Definisi
Malnutrisi energi-protein adalah kondisi kekurangan energi karena tubuh kekurangan asupan zat gizi makro dan mikro. Zat gizi makro adalah nutrisi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah besar, yaitu karbohidrat, protein, dan lemak. Sedangkan, zat gizi mikro adalah nutrisi yang dibutuhkan dalam jumlah kecil, yaitu vitamin dan mineral.
Asupan gizi merupakan aspek yang sangat penting sebagai sumber energi. Pada masa kehamilan, janin memerlukan zat gizi untuk pertumbuhan dan perkembangan. Oleh karena itu, kebutuhan nutrisi akan meningkat selama kehamilan.
Kekurangan nutrisi selama masa kehamilan dapat menyebabkan berbagai komplikasi dalam kehamilan, seperti anemia, persalinan prematur, bayi berat badan lahir rendah dan perdarahan pasca persalinan.
Baca lebih lanjut mengenai Anemia Dalam Kehamilan.
Penyebab
Malnutrisi selama kehamilan dapat terjadi akibat beberapa hal berikut:
- Kurangnya ketersediaan makanan bernutrisi tinggi akibat kondisi sosio-ekonomi keluarga yang rendah.
- Adanya penyakit mulut atau gigi yang menyebabkan terganggunya kemampuan mengonsumsi makanan.
- Kebiasaan makan yang tidak sehat akibat kurangnya keingintahuan atau informasi mengenai nutrisi selama kehamilan.
- Penggunaan obat-obatan yang dapat memengaruhi penyerapan zat gizi.
- Diare, mual, dan muntah.
- Kurangnya asupan nutrisi dan kalori yang tidak memenuhi peningkatan kebutuhan nutrisi selama kehamilan.
Faktor Risiko
Wanita hamil membutuhkan asupan makanan yang sehat, termasuk di dalamnya asupan karbohidrat, protein, vitamin dan mineral yang cukup. Namun, bagi banyak wanita hamil, asupan harian sayur, daging, susu dan produk olahannya, serta buah seringkali tidak cukup, terutama di negara-negara berpenghasilan menengah.
Malnutrisi pada ibu hamil banyak terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah seperti negara-negara sub-Sahara Afrika, Asia selatan dan Asia tenggara. Hal ini diperburuk dengan tingkat pengetahuan ibu yang rendah akan pentingnya nutrisi selama kehamilan.
Gejala
Berikut ini adalah tanda dan gejala malnutrisi energi-protein selama hamil:
- Berat badan tidak bertambah atau bahkan menurun.
- Cepat merasa lelah, sesak napas, pusing, sulit berkonsentrasi. Ibu hamil dapat pula terlihat pucat pada kulit, bibir, dan kuku karena mengalami anemia.
- Rentan terserang penyakit, terutama infeksi.
- Kondisi emosional yang tidak stabil. Ibu hamil dapat merasa depresi, sedih, dan tidak dapat mengontrol emosi.
Selain beberapa gejala di atas, ibu yang kekurangan asupan gizi berisiko terjadi hal-hal berikut:
- Penurunan daya tahan tubuh.
- Menurunnya produktivitas karena gejala anemia.
- Risiko preeklampsia dan persalinan prematur yang meningkat akibat kurangnya kalsium, zinc, dan magnesium.
- Adanya masalah pada sistem saraf akibat kurangnya vitamin B12.
- Risiko perdarahan pasca persalinan akibat kurangnya vitamin K.
- Risiko keguguran dan kematian janin akibat kurangnya iodin.
Diagnosis
Diagnosis malnutrisi selama kehamilan ditentukan dengan cara mengukur status gizi ibu. Status gizi ditentukan berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT), yang diukur dari berat badan dalam satuan kilogram dibagi dengan kuadrat tinggi badan dalam satuan meter.
World Health Organization (WHO) merekomendasikan peningkatan berat badan ibu hamil selama masa kehamilan sesuai dengan indeks massa tubuh, sebagai berikut:
- Ibu hamil yang underweight di awal masa kehamilan (IMT<18,5 kg/m2) sebanyak 12,5-18 kg.
- Ibu dengan berat badan normal (IMT 18,5-24,8 kg kg/m2) sebanyak 11,5-16 kg.
- Ibu hamil yang overweight (IMT 25-29,9 kg/m2) sebanyak 7-11,5 kg.
- Ibu hamil yang obesitas (IMT > 30 kg/m2) sebanyak 7-11,5 kg.
