Definisi
Status gizi adalah hal yang sangat penting karena berkaitan dengan kesehatan fisik maupun kognitif, dan akan berpengaruh terhadap daya tahan tubuh terhadap penyakit baik penyakit menular ataupun tidak menular. Seorang Ibu dapat dikatakan kurang gizi saat hamil bila mengalami anemia, Kekurangan Energi Kronik (KEK), dan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY).
Ibu hamil membutuhkan asupan nutrisi yang lebih banyak dibandingkan kelompok lain karena mereka rentan mengalami kurang gizi. Selain itu, gizi yang cukup juga diperlukan karena janin akan mengambil asupan nutrisi cadangan dari tubuh ibu dan untuk mempersiapkan produksi ASI.
Oleh sebab itu, penting untuk mencukupi kebutuhan gizi yang adekuat selama kehamilan agar persalinan juga dapat berjalan dengan aman. Berikut akan dijelaskan lebih lanjut definisi dari jenis kurang gizi yang paling sering terjadi pada kehamilan di Indonesia.
- Anemia
Selama kehamilan, anemia sering terjadi pada ibu hamil sebagai respon normal tubuh dalam menghadapi kehamilan. Namun anemia perlu ditangani dan dipantau dengan baik karena berpengaruh terhadap tumbuh kembang bayi kedepannya. Ibu hamil dikatakan menderita anemia bila kadar hemoglobin berada dibawah 11 gram/dL.
- Kekurangan Energi Kronik (KEK)
Keadaan dimana ibu menderita kekurangan makanan yang berlangsung menahun dan mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu.
- Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)
Keadaan dimana ibu hamil defisiensi terhadap zat yodium. Yodium merupakan mineral yang diperlukan tubuh untuk memproduksi hormon tiroid agar pertumbuhan dan perkembangan bayi lancar.
Anda bisa membaca artikel mengenai Anemia pada Kehamilan lebih jauh di sini: Anemia Pada Kehamilan - Pengertian, Penyebab, Gejala dan Pengobatan.
Penyebab
Beberapa hal yang dapat menyebabkan kurang gizi pada ibu hamil adalah sebagai berikut:
- Kurangnya edukasi mengenai pentingnya menjaga asupan gizi saat mempersiapkan kehamilan dan selama kehamilan.
- Terdapat kondisi seperti diare dan mual muntah berlebih selama hamil.
- Terdapat masalah pada gigi selama kehamilan.
- Kurangnya minum tablet tambah darah pada ibu hamil.
- Penggunaan obat tertentu selama kehamilan yang dapat menurunkan nafsu makan.
Ibu hamil umumnya mendapat tablet tambah darah atau suplemen zat besi. Anda bisa membaca artikelnya di sini: Zat Besi - Cara Kerja, Indikasi dan Sediaan Obat.
Faktor risiko
Berikut ini adalah faktor yang bisa meningkatkan risiko seorang ibu mengalami kurang gizi selama kehamilannya, yakni:
- Status gizi ibu yang buruk sejak sebelum kehamilan.
- Usia ibu yang masih sangat muda (di bawah 18 tahun).
- Kehamilan kembar.
- Status sosio-ekonomi yang rendah.
- Status pendidikan yang rendah.
- Jarak kehamilan yang terlalu dekat.
- Tingkat aktivitas fisik yang tinggi.
- Menderita penyakit tertentu yang menyebabkan penurunan kemampuan tubuh dalam menyerang nutrisi.
- Konsumsi rokok dan alkohol.
- Konsumsi obat tertentu yang tidak sesuai dengan anjuran dokter.
- Tidak rutin melakukan pemeriksaan antenatal (ANC) atau pemeriksaan kehamilan sesuai dengan jadwal yang dianjurkan.
Gejala
Gejala dari kurang gizi pada ibu hamil yakni:
- Menurunnya nafsu makan
- Lemah, lunglai, letih, lesu
- Mata berkunang-kunang
- Selalu merasa pusing dan mengantuk padahal sudah tidur cukup
- Kelelahan dan mudah tersinggung
- Tidak mampu berkonsentrasi dengan baik
- Selalu merasa kedinginan
- Kehilangan lemak, massa otot, dan jaringan tubuh
- Risiko lebih tinggi untuk sakit dan membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh
- Depresi
- Berkurangnya gairah seksual
- Kulit menjadi lebih tipis, kering, tidak elastis, pucat, dan dingin
- Pipi lebih cekung karena kehilangan lemak di wajah
- Rambut menjadi kering dan mudah rontok
Diagnosis
Dalam mendiagnosis kurang gizi saat hamil, dibutuhkan wawancara medis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Biasanya proses ini dilakukan saat prosedur pemeriksaan antenatal atau pemeriksaan kehamilan rutin.
