Definisi
Transient tic disorder, atau yang sekarang disebut dengan Provisional Tic Disorder, adalah gangguan tic yang terjadi untuk jangka waktu yang singkat. Tic adalah gerakan otot yang tidak teratur, tidak terkendali, tidak diinginkan, dan berulang yang dapat terjadi di bagian tubuh mana pun. Tic dapat berupa gerakan fisik maupun verbal, sehingga menghasilkan gerakan ataupun suara yang menyimpang dari gerakan normal seseorang. Sebagai contoh, seseorang dengan tic mungkin berkedip dengan cepat dan berulang kali, bahkan jika tidak ada yang mengiritasi mata mereka. Transient tic disorder ditandai dengan adanya satu atau lebih tic yang terjadi selama setidaknya satu bulan tetapi kurang dari satu tahun. Gejala tic berbeda-beda dan bervariasi pada setiap individu, tetapi mayoritas tic yang terlihat pada gangguan ini adalah tic motorik, meskipun tic vokal mungkin juga terjadi.
Transient tic disorder paling sering muncul pada usia muda dan dapat mempengaruhi hingga sepuluh persen anak-anak pada tahun-tahun awal usia sekolah. Transient tic disorder dapat hilang dengan sendirinya dalam waktu kurang dari setahun. Beberapa kasus mungkin dipengaruhi dengan kecemasan, kelelahan, dan efek beberapa obat.
Penyebab
Belum diketahui penyebab pasti yang menyebabkan seseorang dapat mengalami transient tic disorder. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa transient tic disorder mungkin bersifat diturunkan dalam keluarga. Mutasi genetik juga diduga menyebabkan transient tic disorder pada kasus yang jarang terjadi. Adanya kelainan di otak, seperti pada penyakit Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) dan depresi, mungkin juga bertanggung jawab dalam proses terjadinya transient tic disorder. Beberapa penelitian lain menunjukkan bahwa transient tic disorder dapat dikaitkan dengan gangguan neurotransmitter, seperti glutamate, serotonin, dan dopamine. Neurotransmitter adalah seyawa kimia di otak yang berfungsi mengirimkan sinyal saraf ke sel. Selain itu, stres dan kurang tidur juga mempengaruhi proses terjadinya dan tingkat keparahan tic motorik.
Faktor Risiko
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk menderita transient tic disorder, antara lain:
- Tics cenderung diturunkan dalam keluarga, jadi mungkin terdapat faktor risiko genetik untuk kelainan ini.
- Jenis kelamin, pria cenderung lebih mungkin terkena gangguan tics daripada wanita.
- Riwayat merokok selama kehamilan
- Terjadi komplikasi selama kehamilan
- Berat badan lahir bayi rendah
- Infeksi, diduga anak-anak tertentu lebih mungkin menderita tics setelah terkena suatu infeksi
- Riwayat penggunaan obat-obatan terlarang, seperti kokain atau amfetamin
- Memiliki penyakit lain, seperti ADHD, Obsessive Compulsive Disorder (OCD), cerebral palsy, penyakit Huntington
Gejala
Gejala dari transient tic disorder biasanya terdiri dari satu atau lebih tic, yang dapat diklasifikasikan sebagai:
- Tic motorik, seperti gerakan kepala dan bahu, berkedip, menyentak, membenturkan, mengetukkan jari, atau menyentuh suatu benda atau orang lain. Tic motorik cenderung muncul sebelum tic vokal, meskipun hal ini tidak selalu terjadi.
- Tic vokal, biasanya berupa suara, seperti batuk, membersihkan tenggorokan atau mendengus, atau mengulangi kata atau frasa.
Tic juga dapat dibagi ke dalam kategori berikut:
- Tic sederhana, yaitu tic yang terjadi secara tiba-tiba dan cepat berlalu dengan menggunakan beberapa kelompok otot. Contohnya termasuk gerakan hidung berkedut, mata melotot, atau membersihkan tenggorokan.
- Tic kompleks, yang melibatkan gerakan terkoordinasi menggunakan beberapa kelompok otot. Contohnya termasuk melompat atau melangkah dengan cara tertentu, memberi isyarat, atau mengulangi kata atau frasa.
Tic biasanya didahului oleh dorongan yang tidak nyaman, seperti gatal atau kesemutan. Meskipun mungkin untuk menahan diri dari melakukan tic, tetapi hal ini membutuhkan banyak usaha dan sering menyebabkan ketegangan dan stres. Setelah melakukan tic, penderita akan merasakan sensasi lega dan puas.
Timbulnya gejala tic mungkin:
- Memburuk dengan emosi, seperti kecemasan, kegembiraan, kemarahan, dan kelelahan
- Memburuk ketika sedang sakit
- Memburuk pada suhu ekstrim
- Terjadi saat tidur
- Bervariasi dari waktu ke waktu
- Bervariasi dalam jenis dan tingkat keparahannya
- Meningkat dari waktu ke waktu
Diagnosis
Dalam mendiagnosis transient tic disorder, dokter akan mulai dengan melakukan wawancara untuk menanyakan gejala-gejala yang dialami, serta mengevaluasi riwayat medis lainnya, untuk membantu menyingkirkan kondisi lain yang mendasari sebagai penyebab gejala Anda. Dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik, khususnya pemeriksaan neurologis (sistem saraf). Selain itu, dokter mungkin akan menyarankan pemeriksaan lain, seperti CT-scan otak dan tes darah, untuk menentukan apakah tic merupakan gejala dari suatu penyakit yang lebih serius, seperti penyakit Huntington.