Pengukuran lingkar lengan atas juga dapat dilakukan untuk mendeterksi malnutrisi pada ibu hamil, dengan nilai normal sebesar ≥ 23,5 cm.
Tata Laksana
Malnutrisi pada kehamilan diatasi dengan meningkatkan asupan nutrisi ibu selama kehamilan. Ibu hamil sebaiknya mengonsumsi sekitar 60 g protein, yang meliputi 20% kebutuhan kalori harian. Lemak harus menyusun sekitar 30% asupan nutrisi harian dan karbohidrat berkontribusi terhadap 50% sisanya.
Ibu hamil harus meningkatkan asupan makanannya, namun hal ini tidak sama dengan mengonsumsi dua porsi makananan setiap waktu makan. Penambahan kebutuhan kalori dihitung berdasarkan trimester kehamilan.
Pada trimester pertama kehamilan, ibu sebaiknya menambahkan asupan kalori sebesar 340 kkal/hari. Pada trimester kedua dan ketiga sebesar 452 kkal/hari. Penambahan kalori tersebut dijumlahkan dengan perkiraan kebutuhan harian (estimated energy requirement) untuk mendapat jumlah kebutuhan kalori harian.
Komplikasi
Malnutrisi selama kehamilan dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin di dalam kandungan, berikut komplikasi yang dapat terjadi:
- Kematian janin dalam kandungan. Ibu yang malnutrisi akan menyebabkan asupan nutrisi bayi menjadi berkurang, sehingga bayi tidak dapat tumbuh dan berkembang secara normal dan sehat dalam kandungan.
- Persalinan prematur. Bayi yang lahir prematur dapat menderita berbagai gangguan seperti penglihatan yang buruk, otot yang lemah, kerusakan otak, gangguan pertumbuhan, dan sebagainya. Hal ini disebabkan karena bayi prematur lahir sebelum seluruh sistem di tubuhnya berkembang sempurna, sehingga terdapat potensi berbagai gangguan yang dapat terjadi.
- Kelainan bawaan. Berbagai kelainan bawaan dapat terjadi, salah satunya adalah spina bifida, yang terjadi jika bayi kekurangan asupan asam folat.
Selain itu, bayi yang lahir dari ibu yang malnutrisi memiliki risiko yang lebih besar untuk mengalami berbagai jenis masalah kesehatan ketika bayi sudah beranjak dewasa, yaitu sebagai berikut:
- Diabetes melitus
- Penyakiit kardiovaskular
- Osteoporosis
- IQ yang rendah dan gangguan belajar
Pencegahan
Pola makan yang sehat dan aktivitas fisik selama kehamilan direkomendasikan untuk ibu hamil agar tetap sehat dan terhindar dari malnutrisi selama kehamilan. Berikut beberapa rekomendasi WHO terkait nutrisi selama kehamilan:
- Ibu hamil sebaiknya mengonsumsi makanan sehat yang terdiri atas karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral yang cukup yang didapat dari berbagai jenis makanan, termasuk sayuran hijau, daging, ikan, biji-bijian, kacang, gandum, dan buah.
- Gaya hidup sehat termasuk aktivitas fisik aerobik dan latihan penguatan otot yang ditujukan untuk mencegah peningkatan berat badan selama kehamilan. Olahraga yang dilakukan dapat berupa jalan 30 menit per hari atau program olahraga ibu hamil, seperti senam hamil.
- Konsumsi harian suplemen yang mengandung zat besi elemental sebesar 30-60 mg dan 400 mikrogram asam folat direkomendasikan untuk mencegah anemia, sepsis, bayi dengan berat badan lahir rendah dan persalinan preterm.
- Konsumsi suplemen kalsium direkomendasikan pada daerah dimana asupan kalsium rendah. Konsumsi kalsium disarankan sebesar 1,5-2 gr per hari untuk mengurangi risiko terjadinya preeklampsia.
Kapan Harus ke dokter?
Menurut panduan WHO 2016, ibu yang hamil direkomendasikan untuk melakukan kunjungan asuhan prenatal (antenatal care/ANC) sebanyak minimal 8 kali selama kehamilan untuk mengurangi tingkat kematian ibu dan meningkatkan keamanan kehamilan. Ibu sebaiknya datang sekali di trimester pertama, dua kali di trimester kedua, dan lima kali di trimester ketiga.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Ayu Munawaroh, MKK