Definisi
Kehamilan posterm adalah kehamilan yang berlangsung lebih dari 42 minggu dari hari pertama haid terakhir (HPHT).
Meskipun kehamilan dikatakan berlangsung selama 9 bulan, namun dokter menyebut usia kehamilan dengan minggu dan hari. Hari perkiraan lahir dihitung 40 minggu atau 280 hari dari HPHT. Hanya 4% (1 dari 20) wanita hamil yang akan melahirkan pada hari perkiraan lahirnya.
Durasi kehamilan normal adalah antara 37 sampai 42 minggu, yang disebut dengan kehamilan term. Kehamilan yang berusia antara 41 dan 42 minggu disebut term-lanjut.
Kebanyakan wanita melahirkan pada usia kehamilan antara 37 sampai 42 minggu. Sekitar 10% wanita hamil akan melahirkan secara posterm.
Penyebab
Penyebab paling sering kehamilan posterm adalah karena kesalahan menghitung hari perkiraan lahir (HPL). Pada kehamilan yang dihitung dengan akurat, penyebab kehamilan posterm biasanya tidak diketahui.
Penentuan usia kehamilan yang akurat penting untuk menentukan bahwa kehamilan benar-benar sudah berusia posterm. Idealnya, usia kehamilan yang akurat ditentukan pada usia kehamilan awal. Pada wanita dengan siklus haid yang teratur, uisa kehamilan dapat dihitung dengan cukup akurat berdasarkan HPHT dan pemeriksaan fisik.
Pada wanita dengan siklus haid yang panjang atau tidak teratur, variasi pada waktu ovulasi dapat menyebabkan error dalam perhitungan usia kehamilan dan HPL yang didasarkan pada HPHT. Hal ini dapat menyebabkan perhitungan HPL terlalu dini atau terlambat.
Bila siklus haid tidak teratur atau terdapat keraguan mengenai HPHT atau ukuran rahim lebih besar atau kecil daripada yang diharapkan dari HPHT, maka usia kehamilan dan HPL lebih baik diperkirakan berdasarkan hasil pemeriksaan ultrasonografi (USG). Perkiraan ini paling akurat jika dilakukan pada usia kehamilan muda (sampai usia kehamilan 20 minggu). USG yang dilakukan pada setengah akhir kehamilan kurang akurat untuk memperkirakan HPL.
Faktor Risiko
Terdapat beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami kehamilan posterm, yaitu:
- Kehamilan pertama
- Pernah mengalami kehamilan posterm sebelumnya
- Faktor genetik. Suatu studi menunjukan bahwa terdapat peningkatan risiko kehamilan posterm pada wanita hamil yang dirinya sendiri juga dilahirkan posterm
Gejala
Karakteristik pada Bayi
Tidak terdapat gejala pada kehamilan posterm. Namun, bayi posterm memiliki karakteristik seperti:
- Sedikit lemak di bawah kulit sehingga kulit lebih longgar
- Kulit kering dan pecah-pecah
- Kuku jari lebih panjang dan dapat berwarna kekuningan akibat tinja janin (mekonium)
Karakteristik pada Ibu
Tanda yang dapat ditemukan oleh ibu:
- Berkurangnya gerakan janin
- Ukuran janin mengecil akibat penurunan volume cairan ketuban
- Cairan ketuban bercampur mekonium. Hal ini dapat dilihat ketika selaput ketuban pecah dan cairan ketuban mengalir keluar
Diagnosa
Untuk menghitung HPL, dokter akan:
- Mengukur ukuran rahim pada waktu tertentu saat usia kehamilan muda
- Mencatat hari dimana denyut jantung janin pertama kali terdengar
- Mencatat hari dimana Anda pertama kali merasakan gerakan janin
- Menggunakan USG
Pada kehamilan posterm, dokter dapat melakukan pemeriksaan untuk melihat kesehatan janin dan adanya masalah tertentu. Pemeriksaan ini meliputi:
- USG
- Menilai denyut jantung janin
- Menghitung jumlah cairan ketuban
Jika Anda ingin membaca mengenai salah satu tanda persalinan, yaitu ketuban pecah dini, Anda dapat membacanya di sini: Ketuban Pecah Dini - Definisi, Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya
Tata Laksana
Tujuan perawatan pada kehamilan posterm adalah untuk mencegah komplikasi dan melahirkan bayi yang sehat. Dokter akan merekomendasikan terapi sesuai dengan kehamilan dan usia Anda, serta kesehatan Anda secara umum. Selain itu, dokter juga akan mempertimbangkan seberapa buruk kondisi Anda.
Dokter dapat melakukan pemeriksaan ibu dan janin untuk mengidentifikasi masalah. Pemeriksaan meliputi:
- Penghitungan gerakan janin: untuk mengetahui gerakan dan tendangan janin. Adanya perubahan pada frekuensi atau jumlah dapat berarti bahwa janin sedang mengalami stres
- Pemeriksaan non-stres. Tes ini melihat bagaimana peningkatan denyut jantung janin pada saat janin bergerak. Hal ini adalah tanda dari kesehatan janin Anda
- Profil biofisik. Tes ini adalah kombinasi tes non-stres dengan USG untuk melihat kesehatan janin
- Ultrasonografi (USG) kandungan. Tes ini menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi dan computer untuk membentuk gambaran pembuluh darah, jaringan, dan organ. USG juga digunakan untuk mengikuti pertumbuhan janin
- Pemeriksaan aliran doppler. Ini adalah satu jenis USG yang menggunakan gelombang suara untuk mengukur aliran darah. Pemeriksaan ini seringnya digunakan jika janin tidak bertumbuh dengan normal
Jika pada pemeriksaan ditemukan bahwa janin dapat tidak berkembang bila tetap berada di dalam rahim, dokter dapat melakukan induksi persalinan. Saat persalinan dimulai, dokter akan memantau denyut jantung janin Anda dengan monitor elektronik. Hal ini dilakukan untuk mengetahui adanya perubahan denyut jantung yang disebabkan oleh rendahnya kadar oksigen. Anda mungkin akan membutuhkan persalinan melalui operasi sesar jika kondisi janin Anda memburuk.
