Selama liburan, rasanya sayang jika tidak mencicipi beragam pilihan kuliner yang tersedia. Sering kali tanpa disadari Anda menyantap makanan berlebihan sehingga menyebabkan perut kembung. Meskipun tidak berbahaya, namun perut kembung dan begah membuat perut terasa tidak nyaman. Bagaimana solusinya?
Gejala dan Penyebab Perut Kembung
Perut kembung adalah kondisi dimana terjadi penumpukan gas di dalam perut sehingga menyebabkan rasa tidak nyaman. Perut kembung ditandai dengan rasa sesak, tertekan dan penuh di perut.
Penyebab paling umum dari kembung adalah kelebihan gas di saluran pencernaan. Biasanya perut kembung disebabkan oleh masalah pencernaan karena makan terlalu cepat atau memiliki intoleransi makanan yang menyebabkan penumpukan gas di saluran pencernaan.
Masalah perut kembung dapat hilang dengan sendirinya dalam beberapa saat. Namun pada beberapa orang kondisi ini dapat muncul berulang. Apabila perut kembung tidak segera mereda, hal ini dapat mengindikasikan adanya masalah kesehatan lain yang Anda alami.
Baca Juga: Cara Mengatasi Perut Kembung pada Bayi
Tips Mengatasi Perut Kembung saat Liburan
Memasuki masa liburan, terkadang Anda kesulitan mengendalikan makanan dan minuman yang dikonsumsi. Selain mencoba berbagai variasi jenis makanan, saat liburan orang-orang juga cenderung mengonsumsi makanan dalam porsi berlebihan. Kebiasaan ini dapat menyebabkan perut kembung.
Namun tak perlu khawatir, perut kembung dapat diatasi dengan pengobatan rumahan sederhana. Dilansir dari Healthline, berikut ini beberapa cara yang bisa Anda coba untuk mengatasi perut kembung:
1. Kenali makanan pemicu kembung
Beberapa makanan seperti karbohidrat, lemak dan protein dapat memicu penumpukan gas di perut. Makanan tersebut antara lain kacang-kacangan, brokoli, kubis, sawi dan daun bawang. Selain sayuran, buah-buahan seperti apel, pir dan peach juga dapat memicu produksi gas yang menyebabkan kembung.
Meskipun demikian, bukan berarti Anda harus menghindari semua jenis makanan tersebut. Cukup batasi jenis dan takaran beberapa makanan pemicu kembung untuk menghindari penumpukan gas berlebih di dalam perut.
2. Perhatikan asupan serat
Mengonsumsi makanan berserat memang menyehatkan, namun jika Anda terlalu banyak mengonsumsi makanan berserat seperti biji-bijian, kacang-kacangan dan polong-polongan, hal ini dapat memicu kembung. Sebaiknya batasi asupan makanan berserat meskipun memiliki banyak manfaat bagi kesehatan.
Baca Juga: 5 Cara Ampuh Redakan Kembung saat Hamil Tua
3. Mengunyah makanan secara perlahan
Mengunyah makanan terlalu cepat juga dapat menyebabkan kembung. Saat makan terburu-buru, udara yang berada di sekitar Anda juga akan ikut tertelan sehingga menyebabkan perut kembung.
Untuk mencegahnya, sebaiknya kunyah makanan Anda secara perlahan. Ketika Anda makan lebih lambat, Anda bisa lebih mengatur porsi makan dan menikmatinya sehingga kenyang lebih cepat.
4. Berjalan kaki
Ketika perut kembung dan terasa tidak nyaman, Anda akan merasa tidak nyaman untuk beraktivitas sehingga memilih untuk duduk diam di tempat. Namun sebenarnya, cara terbaik untuk mengeluarkan kelebihan gas di perut adalah dengan memperbanyak gerak termasuk berjalan kaki.
Dengan berjalan kaki atau olahraga ringan, otot usus akan mengendur sehingga membantu melancarkan pengeluaran gas di perut. Selain mengatasi perut kembung, memperbanyak gerak juga dapat melancarkan buang air besar.
5. Beri pijatan pada perut
Perut yang kembung dan begah dapat diatasi dengan memberi pijatan pada perut. Pijat perut dari kanan ke kiri untuk membantu otot saluran pencernaan mengeluarkan gas yang terjebak di perut.
Usai memberi pijatan, Anda bisa mengompres perut dengan kompres hangat atau minum air hangat untuk memantu pengeluaran gas.
Masa liburan dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan termasuk perut kembung. Perhatikan jenis makanan, porsi dan cara mengunyah makanan untuk menghindari risiko perut kembung. Apabila pengobatan rumahan tidak efektif mengatasi perut kembung maka sebaiknya segera konsultasikan ke dokter.
Mau tahu tips dan trik kesehatan, pertolongan pertama, dan home remedies lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Nadia Opmalina