Tips Memberikan ASI Eksklusif

Tips Memberikan ASI Eksklusif
Ilustrasi menyusui. Credits: Freepik

Bagikan :


Organisasi kesehatan dunia (WHO) merekomendasikan setiap ibu untuk memberikan ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan bayi. Ini artinya, hanya ASI yang diberikan tanpa tambahan makanan atau minuman lainnya.

ASI eksklusif sangat penting karena memberikan nutrisi optimal dan perlindungan imunologis yang tidak bisa digantikan oleh susu formula. Namun, memberikan ASI eksklusif bisa memberikan tantangan tersendiri khususnya bagi ibu baru.

 

Tips Memberikan ASI Eksklusif

Memiliki perasaan kesulitan dan kebingungan dalam memberikan ASI eksklusif adalah hal yang umum dan wajar, terutama apabila Anda adalah seorang ibu baru.

Namun, perlu dipahami bahwa memberikan ASI eksklusif sangat bisa dilakukan, walaupun ibu belum pernah menyusui sebelumnya. Meskipun tantangan dan kesulitan mungkin muncul, banyak ibu yang baru pertama kali menyusui bisa sukses dalam memberikan ASI eksklusif.

Berikut adalah beberapa tips memberikan ASI eksklusif yang bisa Anda gunakan:

Mulai menyusui sesegera mungkin

Usahakan untuk mulai menyusui sesegera mungkin setelah melahirkan. Inisiasi menyusui dini (IMD) dalam satu jam pertama setelah kelahiran sangat dianjurkan. Saat ini, bayi secara alami akan mencari puting ibu dan mulai menyusu. IMD juga sangat penting dalam membantu merangsang produksi ASI serta memperkuat ikatan antara ibu dan bayi.

Baca Juga: Cara Melancarkan Saluran Air Susu Ibu (ASI) yang Tersumbat

Menyusui sesering mungkin

Anda tidak perlu takut ASI tidak keluar. Menyusui sesering mungkin menjadi kunci utama dalam mempertahankan produksi ASI yang cukup.

Menyusuilah sesuai permintaan bayi, yang biasanya berkisar antara 8-12 kali dalam 24 jam. Menyusui lebih sering juga dapat membantu merangsang produksi hormon oksitosin dan prolaktin yang penting dalam produksi ASI.

Memastikan posisi dan perlekatan yang benar

Posisi dan perlekatan yang benar sangat penting untuk kenyamanan ibu dan efektivitas bayi dalam menyusu. Atur agar tubuh bayi sejajar dengan tubuh ibu dan wajah bayi menghadap ke payudara.

Mulut bayi juga harus terbuka lebar dengan bibir atas dan bawah yang melengkung ke luar saat menyusu. Posisi yang benar dapat mengurangi risiko puting lecet dan membantu bayi mendapatkan ASI yang cukup sesuai kebutuhannya.

Menjaga kesehatan ibu

Kesehatan ibu dapat memengaruhi secara langsung terhadap kualitas dan kuantitas ASI. Pastikan ibu menyusui mendapat asupan nutrisi yang seimbang dengan mencukupi protein, vitamin, dan mineral.

Minum air yang cukup untuk menjaga hidrasi dan produksi ASI. Usahakan untuk tidur saat bayi Anda juga tidur sehingga kesehatan mental dan fisik tetap terjaga.

Baca Juga: Serba-Serbi Cara Mencairkan, Menghangatkan, dan Menggunakan ASI (Air Susu Ibu) Perah

Menghindari penggunaan dot atau empeng

Selama periode ASI eksklusif, disarankan untuk menghindari pemberian dot atau empeng pada bayi. Penggunaan dot dapat menyebabkan bingung puting, di mana bayi kesulitan menyusu langsung dari payudara.

Tetap tenang dan percaya diri

Sebagian besar ibu baru merasa kurang percaya bahwa ASI yang diproduksinya cukup. Stres dan kecemasan dapat memengaruhi produksi ASI. Penting bagi Anda untuk tetap tenang dan percaya diri dalam menyusui. Produksi ASI Anda akan berlipat seiring dengan frekuensi menyusui.

Luangkan waktu untuk relaksasi seperti mendengarkan musik atau meditasi, yang dapat membantu menjaga suasana hati tetap baik.

 

Jika selama menyusui Anda memiliki kesulitan seperti menemukan perlekatan yang tepat, mencari posisi yang nyaman, dan lainnya, jangan ragu mencari bantuan dari dokter atau konsultan laktasi. Dukungan dari pasangan dan keluarga juga sangat penting dalam keberhasilan pemberian ASI eksklusif.

Memiliki pertanyaan lain terkait ASI eksklusif? Anda bisa memanfaatkan layanan konsultasi kesehatan Ai Care dengan mengunduhnya melalui App Store atau Play Store.

 

Mau tahu informasi seputar kehamilan, menyusui, kesehatan wanita dan anak-anak? Cek di sini, ya!

Writer : Agatha Writer
Editor :
  • dr Nadia Opmalina
Last Updated : Jumat, 30 Agustus 2024 | 04:54