Wawancara medis dibutuhkan untuk menggali faktor risiko ibu. Pertanyaan yang ditanyakan akan seputar usia kehamilan ibu, keluhan yang ada saat hamil, riwayat kehamilan sebelumnya, riwayat penyakit terdahulu, riwayat penyakit pada keluarga, riwayat pengobatan dan suplementasi yang diminum, aktivitas sehari-hari dan pola makan harian.
Selanjutnya dokter akan melakukan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik dimulai dengan melakukan pemeriksaan tekanan darah pasien, berat badan, laju napas, suhu tubuh, dan denyut nadi pasien. Kemudian bidan atau dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada bagian wajah dan ekstremitas untuk melihat adanya pucat dan bengkak pada bagian tubuh.
Selanjutnya, tenaga kesehatan baik bidan atau dokter akan memeriksa perut pasien. Pemeriksaan dilakukan untuk melihat panjang rahim untuk memperkirakan usia kehamilan, dan memperkirakan posisi janin. Bila anda memeriksakan diri ke dokter kandungan, maka dokter juga dapat menggunakan USG sebagai alat untuk membantu melihat usia, berat, dan posisi janin.
Selain itu, dapat juga dilakukan pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan darah di laboratorium. Pemeriksaan ini dilakukan bertujuan untuk melihat kadar zat besi dan hormon lain yang dapat mengindikasikan adanya kekurangan gizi pada ibu hamil atau tidak. Pemeriksaan laboratorium pada ibu hamil biasanya dilakukan saat melakukan pemeriksaan rutin pada trimester 1 dan 3, namun dapat dilakukan pemeriksaan pada waktu lain bila diindikasikan dan ada kelainan tertentu.
Tata Laksana
Pengobatan dan terapi kurang gizi pada ibu hamil harus dilakukan segera. Hal ini bertujuan agar kondisi janin dapat lahir dengan kemampuan fisik dan kognitif yang baik. Tata laksana yang dapat dilakukan antara lain adalah:
Mengonsumsi Makanan dengan Gizi Seimbang
Makanan dengan gizi seimbang yakni asupan makanan harian yang mengandung karbohidrat, protein, mineral, serat, dan lemak yang seimbang sehingga tidak terjadi kekurangan gizi pada satu komponen tertentu. Contoh makanan yang di sarankan untuk ibu hamil adalah sayur-sayuran, daging merah, hati ayam, telur yang dimasak matang, dan buah-buahan selama dimakan dengan porsi yang cukup dan tidak kurang atau berlebihan.
Mengonsumsi Tablet Penambah Darah
Bila ibu hamil mengalami anemia, tablet penambah darah merupakan terapi tambahan yang disarankan untuk menambah kadar hemoglobin dalam tubuh selain dengan mengonsumsi makanan yang kaya akan zat besi.
Melakukan Kontrol Kehamilan Rutin
Kontrol kehamilan rutin atau antenatal care (ANC) diperlukan untuk ibu hamil guna melihat perkembangan kesehatan ibu dan bayi, dan dapat mencegah angka kematian ibu dan bayi. Kontrol kehamilan yang disarankan adalah 1 bulan sekali pada usia kehamilan 0 hingga 27 minggu, 2 minggu sekali pada 28 hingga 36 minggu, dan 1 minggu sekali pada usia kehamilan diatas 37 minggu.
Komplikasi
Komplikasi dari kurang gizi pada ibu hamil di antaranya:
- Preeklamsia, atau tekanan darah tinggi pada ibu hamil
- Persalinan prematur
- Stillbirth atau bayi lahir mati
- Kematian ibu dan janin
- Perdarahan pasca persalinan
- Bayi terkena hipotiroid kongenital atau kelainan kurangnya hormon tiroid sejak lahir
- Bayi menderita cacat fisik
- Bayi memiliki kemampuan kognitif yang rendah
- Menurunnya daya tahan tubuh sehingga bayi mudah sakit
- IUGR atau Intra Uterine Growth Retardation, kondisi ketika janin tumbuh tidak sesuai dengan usia kehamilan
- Stunting atau balita pendek
Jika Anda ingin tahu seputar Preeklamsia, Anda dapat membacanya di sini: Preeklamsia - Pengertian, Penyebab, Gejala dan Pengobatan.
Pencegahan
Pencegahan dari kurang gizi pada ibu hamil adalah:
- Melakukan pemeriksaan status gizi sebelum menikah dan memutuskan punya anak
- Melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin sesuai dengan anjuran yang berlaku
- Membaca edukasi mengenai komplikasi dari kurang gizi pada ibu hamil
- Makan makanan bergizi seimbang sejak sebelum kehamilan
- Menghindari paparan rokok dan alkohol sejak sebelum kehamilan
- Mengurangi konsumsi kopi dan teh saat hamil agar nutrisi dapat terserap dengan adekuat
Kapan Harus ke Dokter?
Segeralah ke dokter bila anda merasa lemah, sesak napas, dan tidak mampu berkonsentrasi. Anda dapat mengunjungi instalasi gawat darurat terdekat bila mengalami gejala tersebut.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Anita Larasati Priyono
- dr Hanifa Rahma