Gangguan Psikotik

Gangguan Psikotik

Bagikan :


Pengertian

Gangguan psikotik merupakan kelompok gangguan jiwa berat yang memengaruhi pikiran seseorang. Gangguan ini menyebabkan penderitanya memiliki pikiran dan persepsi yang tidak normal. Individu dengan gangguan psikotik sulit untuk berpikir jernih, membuat keputusan yang tepat, merespon secara emosional, komunikasi efektif, menilai realita, dan berperilaku yang sesuai.

Ketika sedang terjadi episode psikotik, individu dapat terputus dari realita sehingga tidak dapat membedakan mana yang nyata dan tidak nyata sehingga sering tidak dapat menjalankan kehidupan sehari-hari.

Sekitar 1% dari populasi menderita gangguan psikotik, dimana usia paling sering adalah akhir masa remaja sampai awal dekade ketiga kehidupan.

 

Penyebab

Mekanisme yang mendasari gangguan psikotik adalah hiperaktivitas (aktivitas berlebihan) dari zat kimia di otak yaitu glutamat pada beberapa bagian spesifik di otak. Akibatnya, terjadi masalah pada proses berpikir, persepsi, dan motivasi. 

Psikotik juga dapat disebabkan oleh adanya kondisi medis yang mendasari, misalnya:

  • Penggunaan alkohol atau obat tertentu
  • Tumor otak
  • Infeksi otak
  • Stroke
  • Demensia (penurunan daya ingat dan berpikir)

 

Faktor Risiko

Terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan terjadinya gangguan psikotik, yaitu:

  • Adanya gangguan mental lainnya, seringnya adalah gangguan bipolar. Beberapa individu dengan gangguan bipolar juga mengalami gejala psikotik
  • Adanya kerentanan genetik atau riwayat keluarga dengan gangguan psikotik
  • Riwayat cedera otak saat janin atau kanak-kanak
  • Adanya perubahan besar dalam hidup

 

Gejala

Gejala utama dari psikotik adalah delusi, halusinasi, dan pemikiran yang terganggu.

  • Delusi atau waham: kepercayaan yang salah terhadap suatu hal meskipun sudah ditunjukkan atau dibuktikan bahwa hal tersebut salah. Contohnya adalah percaya bahwa seseorang merencanakan untuk mencelakakan Anda, atau percaya bahwa seseorang yang berbicara di TV sedang mengirimkan pesan rahasia untuk Anda, atau percaya bahwa makanan Anda telah diracuni meskipun sudah terbukti ketidakbenarannya. Salah satu jenis delusi adalah delusi kebesaran, yang terjadi ketika seseorang percaya bahwa kehidupannya lebih istimewa daripada kenyataan yang sebenarnya, misalnya kepercayaan bahwa dirinya adalah Tuhan. Contoh lain adalah delusi penganiayaan dimana seseorang percaya bahwa orang lain berkonspirasi untuk mencelakai, menghukum, atau melukai dirinya.
  • Halusinasi: persepsi sensoris internal yang salah, misalnya mendengar, melihat, merasakan, dan mencium sesuatu yang sebenarnya tidak ada. Contohnya, seseorang dapat melihat hal yang tidak ada, mendengar suara, mencium bau, merasakan sesuatu yang aneh pada mulutnya, atau merasakan sensasi aneh pada kulitnya meskipun tidak ada yang menyentuhnya.

Meskipun halusinasi dan delusi ini tampak sebagai suatu hal yang aneh bagi orang lain, namun bagi orang dengan psikotik hal tersebut terasa sangat nyata.

Gejala lain yang juga sering ditemui adalah:

  • Pembicaraan tidak teratur
  • Pembicaraan inkoheren (tidak logis)
  • Pemikiran yang kacau
  • Perilaku aneh, kadang bisa berbahaya
  • Gerakan tubuh melambat atau aneh
  • Mengabaikan perawatan diri
  • Kehilangan minat terhadap aktivitas
  • Bermasalah dalam sekolah atau tempat kerja, serta dalam hubungan dengan orang lain
  • Sikap yang dingin dan acuh tak acuh
  • Tidak dapat mengekspresikan emosi
  • Perubahan suasana hati (mood swing) atau gejala mood lainnya seperti depresi atau mania

Orang dengan gangguan psikotik dapat memiliki gejala yang berbeda-beda dan gejala tersebut dapat berubah seiring waktu.

 

Diagnosis

Jika seseorang mengalami gejala gangguan psikotik, dokter akan memeriksa riwayat kesehatan serta melakukan pemeriksaan fisik untuk menyingkirkan kondisi medis yang dapat menyebabkan gangguan ini.

Setelah itu dokter akan menentukan tipe gangguan psikotik yang dialami. Terdapat beberapa tipe gangguan psikotik, antara lain:

