Definisi
Oligomenorea adalah kondisi di mana seorang wanita memiliki siklus menstruasi yang tidak teratur dan jarang. Secara medis, keadaan ini didefinisikan sebagai periode siklus menstruasi yang berlangsung selama lebih dari 35 hari, atau sekitar 4-9 periode haid dalam setahun.
Normalnya, siklus menstruasi bisa terjadi setiap 21-35 hari dengan rata-rata 28 hari, dan berlangsung selama 4-7 hari. Biasanya jeda total hari antar haid akan selalu sama; atau jika berubah, jumlah hari mungkin hanya bergeser 1-2 hari.
Sekitar 12-15,3 persen wanita usia subur pernah mengalami oligomenorea dalam satu titik kehidupannya. 10-20 persen wanita dengan masalah kesuburan memiliki kondisi ini. Oligomenorea sering terjadi pada wanita yang mengidap sindrom ovarium polikistik (PCOS), penyakit yang ditandai dengan menstruasi yang tidak teratur dan adanya kista-kista kecil pada indung telur (ovarium). Sekitar 75-85 persen wanita dengan PCOS mengalami oligomenorea.
Pada kondisi oligomenorea, datangnya haid tidak dapat diprediksi. Haid bisa datang terlambat atau terjadi secara tidak teratur. Jika Anda pernah sekali tidak mendapat haid bukan karena kehamilan, kontrasepsi atau menopause, biasanya hal ini bukan menandakan sesuatu yang serius. Namun, jika Anda secara rutin memiliki siklus haid yang berlangsung lebih dari 35 hari, segera konsultasikan ke dokter, karena hal ini dapat disebabkan oleh keadaan yang lebih serius.
Anda bisa membaca mengenai artikel menopause di sini: Menopause - Definisi, Penyebab dan Faktor Risiko.
Penyebab
Oligomenorea tidak dianggap sebagai suatu penyakit, umumnya merupakan gejala dari suatu gangguan kesehatan. Terdapat berbagai macam penyebab dari oligomenorea dan pada banyak kasus, keadaan ini terjadi akibat ketidakseimbangan hormon. Berbagai hormon dihasilkan oleh kelenjar yang ada di otak dan organ reproduksi untuk mengatur siklus menstruasi. Jika kadar hormon-hormon tersebut tidak seimbang, siklus haid dapat menjadi tidak teratur.
Di bawah ini adalah beberapa kondisi medis yang bisa menyebabkan oligomenorea, di antaranya:
- Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS)
PCOS bisa meningkatkan produksi hormon androgen, sekelompok hormon yang berperan dalam pertumbuhan dan reproduksi, serta memberikan ciri seks sekunder laki-laki. Jika seorang wanita memiliki terlalu banyak hormon androgen, masa subur atau ovulasi (proses pelepasan sel telur) bisa terhambat.
- Tumor
Prolaktinoma adalah tumor yang menyebabkan kelenjar hipofisis di otak menghasilkan terlalu banyak hormon prolaktin dan terlalu sedikit hormon seks yang dibutuhkan untuk siklus haid, seperti estrogen. Selain itu, tumor pada indung telur atau kelenjar adrenal (kelenjar di atas ginjal) bisa menyebabkan hormon androgen dilepaskan lebih banyak.
- Insufisiensi Ovarium Primer
Pada kondisi ini, indung telur (ovarium) akan berhenti melepaskan sel telur lebih cepat, sebelum terjadinya menopause. Kondisi ini juga ditandai dengan berhentinya produksi hormon estrogen.
- Gangguan Makan
Kondisi seperti bulimia, anoreksia nervosa dan binge eating disorder dapat menyebabkan kekurangan nutrisi. Hal ini dapat menyebabkan haid datang terlambat.
- Penyakit Radang Panggul
Infeksi menular seksual yang tidak diobati dapat menyebabkan penyakit radang panggul. Infeksi dan peradangan yang terjadi dapat mengganggu siklus haid normal.
- Aktivitas Fisik yang Ekstrem
Kelelahan dalam tingkat berlebihan dapat menyebabkan tubuh tidak mampu menjalankan fungsi-fungsi normalnya, seperti menstruasi.
Faktor Risiko
Ada faktor-faktor yang bisa meningkatkan risiko siklus menstruasi Anda tidak teratur, yakni:
- Penurunan berat badan yang ekstrem.
- Latihan atau olahraga yang berlebihan.
- Infeksi pada organ reproduksi.
- Stres berat.
- Diabetes mellitus tipe 1.
- Obat-obatan tertentu, seperti pil kontrasepsi, antikejang, dan antipsikotik, dll.
Gejala
Oligomenorea bisa menimbulkan keluhan seperti:
- Tidak mengalami haid selama lebih dari 35 hari.
- Frekuensi siklus haid kurang dari 9 kali dalam setahun.
- Siklus menstruasi tidak teratur.
- Darah haid yang keluar lebih sedikit dari biasanya
Tidak mendapat haid atau siklus haid yang tidak teratur dapat terjadi sesekali dan bukan berarti terdapat sesuatu yang berbahaya. Namun, jika siklus haid tiba-tiba berubah dan tidak kunjung kembali normal, maka penyebab terjadinya hal ini harus segera diatasi. Selain itu, Anda juga harus bisa membedakan oligomenorea dengan ketidakteraturan siklus haid yang terjadi selama masa awal pubertas dan saat mendekati menopause.
