Tubektomi adalah metode sterilisasi pada wanita yang dilakukan dengan mengikat tuba falopi, saluran yang menghubungkan ovarium dan rahim. Biasanya metode ini dilakukan para wanita ketika sudah tidak ingin menambah anak lagi. Lantas, bisakah terjadi kehamilan setelah tubektomi?
Apa Itu Tubektomi?
Tubektomi atau ligasi tuba termasuk metode kontrasepsi permanen yang dapat dilakukan oleh wanita. Tubektomi dilakukan dengan memotong tuba falopi atau sel indung telur sehingga sel telur tidak bisa dibuahi oleh sperma.
Sistem reproduksi wanita terdiri dari vagina, rahim, tuba falopi dan ovarium. Tuba falopi atau saluran tuba berada di kedua sisi rahim dan memanjang ke arah ovarium.
Tuba falopi menerima sel telur dari indung telur lalu membawanya ke rahim. Ketika tuba falopi tertutup, maka sel sperma tidak akan bisa berenang mencapai sel telur sehingga tidak terjadi kehamilan.
Baca Juga: Jenis-Jenis Alat Kontrasepsi Permanen (KB Steril) yang Perlu Anda Ketahui
Kehamilan Setelah Tubektomi
Tubektomi adalah salah satu metode kontrasepsi permanen yang efektif untuk mencegah kehamilan. Setelah melakukan tubektomi, sel telur tidak bisa turun kembali ke tuba falopi. Sel indung telur akan tetap menghasilkann sel telur namun sel telur akan kembali diserap oleh tubuh.
Keberhasilan prosedur tubektomi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah metode yang dilakukan saat prosedur tubektomi. Dokter dapat melakukan tubektomi dengan berbagai cara, di antaranya:
- Memotong dan mengikat saluran tuba falopi dengan benang khusus
- Menutup dan mengikatnya dengan pita atau penjepit
- Kauterisasi, yaitu menutupnya dengan menggunakan panas dari alat listrik
Semakin besar kerusakan yang dilakukan pada tuba falopi, maka peluang keberhasilan tubektomi semakin tinggi.
Setelah dilakukan tubektomi, umumnya kehamilan tidak akan terjadi. Namun pada beberapa kasus, beberapa wanita dapat mengalami kehamilan setelah tubektomi. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal berikut:
Saluran tersambung atau terhubung kembali
Pada beberapa kasus, saluran tuba falopi yang diputus dapat tumbuh atau tersambung kembali (rekanalisasi). Akibatnya, sel telur dapat meluncur ke saluran rahim dan vagina. Prosedur ini memudahkan sel sperma untuk membuahi sel telur ketika berada di saluran rahim.
Hanya satu tuba falopi yang berhasil ditutup sempurna
Kehamilan setelah prosedur tubektomi juga dapat terjadi akibat kegagalan prosedur tubektomi. Salah satu penyebabnya adalah hanya satu dari dua tuba falopi yang berhasil ditutup sempurna. Untuk mencegah hal ini, sebelum tubektomi Anda dapat berkonsultasi dengan dokter mengenai prosedur tubektomi yang minim risiko kegagalan.
Baca Juga: Perubahan Menstruasi Setelah Melahirkan, Normalkah?
Sedang hamil ketika prosedur tubektomi berlangsung
Pada beberapa kasus, wanita dapat mengalami kehamilan setelah tubektomi karena tidak menyadari bahwa dirinya sedang hamil. Biasanya kondisi ini terjadi ketika wanita mengalami kehamilan ektopik, yaitu pembuahan yang terjadi di luar rahim.
Apabila Anda berencana melakukan tubektomi dan merasakan tanda-tanda kehamilan sebaiknya bicarakan ke dokter.
Menjalani pembalikan tuba ligasi (tubal ligation reversal)
Beberapa wanita yang menjalani tubektomi dapat menjalami pembalikan tuba ligasi (tubal ligation reversal) untuk membatalkan proses sterilisasi. Namun prosedur ini sulit dilakukan dan tidak efektif untuk meningkatkan peluang kehamilan.
Mengingat prosedur tubektomi ditujukan untuk permanen, maka sebaiknya pertimbangkan dengan matang sebelum memutuskan untuk melakukan tubektomi agar tidak menyesal di kemudian hari.
Tubektomi atau pemotongan saluran tuba falopi adalah salah satu metode KB steril yang efektif mencegah kehamilan. Idealnya setelah tubektomi dilakukan, maka wanita tidak dapat mengalami kehamilan.
Namun pada beberapa kasus, kehamilan setelah tubektomi bisa saja terjadi. Untuk mendapatkan efek permanen dari proses tubektomi sebaiknya konsultasikan dengan dokter mengenai prosedur dan efek samping dari proses tubektomi.
Mau tahu tips dan trik kesehatan, pertolongan pertama, dan home remedies lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Nadia Opmalina
Cristol, H. (2023). Pregnancy After Tubal Ligation: Can It Happen?. Available from: https://www.webmd.com/sex/birth-control/pregnancy-after-tubal-ligation
Nall, R. (2023). Pregnancy After Tubal Ligation: Know the Symptoms. Available from: https://www.healthline.com/health/pregnancy/tubal-ligation
Fletcher, J. (2018). Can you get pregnant after tubal ligation?. Available from: https://www.medicalnewstoday.com/articles/323044
American Pregnancy Association. Pregnancy After Tubal Ligation. Available from: https://americanpregnancy.org/getting-pregnant/pregnancy-tubal-ligation/
Cleveland Clinic. Tubal Ligation. Available from: https://my.clevelandclinic.org/health/treatments/4933-tubal-ligation