  • Skizofrenia: merupakan tipe paling banyak. Individu dengan gangguan ini mengalami perubahan perilaku, delusi, dan halusinasi yang sudah berlangsung lebih dari enam bulan. Biasanya kondisi ini akan menyebabkan penurunan pada fungsi sosial, belajar, dan bekerja.
  • Gangguan skizoafektif: ditandai dengan gejala skizofrenia dan gangguan mood seperti depresi, mania, atau gangguan bipolar.
  • Gangguan skizofreniform: gejala skizofrenia yang sudah berlangsung selama satu sampai enam bulan sehingga belum dapat didiagnosa sebagai skizofrenia.
  • Gangguan psikotik singkat/akut: perilaku psikotik yang singkat dan tiba-tiba. Hal ini biasanya merupakan respon dari situasi yang sulit seperti kematian orang terdekat dan biasanya berlangsung kurang dari satu bulan. Penyembuhan biasanya berlangsung cepat dan pada kebanyakan kasus dapat sembuh kurang dari satu bulan.
  • Gangguan waham: individu memiliki kepercayaan yang menetap dan salah mengenai sebuah situasi yang bisa saja terjadi, namun kenyataannya tidak terjadi. Contohnya adalah percaya bahwa dirinya sakit atau ada orang lain yang ingin mencelakainya. Gangguan ini didiagnosis jika sudah berlangsung lebih dari satu bulan.
  • Gangguan shared psychotic atau folie à deux: terjadi ketika seseorang dalam suatu kelompok mengadopsi atau mengalami delusi/waham yang sama dengan orang lain dalam kelompok tersebut.
  • Gangguan psikotik akibat obat: biasanya disebabkan oleh penyalahgunaan zat atau keadaan putus zat seperti halusinogen dan kokain yang dapat menyebabkan halusinasi, delusi, dan berbicara menjadi kacau.
  • Gangguan psikotik akibat kondisi medis lainnya: gejala halusinasi, delusi, dan lain-lain yang disebabkan oleh penyakit yang memengaruhi fungsi otak, seperti tumor otak atau cedera kepala.
  • Parafrenia: kondisi ini memiliki gejala yang mirip dengan skizofrenia, namun terjadi pada orang lanjut usia.

 

Tata Laksana

Penatalaksanaan gangguan psikotik tergantung pada penyebabnya. Pilihan terapi yang ada adalah obat-obatan untuk mengontrol gejala dan psikoterapi. Psikotik yang berat pada umumnya juga dapat diterapi dengan baik.

  • Psikoterapi: mencakup sesi individual, keluarga, maupun dukungan kelompok
  • Obat: obat utama yang digunakan untuk menangani gangguan psikotik adalah obat antipsikotik. Meskipun tidak menyembuhkan, obat ini dapat mengontrol gejala yang paling mengganggu seperti halusinasi, delusi dan masalah berpikir. Contoh obat antipsikotik adalah haloperidol, klorpromazin, risperidone, aripripazol, klozapin, olanzapine, quetiapine, dan lain-lain. Jumlah obat atau kombinasi obat yang dipakai akan ditentukan dokter, bergantung pada tingkat keparahan dan efek samping tiap individu.

Pada kasus yang berat dan serius dimana seseorang dapat membahayakan keselamatan diri sendiri dan orang lain, maka rawat inap adalah pilihan terbaik.

Respon seseorang terhadap terapi dapat berbeda-beda. Beberapa orang menunjukkan respon terapi yang cepat, sedangkan beberapa membutuhkan waktu berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan sampai gejala hilang. Pada orang yang telah mengalami beberapa episode psikotik berat, kemungkinan akan membutuhkan obat seumur hidup.

Dengan terapi yang tepat, banyak orang dengan gangguan psikotik dapat menjalani hidup yang produktif dan dapat kembali berfungsi dengan normal.

 

Komplikasi

Gangguan psikotik yang tidak diterapi dengan tepat akan menyebabkan penurunan pada fungsi sosial, belajar, dan bekerja sehingga tidak dapat menjalani kehidupan sehari-hari.

Beberapa orang tidak dapat sepenuhnya sembuh dari gangguan psikotik dan akan membutuhkan terapi seumur hidup, terutama pada orang yang didiagnosa gangguan psikosis pada usia yang sangat muda, memiliki riwayat keluarga dengan gangguan psikotik, dan tidak memiliki support system yang baik

 

Pencegahan

Gangguan psikotik tidak dapat dicegah, namun dapat dikendalikan dan dicegah efek buruknya dengan terapi sedini mungkin. Bagi orang dengan risiko tinggi terkena gangguan psikotik, seperti cedera otak dapat dicegah dengan cara selalu menggunakan pengaman (helm) saat sedang berkendara. Pada balita jangan mengguncangkan kepala bayi saat sedang bermain untuk mencegah cedera otak. Menghindari obat-obatan seperti marijuana dan alkohol dapat membantu mencegah atau memperlambat waktu terjadinya gangguan ini.

 

Kapan Harus ke Dokter?

Jika Anda atau orang terdekat Anda menunjukan gejala psikotik, sebaiknya konsultasi ke dokter sedini mungkin untuk mendapatkan terapi dengan cepat dan tepat. Pengobatan dini dapat memperbaiki kualitas hidup pasien dan mencegah terjadinya komplikasi yang serius. 

Writer : dr Tea Karina Sudharso
Editor :
  • dr Nadia Opmalina
Last Updated : Kamis, 17 Februari 2022 | 07:47

Topics, H. (2022). Psychotic Disorders: MedlinePlus. Medlineplus.gov. Retrieved 9 February 2022, from https://medlineplus.gov/psychoticdisorders.html.

(2022). Retrieved 9 February 2022, from https://www.mentalhealth.gov/what-to-look-for/psychotic-disorders.

Psychotic Disorders - PsychGuides.com. PsychGuides.com. (2022). Retrieved 9 February 2022, from https://www.psychguides.com/psychotic-disorders/.

What Are Psychotic Disorders?. WebMD. (2022). Retrieved 10 February 2022, from https://www.webmd.com/schizophrenia/guide/mental-health-psychotic-disorders.