Kehamilan membawa perubahan besar bagi perempuan, terlebih lagi jika ini merupakan kehamilan pertama. Rasa takut akan persalinan, kekhawatiran sebagai orang tua baru, dan hal-hal di luar kehamilan lainnya dapat menyebabkan ibu hamil mengalami stres. Jika stres tidak dikelola dengan baik, hal ini dapat membahayakan kondisi ibu dan janin.
Penyebab Stres pada Ibu Hamil
Dilansir dari laman Pregnancy Birth & Baby, penyebab stres pada ibu hamil sangat beragam. Hal ini bisa disebabkan faktor psikis ibu dan dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal lainnya. Beberapa penyebab stres di antaranya:
- Kehamilan terjadi di luar rencana
- Khawatir terhadap proses persalinan yang akan dijalani
- Khawatir akan kesulitan merawat dan membesarkan si kecil
- Trauma akibat keguguran atau persalinan bayi lahir mati (stillbirth) sebelumnya
- Khawatir akan perubahan fisik saat hamil dan setelah melahirkan
- Hamil di usia remaja atau pada orang tua tunggal
- Kondisi rumah tangga tidak sehat (rentan mengalami kekerasan, masalah ekonomi)
Ibu hamil juga bisa merasakan stres akibat tidak adanya dukungan dari lingkungan sekitar mengenai kehamilan yang dialami. Misalnya, tekanan dari pekerjaan atau keluarga terdekat. Terjadinya peristiwa di luar kendali ibu tersebut dapat menyebabkan ibu hamil semakin stres dalam menjalani kehamilan.
Pengaruh Stres yang Dirasakan Ibu Hamil pada Janin
Ketika ibu hamil merasakan stres yang berkepanjangan, bukan hanya ibu yang merasakan dampaknya. Stres yang tidak dikelola dengan baik dapat menyebabkan gangguan kesehatan ibu dan janin.
Para ahli menduga pelepasan hormon stres dapat memicu komplikasi kehamilan sehingga memengaruhi sistem kekebalan tubuh dan membuat ibu rentan sakit. Ibu juga bisa mengalami gangguan makan, sakit kepala, atau sulit tidur karena stres yang dialaminya. Penyakit yang sudah diderita ibu sebelum hamil juga bisa menjadi lebih berat. Pada beberapa kasus, stres berat yang berkepanjangan bisa turut berperan dalam munculnya komplikasi kehamilan seperti naiknya tekanan darah.
Cara Mengatasi Stres saat Hamil
Menjaga kesehatan mental sama pentingnya dengan menjaga kesehatan fisik Anda, terutama di masa kehamilan. Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil untuk mengelola stres dengan bijak agar tidak mengganggu kesehatan ibu dan janin. Ketika stres melanda, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk meredakan stres, yaitu:
1. Bicarakan dengan para ahli
Terkadang sulit bagi ibu hamil untuk membicarakan masalah stres yang dialami termasuk pada pasangan. Jika ini yang Anda alami, maka sebaiknya segera bicarakan dengan psikolog atau psikiater. Semakin cepat permasalahan Anda dideteksi, semakin cepat pula penanganan yang diberikan sehingga dapat mencegah komplikasi kehamilan.
2. Menjaga asupan nutrisi
Saat stres, orang cenderung akan makan makanan yang tidak sehat sebagai pelampiasan. Namun bagi ibu hamil, sebaiknya tetap menjaga asupan makanan sehat agar tidak memperparah kondisi kesehatan. Perbanyak sayuran dan buah-buahan segar yang kaya akan antioksidan seperti buah berry, jeruk, alpukat dan kacang-kacangan yang efektif untuk meredakan stres.
3. Rutin berolahraga
Olahraga membantu pelepasan hormon endorfin yang memberikan rasa bahagia. Lakukan olahraga yang membuat Anda senang seperti yoga, berenang, atau berjalan kaki. Anda bisa melakukan olahraga secara rutin selama 30 menit setiap harinya selama 3-5 kali seminggu. Konsultasikan dengan dokter sebelum melakukan olahraga berat agar tidak mengganggu kehamilan Anda.
4. Latihan relaksasi
Selama hamil, lakukan latihan relaksasi seperti yoga kehamilan atau meditasi untuk membantu mengelola stres yang Anda rasakan. Jika tubuh Anda lebih rileks, maka Anda dapat beristirahat secara optimal sehingga tubuh Anda lebih berenergi.
Stres yang dirasakan ibu hamil dapat memengaruhi kesehatan ibu dan janin. Jika Anda sedang hamil dan mengalami stres, sebaiknya segera lakukan manajemen stres yang baik untuk mencegah terjadinya komplikasi kehamilan yang membahayakan ibu hamil dan janin.
Mau tahu informasi seputar kehamilan, menyusui, kesehatan wanita dan anak-anak? Cek di sini, ya!
- dr Hanifa Rahma