Pada masa awal seseorang mengalami haid, mereka bisa mengalami siklus haid yang tidak teratur dan keluarnya darah haid yang banyak. Seiring waktu, hormon akan menjadi stabil dan siklus haid akan teratur dengan sendirinya. Perubahan siklus menstruasi juga dapat terjadi saat memasuki usia menopause. Perubahan hormon yang terjadi akan menyebabkan haid datang lebih cepat atau lebih lama, dengan durasi dan volume darah haid yang bervariasi. Hal ini terjadi hingga akhirnya haid tidak datang sama sekali.
Diagnosis
Wawancara Medis
Dokter akan melakukan wawancara medis dan serangkaian pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis oligomenorea serta mengidentifikasi penyebab yang mendasarinya. Dokter Anda mungkin akan menanyakan:
- Kelainan menstruasi yang Anda alami.
- Durasi siklus menstruasi dan jumlah pad atau tampon yang digunakan per hari.
- Jumlah siklus haid dalam setahun.
- Usia saat pertama kali mendapat haid.
- Riwayat melakukan hubungan seksual tanpa kontrasepsi.
- Riwayat gangguan siklus menstruasi di keluarga.
- Obat-obatan yang sedang dikonsumsi.
- Keluhan lain yang dirasakan.
Pemeriksaan Fisik
Selanjutnya dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mendeteksi kelainan yang terjadi. Pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan di antaranya:
- Pemeriksaan fisik bagian luar. Dokter mungkin akan mengamati beberapa ciri seks sekunder pada wanita, seperti persebaran rambut di berbagai bagian tubuh atau adanya kelainan pada organ reproduksi wanita bagian luar.
- Pada wanita yang aktif secara seksual, pemeriksaan dengan alat spekulum bisa dilakukan untuk mengamati bagian dalam vagina dan leher rahim.
- Pemeriksaan perut untuk mencari tahu bila ada tanda penumpukan cairan atau benjolan tidak normal.
Pemeriksaan Penunjang
Karena oligomenorea umumnya terjadi karena ketidakseimbangan hormon, pemeriksaan hormon mungkin akan dilakukan. Sampel darah Anda akan diambil untuk melihat kadar hormon-hormon seperti FSH, LH, TSH, atau hormon tiroid apakah normal atau tidak.
Dokter Anda juga mungkin akan memeriksa kadar HbA1C bila ada kecurigaan yang mengarah pada penyakit diabetes. Selain itu, beberapa pemeriksaan radiologis mungkin akan dilakukan untuk melihat struktur organ reproduksi Anda, seperti:
- Ultrasonografi (USG) perut dan panggul, untuk mendeteksi PCOS, tanda-tanda radang panggul dan penumpukan cairan.
- CT scan atau MRI dapat digunakan untuk mendeteksi massa pada kelenjar adrenal, prolaktin atau indung telur (ovarium).
Tata Laksana
Pengobatan oligomenorea sangat bergantung pada penyebab yang mendasarinya. Beberapa di antaranya adalah:
- Terapi hormon. Pengobatan dengan kontrasepsi hormonal atau suntikan hormon tertentu dapat menstabilkan siklus haid, terutama pada PCOS.
- Perubahan gaya hidup. Jika oligomenorea terjadi akibat gangguan makan atau aktivitas fisik yang ekstrem, berbagai jenis terapi dengan psikiater dapat bermanfaat, seperti psikoterapi, modifikasi tingkah laku, dan manajemen stres.
- Pengobatan tumor untuk mencegah agar tumor tidak semakin membesar atau menyebar, agar gejala yang ditimbulkannya bisa berkurang, termasuk oligomenorea.
Komplikasi
Jika tidak diobati, oligomenorea dapat menimbulkan komplikasi seperti:
- Berbagai penyebab oligomenorea seperti PCOS dan insufisiensi ovarium primer dapat menyebabkan kemandulan.
- Estrogen selain berperan sebagai hormon seks, juga berandil besar dalam pemeliharaan kesehatan tulang. Kadar estrogen dapat turun jika oligomenorea terjadi, sehingga bisa meningkatkan risiko terjadinya osteoporosis atau pengeroposan tulang di kemudian hari.
- Penyakit kardiovaskular. Selain tulang, estrogen juga dapat melindungi jantung. Kekuarangan estrogen dapat meningkatkan risiko serangan jantung.
- Hal ini bisa menimbulkan stres dan masalah psikologis.
Pencegahan
Anda bisa menjaga siklus haid agar teratur dengan menjaga berat badan ideal, tidak berolahraga secara berlebihan dan mengelola stres dengan baik.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera pergi ke dokter jika siklus haid Anda mulai tidak teratur dengan durasi siklus lebih dari 35 hari, dan Anda mengalami ini selama beberapa siklus. Haid yang tidak kunjung datang atau selalu datang terlambat tidaklah normal, sehingga penting untuk mengetahui penyebab yang mendasarinya.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Hanifa Rahma
Cleveland Clinic. (2022). Oligomenorrhea: Causes, symptoms, diagnosis & treatment. Retrieved October 23, 2022, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22834-oligomenorrhea.
Heitz, D. (2017, July 09). Oligomenorrhea: Definition and patient education. Retrieved October 23, 2022, from https://www.healthline.com/health/oligomenorrhea#outlook.
Oligomenorrhea. NCBI. (2022). Retrieved October 23, 2022, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560575/.
Norman, A. (2022, October 22). Oligomenorrhea: Symptoms, causes, diagnosis, treatment. Retrieved October 23, 2022, from https://www.verywellhealth.com/an-overview-of-oligomenorrhea-4584379.
WebMD. (2021). What is oligomenorrhea? A look at symptoms and treatment options. Retrieved October 23, 2022, from https://www.webmd.com/women/oligomenorrhea-definition-signs-and-treatments.