Terkadang tic cukup sulit untuk terdiagnosis, karena gejalanya yang menyerupai gangguan lain. Misalnya, alergi mungkin menjadi penyebab hidung Anda mengendus atau berkedut berulang kali. Maka dari itu, dalam mendiagnosis transient tic disorder harus terpenuhi beberapa kriteria, antara lain:
- Anda harus memiliki satu atau lebih tic motorik (seperti berkedip atau mengangkat bahu) atau tic vokal (seperti bersenandung, berdeham, atau meneriakkan kata atau frasa).
- Tic harus terjadi kurang dari 12 bulan berturut-turut.
- Tic harus dimulai sebelum usia 18 tahun.
- Gejala tidak boleh disebabkan oleh obat-obatan tertentu, atau kondisi medis lain seperti penyakit Huntington atau ensefalitis pasca virus.
- Anda tidak boleh memiliki sindrom Tourette atau gangguan tic motorik atau vokal kronis lainnya.
Tatalaksana
Transient tic disorder pada anak-anak sering hilang sendiri tanpa perlu pengobatan khusus. Kombinasi terapi dan obat-obatan dapat membantu dalam situasi di mana tic mempengaruhi pekerjaan atau aktivitas di sekolah. Karena stres dapat membuat tic menjadi lebih buruk atau lebih sering, maka teknik untuk mengontrol dan mengelola stres menjadi penting untuk diperhatikan.
Terapi perilaku kognitif (Cognitive Behavioral Therapy) juga merupakan cara yang berguna untuk mengobati gangguan tic. Selama sesi ini, seseorang belajar untuk menghindari tindakan merusak diri sendiri dengan mengendalikan emosi, perilaku, dan pikiran mereka.
Obat tidak dapat sepenuhnya menyembuhkan gangguan tic, tetapi dapat mengurangi gejala bagi sebagian orang. Dokter mungkin meresepkan obat yang mengurangi dopamin di otak Anda, seperti Haloperidol atau Pimozide. Dopamin adalah neurotransmitter yang dapat mempengaruhi tic. Dokter juga dapat mengobati gangguan tic dengan obat antidepresan. Obat-obatan ini membantu mengobati gejala kecemasan, kesedihan, atau gangguan obsesif-kompulsif, dan dapat membantu dengan komplikasi gangguan tic untuk sementara.
Komplikasi
Pada kebanyakan kasus, transient tic disorder dapat hilang dengan sendirinya dan tidak menimbulkan komplikasi. Namun, pada kasus yang jarang terjadi dapat berkembang menjadi gangguan tic kronis. Komplikasi yang sering terjadi lebih kepada penurunan kualitas hidup karena biasanya penderita transient tic disorder memiliki tingkat percaya diri dan citra diri yang rendah.
Pencegahan
Terdapat beberapa hal sederhana yang dapat Anda lakukan untuk membantu dalam mencegah timbulnya tic dan membantu mengurangi gejala tic, yaitu:
- Hindari stres, kecemasan, dan kebosanan, misalnya, cobalah mencari aktivitas yang santai dan menyenangkan untuk dilakukan (seperti olahraga).
- Hindari kondisi lelah yang berlebihan, cobalah untuk tidur nyenyak bila memungkinkan
- Cobalah untuk mengabaikan tic anak Anda dan tidak membicarakannya terlalu banyak, menarik perhatian anak terhadap tic dapat memperburuk gejalanya
- Jangan beri tahu anak ketika tic mereka terjadi
- Yakinkan anak Anda bahwa semuanya baik-baik saja dan tidak ada alasan bagi mereka untuk merasa malu
- Beri tahu orang lain yang sering berhubungan dengan Anda atau anak Anda tentang tic, sehingga mereka menyadarinya dan tahu untuk tidak bereaksi ketika gejala terjadi
Kapan Harus ke Dokter
Konsultasikan dengan dokter jika anak Anda menunjukkan gerakan atau suara yang tidak terkendali, tidak diinginkan, dan terjadi berulang kali. Jika Anda tidak yakin apakah gerakan itu tic atau kejang, segera hubungi dokter untuk mencari bantuan.
- dr Anita Larasati Priyono
American Academy of Child and Adolescent Psychiatry. Tic Disorders. (2017). Retrieved 9 Februari 2022, from https://www.aacap.org/AACAP/Families_and_Youth/Facts_for_Families/FFF-Guide/Tic-Disorders-035.aspx
CDC. Diagnosing Tic Disorders. (2021). Retrieved 9 Februari 2022, from https://www.cdc.gov/ncbddd/tourette/diagnosis.html#provisional
Krans, Brian. Transient Tic Disorder (Provisional Tic Disorder). (2019). Retrieved 9 Februari 2022, from https://www.healthline.com/health/transient-tic-disorder
Leonard, Jayne. What Causes Different Types of Tic Disorders?. (2017). Retrieved 9 Februari 2022, from https://www.medicalnewstoday.com/articles/317950
Ratini, Melinda. Tic Disorders and Twitches. (2020). Retrieved 9 Februari 2022, from https://www.webmd.com/brain/tic-disorders-and_twitches
Shelat, Amin M. Provisional Tic Disorder. (2020). Retrieved 9 Februari 2022, from https://medlineplus.gov/ency/article/000747.htm
Tics. (2019). Retrieved 9 Februari 2022, from https://www.nhs.uk/conditions/tics/