Pertumbuhan berat badan anak menjadi salah satu yang perlu diberi perhatian lebih, khususnya di awal kehidupannya. Masalah seperti weight faltering sangat mungkin terjadi, di mana anak tumbuh tidak sesuai dengan standar atau pola seharusnya.
Ketahui lebih lanjut mengenai weight faltering dan bagaimana ciri-ciri anak yang mengalaminya.
Apa itu Weight Faltering?
Weight faltering terjadi ketika berat badan anak tidak bertambah sesuai dengan kurva pertumbuhan yang diharapkan. Dokter anak atau tenaga kesehatan biasanya menggunakan grafik pertumbuhan yang sudah distandarkan oleh WHO, untuk memantau perkembangan berat dan tinggi badan anak.
Apabila berat badan anak berada di bawah garis persentil yang sesuai dengan usia dan jenis kelaminnya, atau jika anak menunjukkan penurunan berat badan yang signifikan, maka kondisi ini disebut weight faltering.
Anak dengan weight faltering mungkin tidak selalu mengalami gizi buruk, namun apabila masalah ini tidak ditangani dengan baik, maka dapat memicu masalah yang lebih serius seperti stunting. Stunting menyebabkan anak memiliki tinggi badan di bawah rata-rata akibat kekurangan gizi kronis.
Baca Juga: Tiga Penyebab Utama Berat Badan Bayi Tidak Bertambah
Penyebab Weight Faltering
Weight faltering dapat disebabkan oleh beragam faktor, mulai dari pola makan yang tidak seimbang hingga adanya masalah kesehatan yang dialami anak. Berikut adalah beberapa penyebab umum weight faltering:
Pola makan yang tidak seimbang
Pola makan yang tidak seimbang dapat memengaruhi pertumbuhan bayi dan menyebabkan weight faltering. Ini mungkin terjadi ketika bayi tidak mendapatkan ASI eksklusif dan pola makan kurang bervariasi saat masa MPASI.
Saat makan makanan padat pertamanya, bayi tetap membutuhkan asupan protein, vitamin, dan mineral untuk mencegah weight faltering dan membantu tubuh menjalankan fungsi sebagaimana mestinya.
Masalah pencernaan
Masalah pencernaan pada bayi seperti intoleransi laktosa dan penyakit celiac dapat memengaruhi kemampuan tubuh bayi dalam menyerap nutrisi dengan optimal. Akibatnya, penurunan berat badan mungkin terjadi.
Infeksi berulang
Infeksi berulang seperti diare atau infeksi saluran pernapasan dapat berdampak negatif terhadap asupan dan penyerapan nutrisi pada anak. Ini dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan juga weight faltering.
Faktor psikososial
Keluarga dengan tingkat ekonomi yang rendah, pendidikan yang kurang, serta keterbatasan akses terhadap layanan kesehatan juga dapat meningkatkan risiko weight faltering. Hal ini masih cukup umum ditemukan di Indonesia, sehingga pemantauan pertumbuhan anak secara rutin perlu dilakukan, misalnya melalui posyandu atau fasilitas kesehatan di rumah sakit.
Baca Juga: Kondisi Kesehatan yang Menyebabkan Berat Badan Bayi Sulit Naik
Tanda-Tanda Weight Faltering
Weight faltering dapat diketahui dengan mengenali tanda-tanda berikut:
- Berat badan anak tidak bertambah sesuai kurva pertumbuhan WHO
- Anak tidak mencapai berat badan yang seharusnya sesuai usia mereka
- Berat badan anak turun yang berlangsung lebih dari 2 minggu pada bayi, dan lebih dari 1 bulan pada anak-anak yang lebih besar
- Anak tampak tidak tertarik untuk makan atau minum
- Anak sering menolak makanan yang diberikan
- Frekuensi dan porsi makan jauh lebih sedikit dari biasanya
- Anak terlihat lelah, pucat, dan tidak segar
- Perut kembung
- Anak menjadi lebih rewel atau sering menangis tanpa sebab
- Anak terlihat kurang aktif, dan tidak menunjukkan ketertarikan bermain
- Anak sering terbangun di malam hari
Saat mencurigai tanda-tanda di atas, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk memastikan penyebab. Dokter akan memantau pertumbuhan anak secara berkala, mengevaluasi asupan makanan, dan melakukan pemeriksaan medis untuk mengetahui penyebab.
Memiliki pertanyaan lain terkait pertumbuhan anak? Anda bisa berkonsultasi dengan dokter melalui aplikasi Ai Care yang dapat diunduh di App Store atau Play Store.
Mau tahu informasi seputar kehamilan, menyusui, kesehatan wanita dan anak-anak? Cek di sini, ya!
- dr Nadia Opmalina