Definisi
Atrial Septal Defect (ASD) merupakan kelainan jantung bawaan di mana terdapat lubang di dinding (septum) yang membagi dua serambi (atrium) jantung. Saat jantung bayi berkembang selama kehamilan, biasanya ada beberapa lubang di dinding yang membagi ruang atas jantung. Lubang-lubang ini biasanya akan menutup dengan sendirinya selama kehamilan atau segera setelah lahir. Jika salah satu dari lubang ini tidak menutup, maka kondisi ini akan menetap, dan kondisi inilah yang disebut dengan ASD.
Pada ASD, lubang tersebut akan meningkatkan jumlah darah yang mengalir melalui paru, dan dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah di paru seiring berjalannya waktu. Kerusakan pada pembuluh darah di paru dapat menyebabkan masalah ketika anak sudah dewasa, seperti tekanan darah tinggi pada paru dan gagal jantung.
Data penelitian menunjukkan bahwa terdapat sekitar 2.118 bayi di Amerika Serikat lahir dengan ASD setiap tahunnya. Dengan kata lain, sekitar 1 dari setiap 1.859 bayi yang lahir di Amerika Serikat setiap tahun memiliki ASD.
Terdapat beberapa jenis ASD, yang meliputi:
- Sekundum, merupakan tipe ASD yang paling umum terjadi, di mana lubang terdapat di tengah dinding antara dua serambi jantung (septum atrium).
- Primum, jenis ASD yang terjadi di bagian bawah dinding antara dua serambi jantung dan bisa disertai kelainan jantung bawaan lain.
- Sinus venosus, jenis ASD yang langka dan biasanya terjadi di bagian atas dinding yang memisahkan ruang jantung, kondisi ini juga terkait dengan perubahan struktur jantung lainnya yang ada saat lahir.
- Sinus koroner, pada jenis ASD yang langka ini, bagian dinding antara sinus koroner (yang merupakan bagian dari sistem vena jantung) dan ruang serambi jantung kiri tidak ada.
Penyebab
Penyebab pasti timbulnya ASD belum diketahui secara jelas. ASD adalah kelainan struktur yang terjadi selama perkembangan jantung saat bayi masih dalam kandungan. Faktor-faktor yang diduga berperan terhadap timbulnya ASD adalah:
- Genetika
- Kondisi medis tertentu
- Penggunaan obat-obatan tertentu
- Faktor lingkungan atau gaya hidup, seperti merokok atau penyalahgunaan alkohol
Jantung manusia tersusun dari empat ruang, dua ruang atas atau serambi jantung dan dua ruang bawah atau bilik jantung. Dalam keadaan normal, sisi kanan jantung akan mengalirkan darah ke paru. Di paru, darah mengambil oksigen dan kemudian mengantarkannya ke sisi kiri jantung. Jantung kiri kemudian memompa darah melalui pembuluh arteri utama tubuh (aorta) dan mengalirkannya ke seluruh tubuh.
ASD yang besar dapat menyebabkan darah ekstra memenuhi paru dan membebani jantung kanan. Jika tidak diobati, sisi kanan jantung akhirnya akan tumbuh lebih besar dan menjadi lemah. Tekanan darah pada pembuluh arteri di paru juga bisa meningkat sehingga menyebabkan tekanan darah tinggi pada pembuluh darah paru (hipertensi pulmonal).
Faktor Risiko
ASD terjadi saat jantung bayi berkembang selama kehamilan. Kondisi kesehatan tertentu atau penggunaan obat selama kehamilan dapat meningkatkan risiko bayi mengalami ASD atau kelainan jantung bawaan lainnya. Hal-hal tersebut antara lain:
- Infeksi campak Jerman (rubella) selama beberapa bulan pertama kehamilan
- Diabetes
- Lupus
- Alkohol atau penggunaan tembakau
- Penggunaan obat-obatan terlarang, seperti kokain
- Penggunaan obat-obatan tertentu, termasuk beberapa obat anti kejang dan obat-obatan untuk mengobati gangguan mood
Gejala
Banyak bayi yang lahir dengan ASD tidak memiliki tanda atau gejala. Tanda atau gejala yang muncul dapat baru mulai terlihat pada masa dewasa. Tanda dan gejala ASD tersebut bisa meliputi:
- Ketika bayi terlihat lelah saat menyusui
- Sesak napas, terutama saat berolahraga
- Kelelahan
- Pembengkakan kaki, telapak kaki, atau perut
- Detak jantung tidak teratur (aritmia)
- Sensasi detak jantung yang cepat dan berdebar (palpitasi) atau detak jantung yang dirasa terlewat (skipped beats)
- Suara bising yang dapat didengar dokter melalui stetoskop (murmur jantung)
- Infeksi pernapasan atau paru yang sering terjadi
Diagnosis
Dalam mendiagnosis ASD, dokter akan mulai dengan melakukan wawancara dengan orang tua atau pengasuh bayi. Dokter akan menanyakan gejala-gejala apa saja yang dialami, sejak kapan gejala muncul, serta mencari kemungkinan adanya kelainan bawaan lahir lainnya. Selanjutnya dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, terutama dengan menggunakan stetoskop untuk mendengarkan bunyi jantung bayi Anda.
