan anak dapat meningkat seperti poin tujuan SDGs. Keluarga berencana, keluarga bahagia.

Baca dan unduh booklet Keluarga Berencana untuk mengetahui informasi selengkapnya seputar Keluarga Berencana dan kontrasepsi. Anda dapat klik tautan berikut: http://tinyurl.com/aicareKB

 

Baca artikel kesehatan Ai Care lainnya di sini.

Writer : Editor AI Care
Editor :
  • dr Ayu Munawaroh, MKK
Last Updated : Minggu, 16 April 2023 | 02:24

Ai Care. Interview bersama Dr. (HC) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG(K). Juni 2022.

WHO. Contraception. Available from: https://www.who.int/health-topics/contraception.

WHO. Family planning/contraception methods. Available from: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/family-planning-contraception.

BKKBN. Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Nomor 9 Tahun 2019 tentang Pemenuhan Kebutuhan Alat dan Obat Kontrasepsi Bagi Pasangan Usia Subur dalam Pelayanan Keluarga Berencana. 

BKKBN. Indonesia Cegah Stunting. Available from: https://www.bkkbn.go.id/berita-indonesia-cegah-stunting.