Bagi ibu bekerja atau ibu yang memiliki produksi ASI berlebih, memerah ASI (Air Susu Ibu) kemudian menyimpannya di dalam lemari pendingin merupakan solusi untuk menjaga produksi ASI dan memastikan si kecil mendapat asupan ASI dalam masa pertumbuhannya. Namun, metode ASI perah ini terkadang menyimpan risiko yaitu munculnya bau tengik pada ASI yang sudah disimpan. Berbahayakah ASI perah yang berbau tengik tersebut?

Penyebab ASI Berbau Tengik

ASI perah yang disimpan dan kemudian dicairkan terkadang menimbulkan aroma seperti sabun atau bau tengik. Hal ini menyebabkan ibu enggan memberikan ASI tersebut pada anak karena dianggap ASI telah terkontaminasi atau sudah tidak layak diberikan pada anak.

Namun sebenarnya ASI perah berbau tengik bukanlah ASI yang terkontaminasi. ASI tengik disebabkan oleh tingginya kandungan enzim lipase yang ada di dalamnya. Enzim lipase merupakan enzim yang ada di dalam ASI. Beberapa manfaat enzim lipase dalam ASI antara lain:

• Memecah dan melarutkan lemak (vitamin A dan D) sehingga mudah dicerna oleh bayi
• Melawan kuman yang dapat menginfeksi bayi

Dalam proses pemecahan lemak tersebut akan muncul aroma yang beragam, beberapa di antaranya aroma seperti sabun hingga tengik. Semakin banyak kandungan enzim lipase pada ASI akan semakin tengik aroma ASI perah tersebut.

Apakah ASI Berbau Tengik Berbahaya?

Sebenarnya, ASI yang berbau tengik ini boleh diberikan pada bayi. Asalkan ASI berbau tengik tersebut tidak disebabkan oleh proses pemerahan, penyimpanan dan pencairan yang kurang tepat. Jika sudah melalui prosedur yang benar, maka ASI berbau tengik yang disebabkan oleh tingginya kandungan enzim lipase bisa Anda berikan pada bayi.

Hanya saja, respon bayi terhadap ASI yang berbau tengik dapat berbeda-beda. Beberapa bayi enggan minum ASI yang berbau tengik, namun beberapa bayi masih mau meminumnya hingga habis. Selama ASI tidak mengalami perubahan rasa seperti asam dan berubah warna, maka bisa dikatakan ASI tersebut aman untuk si kecil.

Jika si kecil enggan minum ASI berbau tengik tersebut, Anda bisa mencoba beberapa hal berikut:

1. Campurkan dengan ASI perah yang baru

Dilansir dari What to Expect, agar ASI berbau tengik bisa diminum oleh si kecil, Anda bisa mencampurkan ASI perah yang dicairkan dengan ASI segar. Cara ini dilakukan untuk mengurangi aroma tengik yang muncul pada ASI sehingga bayi mau meminumnya.

2. Sajikan dalam suhu ruangan

Setelah ASI dihangatkan, diamkan sebentar hingga mencapai suhu ruang. Menyajikan susu dalam suhu ruang dapat membantu menutupi aroma tengik dari ASI.

3. Campurkan ASI dengan makanan padat

Apabila bayi Anda sudah memasuki usia makan makanan pendamping ASI (MPASI), maka Anda juga bisa mencampurkan ASI tersebut dengan makanan yang dikonsumsi. Anda bisa mencampurkan ASI perah dengan buah-buahan untuk membuat pure buah agar dapat diterima bayi.

Jika si kecil benar-benar tidak mau mengonsumsi ASI yang berbau tengik tersebut, maka sebaiknya jangan buru-buru membuang ASI perah tersebut. Anda bisa memanfaatkan ASI tersebut untuk mandi ASI yang bermanfaat bagi kesehatan kulit si kecil.


ASI berbau tengik biasanya disebabkan oleh tingginya kandungan enzim lipase dalam ASI yang dibutuhkan untuk memecah lemak. Kondisi ini tidak berbahaya dan tidak memiliki efek samping negatif bagi si kecil. Namun, Anda perlu memastikan bahwa ASI berbau tengik tersebut bukan disebabkan oleh kesalahan dalam proses pemerahan, pemompaan atau pengelolaan ASI perah. Selama proses tersebut dilakukan dengan tepat, maka ASI yang berbau tengik ini aman untuk diberikan pada bayi.

Mau tahu informasi seputar kehamilan, menyusui, kesehatan wanita dan anak-anak? Cek di sini, ya!