Selain mengalami perubahan fisik, remaja juga mengalami perubahan emosional pada masa pubertas. Remaja mungkin mulai ingin mandiri, menggali pertanyaan mengenai diri mereka dan apa yang mereka inginkan dalam hidup, serta mengalami fluktuasi suasana hati.
Pada masa pubertas, remaja juga sering menunjukkan perilaku memberontak, yang juga membuat orang tua terkadang kewalahan. Sebenarnya apa yang menyebabkan remaja suka memberontak?
Penyebab Remaja Suka Memberontak
Selama masa remaja, seorang anak mencoba mengembangkan identitas diri dan memiliki kemandirian. Hal ini bisa menjadi bagian yang normal dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Mereka bisa mulai menunjukkan perilaku memberontak yang ternyata dilatarbelakangi oleh banyak faktor dan penyebab, di antaranya:
Bagian dari perkembangan otak
Perilaku memberontak remaja ternyata adalah bagian dari perkembangan korteks prefrontal otak. Bagian ini juga dikenal sebagai "pusat kepribadian" yang berperan dalam pengambilan keputusan, mengolah input dari sekitar dan membandingkan dengan pengalaman masa lalu, ekspresi kepribadian diri, dan lain-lain.
Pemberontakan menjadi bagian penting dalam perkembangan dan pembentukan identitas mereka sendiri. Pengambilan keputusan dan hasil yang mereka dapatkan baik itu positif atau negatif, akan membantu dalam perkembangan diri mereka.
Berusaha menjadi lebih mandiri
Anak-anak juga terdorong untuk memberontak karena ingin menjadi lebih mandiri dan bebas dari kendali orang tua mereka. Remaja mulai memiliki kebutuhan untuk memiliki ruang tersendiri bagi diri mereka sendiri.
Kebutuhan akan kendali
Remaja juga ingin memiliki kontrol atas hidup mereka dan bisa membuat keputusan sendiri untuk hidup mereka sebagai bagian yang normal dari proses menuju kemandirian. Sebenarnya ini adalah cara di mana remaja mengambil tanggung jawab atas keputusan yang mereka ambil.
Ingin diterima orang lain
Dalam masa pubertas, remaja memiliki keinginan untuk diterima oleh orang lain, dan hal ini bisa membuat mereka mudah mendapat pengaruh oleh teman-teman mereka. Tekanan yang mereka rasakan agar bisa cocok dan diterima orang lain ini bisa membuat mereka "memberontak" dan tidak mendengarkan keluarga mereka.
Orang tua yang terlalu khawatir
Orang tua wajar memiliki kekhawatiran mengenai apa yang terjadi pada anaknya. Namun, kekhawatiran berlebihan dan pengekangan bisa mengganggu perkembangan emosional dan psikologis anak, dan membuat mereka memberontak makin keras.
Baca Juga: Usia Berapa Tepatnya Anak Disebut Remaja?
Cara Menghadapi Remaja yang Suka Memberontak
Memahami pemberontakan remaja adalah bagian yang penting untuk membantu perkembangan alami remaja. Berikut adalah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghadapi perilaku pemberontakan mereka:
Menjaga komunikasi
Sangatlah penting untuk tetap menjaga jalur komunikasi tetap terbuka sehingga anak mau selalu bercerita dan jujur pada Anda. Berikan kesempatan untuk mereka berbicara tentang perasaan dan pandangan mereka. Dengarkan dengan empati dan pastikan mereka merasa didengar dan dihargai.
Memberikan contoh positif
Remaja sering kali belajar dari contoh orang tua. Untuk menjauhkan anak dari perilaku negatif, maka cobalah untuk menjadi contoh yang baik bagi mereka dengan perilaku Anda sendiri. Ini adalah cara berkomunikasi yang lebih aman untuk menyelesaikan konflik dengan lebih sedikit stres.
Berikan batasan yang wajar
Anak bisa memiliki pemikiran sendiri yang membuat perbedaan pendapat terkadang tidak bisa dihindari. Namun, Anda tetap perlu memberikan batasan yang wajar. Berikan alasan mengapa batasan tersebut diperlukan sehingga anak bisa memahami dan tidak keluar terlalu jauh dari jalur yang dijalani.
Baca Juga: Tips Meningkatkan Rasa Percaya Diri pada Remaja Pemalu
Berikan tanggung jawab
Percayakan tanggung jawab yang sesuai dengan usia mereka. Ini dapat membantu mereka merasa lebih mandiri dan dewasa.
Kenali isyarat bahaya
Jangan abaikan isyarat atau perilaku yang mengkhawatirkan, misalnya perilaku mengunci diri di kamar, kecanduan merokok atau minum alkohol, maupun perilaku berisiko lainnya. Bila ini terjadi, Anda perlu bantuan profesional sesegera mungkin.
Miliki waktu bersama
Habiskan waktu berkualitas bersama remaja lebih banyak. Ini bisa menjadi momen yang baik untuk mendiskusikan perasaan, berbagi pengalaman, membuat mereka tidak kehilangan perhatian dan belajar lebih banyak dari Anda sebagai orang dewasa.
Menangani remaja pemberontak bisa memberikan stres dan tekanan tersendiri. Pastikan Anda juga merawat kesehatan mental dan emosional diri sendiri. Jika diperlukan, pertimbangkan mencari pertolongan terapis atau psikolog untuk membantu Anda mengatasi perilaku memberontak remaja. Anda juga bisa memanfaatkan layanan konsultasi kesehatan dengan mengunduh aplikasi Ai Care melalui App Store atau Play Store.
Mau tahu informasi seputar kehamilan, menyusui, kesehatan wanita dan anak-anak? Cek di sini, ya!
- dr Hanifa Rahma
Better Health Channel. Discipline and children. Available from: https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/healthyliving/discipline-and-children
Dorian Smith-Garcia (2020). Tips for Managing a Rebellious Child at Any Age. Available from: https://www.healthline.com/health/parenting/rebellious-child
Medicine.net. Why Does Teenage Rebellion Happen?. Available from: https://www.medicinenet.com/why_does_teenage_rebellion_happen/article.htm
Kids Health (2023). Puberty Basics. Available from: https://kidshealth.org/en/teens/puberty.html