Dokter juga mungkin akan melakukan beberapa pemeriksaan penunjang lainnya untuk mengonfirmasi diagnosis dan mengetahui kondisi pasien lebih jauh, di antaranya:
- Ekokardiogram. Pemeriksaan ini adalah tes yang paling umum digunakan untuk mendiagnosis ASD. Pada pemeriksaan ini, gelombang suara digunakan untuk membuat gambar jantung yang sedang bergerak. Ekokardiogram dapat menunjukkan seberapa baik darah mengalir melalui jantung dan katup jantung.
- Rontgen dada, dapat digunakan untuk menunjukkan kondisi jantung dan paru-paru.
- Elektrokardiogram (EKG). Pemeriksaan ini merupakan tes cepat dan tanpa rasa sakit yang dapat merekam aktivitas listrik jantung. EKG dapat membantu mengidentifikasi detak jantung tidak teratur (aritmia).
- MRI jantung. Tes pencitraan ini menggunakan medan magnet dan gelombang radio untuk membuat gambar jantung secara detail. Dokter mungkin melakukan pemeriksaan MRI ini jika ekokardiografi tidak memberikan diagnosis yang pasti.
- CT-scan. Pemeriksaan ini menggunakan serangkaian sinar-X untuk membuat gambar jantung Anda secara mendetail. Tes ini dapat digunakan untuk mendiagnosis ASD dan kelainan jantung bawaan terkait jika ekokardiografi belum dapat secara pasti mendiagnosis ASD.
Tata Laksana
Tata laksana untuk ASD akan tergantung pada ukuran lubang di jantung dan apakah Anda atau anak Anda memiliki kelainan jantung bawaan lainnya. Banyak ASD akan menutup dengan sendirinya selama masa kanak-kanak. Pada kasus dimana lubang pada ASD tetap tidak menutup, beberapa kasus dengan ukuran lubang yang kecil mungkin tidak memerlukan perawatan. Dokter mungkin akan merekomendasikan untuk memantaunya dengan pemeriksaan kesehatan rutin untuk melihat apakah lubang dapat menutup dengan sendirinya. Berikut merupakan beberapa pilihan tata laksana ASD, antara lain:
Obat-Obatan
Obat-obatan tidak akan memperbaiki ASD, tetapi dapat membantu mengurangi tanda dan gejala yang dapat muncul. Obat untuk ASD mungkin termasuk obat untuk mengontrol detak jantung (beta blocker) atau untuk mengurangi risiko pembekuan darah (obat antikoagulan).
Pembedahan atau Prosedur Lainnya
Banyak ahli jantung merekomendasikan pembedahan untuk memperbaiki ASD yang berukuran sedang hingga besar yang didiagnosis selama masa kanak-kanak atau dewasa untuk mencegah komplikasi di masa mendatang. Pada orang dewasa dan anak-anak, operasi perbaikan ASD melibatkan penutupan lubang di jantung. Prosedur ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
- Prosedur perbaikan berbasis kateter (catheter-based repair)
Sebuah tabung tipis fleksibel (kateter) dimasukkan ke dalam pembuluh darah, biasanya di selangkangan, dan dipandu ke jantung. Sebuah patch mesh atau plug dimasukkan melalui kateter dan digunakan untuk menutup lubang. Jaringan jantung akan tumbuh di sekitar tambalan dan menutup lubang secara permanen. Prosedur perbaikan berbasis kateter hanya digunakan untuk ASD tipe sekundum. Beberapa ASD sekundum yang besar mungkin memerlukan operasi jantung terbuka.
- Operasi jantung terbuka
Jenis operasi perbaikan ASD ini melibatkan sayatan melalui dinding dada untuk mengakses jantung secara langsung. Ahli bedah akan menggunakan tambalan untuk menutupi lubang. Operasi perbaikan jantung terbuka ini adalah satu-satunya cara untuk memperbaiki tipe ASD primum, sinus venosus, dan sinus koroner.
Komplikasi
ASD yang kecil mungkin tidak menimbulkan komplikasi dan sering menutup selama masa bayi. ASD yang lebih besar dapat menyebabkan komplikasi serius, termasuk:
- Gagal jantung sisi kanan
- Detak jantung tidak teratur (aritmia)
- Stroke
- Kematian dini
- Tekanan darah tinggi di pembuluh darah arteri paru (hipertensi pulmonal)
Pencegahan
Karena penyebab pasti timbulnya ASD belum diketahui, pencegahan biasanya tidak mungkin dilakukan. Namun, Anda dapat mengurangi risiko dengan menghindari penggunaan alkohol, tembakau, obat-obatan terlarang, dan obat anti kejang tertentu selama kehamilan.
Kapan Harus ke Dokter?
Bila Anda melihat bayi atau anak Anda terlihat lelah saat menyusui, sesak napas saat berolahraga, atau mengeluhkan bahwa jantungnya sering terasa berdebar-debar, konsultasikan bayi Anda ke dokter atau spesialis jantung. Diharapkan Anda dapat mengetahui diagnosis pasti dari keluhan atau gejala yang terlihat atau dikeluhkan oleh anak Anda.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Hanifa Rahma