Polio adalah penyakit yanng disebabkan oleh virus polio. Penyakit ini sudah ada sejak beberapa puluh tahun yang lalu, di mana ribuan orang pernah lumpuh akibat wabah ini.
Virus ini memiliki tiga jenis serotipe yang berbeda, yaitu tipe 1, tipe 2 dan tipe 3. Untuk mencegah infeksi polio, setiap orang harus mendapatkan vaksinasi polio karena hingga saat ini tidak ada obat untuk polio.
Walaupun di sebagian negara kasus polio sudah tidak ditemukan, namun di beberapa belahan dunia masih ditemukan kasus polio, misalnya di Indonesia. Kemenkes menemukan adanya satu anak yang positif terinfeksi polio di Pidie, Aceh pada awal November 2022.
Dengan ditemukannya kembali kasus polio di Indonesia, maka kesadaran masyarakat perlu ditingkatkan kembali demi mencegah terjadinya wabah polio.
Cegah Polio dengan Vaksin OPV dan IPV
Polio dapat dengan mudah menyebar, baik melalui kontak langsung maupun kontak dengan lingkungan yang terkontaminasi virus polio. Anak-anak, terutama balita sangat rentan terhadap infeksi penyakit polio.
Dengan mendapatkan imunisasi polio dosis lengkap maka infeksi dan wabah polio dapat dicegah. Saat ini, di Indonesia ada dua jenis vaksin polio yang digunakan, yaitu:
Oral Polio Vaccine (OPV)
Vaksin Poliomielitis yang diberikan secara oral adalah jenis vaksin hidup, yang artinya berisi virus polio yang dilemahkan. Vaksin ini memiliki rasa manis yang diberikan melalui tetesan, yaitu sebanyak 2 tetes ke dalam mulut anak.
Virus yang telah dilemahkan dalam vaksin ini bisa berkembang biak dan merangsang kekebalan tubuh (antibodi) di dalam usus maupun darah bayi atau anak. Jika virus polio menyerang, anak telah memiliki kekebalan terhadap virus ini dan virus yang masuk otomatis akan dibunuh oleh antibodi yang telah terbentuk.
Vaksin ini diberikan dalam 3 kali bersamaan dengan imunisasi rutin difteri, tetanus, pertusis dan Haemophilus infuenzae tipe b.
Dosis boosternya diberikan pada saat masuk sekolah, dan kepada orang dewasa yang berisiko tinggi misalnya staf laboratorium yang berisiko terpapar virus, petugas kesehatan, atau orang yang bepergian ke daerah endemik.
Inactivated Polio Vaccine (IPV)
Vaksin Poliomielitis jenis ini diberikan melalui suntikan. Vaksin ini dikembangkan pada tahun 1955 oleh Dr Jonas Salk yang berisi strain virus polio yang sudah mati (tidak aktif).
IPV diberikan melalui suntikan pada otot paha atau lengan, yang kemudian akan menghasilkan kekebalan (antibodi) di dalam darah terhadap ketiga jenis virus polio. Jika infeksi terjadi, maka antibodi akan segera mencegah penyebaran virus ke sistem saraf pusat dan melindungi dari kelumpuhan.
Vaksin polio IPV diberikan sebagai tambahan untuk melengkapi rangkaian imunisasi polio. Vaksin IPV aman diberikan kepada orang yang tidak boleh menerima vaksin polio OPV karena penyakit imunosupresif, seperti HIV/AIDS.
Jadwal pemberian vaksin IPV berbeda dengan OPV. IPV diberikan minimal dua kali sebelum usia 1 tahun.
Efek Samping Vaksin Polio
Baik obat maupun vaksin umumnya memiliki efek samping yang ringan yang akan hilang dengan sendirinya. Sangat jarang ditemukan adanya reaksi serius setelah mendapatkan vaksinasi ini.
Efek yang dialami pasca vaksinasi IPV umumnya seperti nyeri pada bekas suntikan. Sedangkan efek samping vaksin OPV termasuk muntah dan diare.
Dapatkan imunisasi polio dosis lengkap. Jika anak Anda melewatkan jadwal imunisasi polio, diskusikan kepada dokter untuk jadwal susulan.
Mau tahu informasi seputar kehamilan, menyusui, kesehatan wanita dan anak-anak? Cek di sini, ya!
Writer : Agatha Writer
Editor :
- dr Nadia Opmalina
Last Updated : Minggu, 16 April 2023 | 09:32