Komplikasi
Kehamilan yang berlanjut lebih dari 42 minggu dikaitkan dengan risiko terhadap janin dan ibunya.
Risiko Terhadap Janin
- Kematian janin atau bayi baru lahir. Angka kejadian kematian janin atau bayi baru lahir meningkat pada kehamilan yang melebihi 42 minggu. Namun, risiko ini relatif kecil, dengan 4-7 kematian per 1000 kelahiran. Sebagai perbandingan, risiko kematian janin atau bayi baru lahir pada kehamilan 37-42 minggu adalah 2-3 per 1000 kelahiran.
- Ukuran tubuh janin yang besar. Janin posterm biasanya tetap bertumbuh setelah melewati HPL, sehingga janin memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami komplikasi yang terkait dengan ukuran tubuh yang besar dan makrosomia yaitu, bayi dengan berat lebih dari 4000 gram. Komplikasi yang dapat terjadi di antaranya: persalinan lama, kesulitan melewati jalan lahir, trauma persalinan (seperti patah tulang atau cedera saraf pada bayi) akibat kesulitan melahirkan bahu bayi (distosia bahu).
- Dismaturitas janin. Beberapa janin posterm berhenti bertumbuh setelah HPL. Sindrom dismaturitas atau postmaturitas adalah janin yang penambahan berat badannya di dalam rahim berhenti setelah melewati HPL, biasanya akibat gangguan pada penghantaran darah ke janin melalui ari-ari, sehingga menyebabkan kekurangan gizi. Setelah lahir, bayi ini memiliki penampilan yang berbeda. Lengan dan tungkainya dapat panjang dan tipis. Kulitnya dapat kering bahkan hingga mengelupas dan ada noda mekonium (tinja pertama janin). Kulit dapat terlihat menggelambir, terutama pada bagian paha dan bokong. Rambut kepala dapat lebih panjang atau tebal, dan kuku dapat panjang. Namun, beberapa studi menunjukan bahwa pola pertumbuhan dan perkembangan, serta inteligensi pada bayi posterm dan term secara umum akan sama.
- Aspirasi mekonium. Pada usia posterm, janin lebih mungkin untuk mengeluarkan feses yang disebut mekonium, ke dalam cairan ketuban. Jika janin mengalami stres, janin dapat menelan cairan ketuban yang tercampur mekonium. Hal ini akan menyebabkan masalah pernafasan ketika bayi lahir.
Risiko Terhadap Ibu
Risiko terhadap ibu berhubungan dengan ukuran janin posterm yang lebih besar. Risiko ini meliputi:
- Persalinan sulit
- Cedera pada perineum (kulit antara vagina dan anus), vagina, bibir vagina, dan dubur pada saat persalinan normal
- Mungkin akan diperlukan operasi sesar
Pencegahan
Cara utama untuk mencegah kehamilan posterm adalah induksi persalinan sebelum usia kehamilan 42 minggu. Namun, tetap terdapat komplikasi dari prosedur ini sehingga biasanya dokter akan menyarankan menunggu persalinan spontan sampai usia kehamilan 40 minggu.
Tips yang dapat dilakukan untuk mempercepat persalinan, seperti berhubungan intim tanpa pengaman. Anda juga dapat mendiskusikan dengan dokter untuk melakukan pemecahan selaput ketuban dari dinding bawah rahim.
Kapan Harus ke Dokter?
Ketika kehamilan Anda sudah mencapai 37 minggu, Anda seharusnya akan menjalani pemeriksaan kehamilan setiap minggu. Penting untuk mengikuti jadwal pemeriksaan. Namun, jika hingga usia kehamilan 42 minggu Anda belum mengalami tanda-tanda persalinan, seperti rasa mulas, keluar air-air dari vagina dan/atau keluar lendir darah dari vagina, segera konsultasikan ke dokter.
Segera hubungi dokter bila:
- Selaput ketuban Anda pecah dan cairan ketuban mengalir keluar
- Anda mengalami perdarahan dari vagina
- Anda menyadari adanya perubahan pada tingkat aktivitas janin
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr. Monica Salim
(2022) UpToDate. Available at: https://www.uptodate.com/contents/postterm-pregnancy-beyond-the-basics (Accessed: November 1, 2022).
Default - Stanford Medicine Children's health (no date) Stanford Medicine Children's Health - Lucile Packard Children's Hospital Stanford. Available at: https://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=post-term-pregnancy-90-P02487(Accessed: November 1, 2022)
Willacy, D.H. (2022) Post-term pregnancy (prolonged pregnancy), Patient.info. Available at: https://patient.info/doctor/post-term-pregnancy-prolonged-pregnancy#nav-3 (Accessed: November 1, 2022).
Aaron B Caughey, M.D. (2021) Postterm pregnancy: Overview, timing of delivery, prevention of postterm pregnancy, Overview, Timing of Delivery, Prevention of. Medscape. Available at: https://emedicine.medscape.com/article/261369-overview#a3 (Accessed: November 1, 2022).