Definisi
Mongolian spot merupakan suatu keadaan di mana terdapat bercak datar kebiruan atau abu-abu kebiruan pada kulit yang biasanya muncul saat bayi lahir atau segera setelahnya. Bercak tersebut biasanya muncul di pangkal tulang belakang, di bokong, punggung, dan juga bisa muncul di bahu, tetapi jarang timbul di kepala dan wajah. Mongolian spot termasuk kelainan kulit yang tidak berbahaya dan tidak terkait dengan kondisi atau penyakit apa pun. Mongolian spot biasanya dapat menghilang pada usia sekitar 3 hingga 5 tahun, tetapi bercak ini juga dapat menetap hingga dewasa.
Mongolian spot termasuk salah satu jenis “tanda lahir” yang sering juga dikenal dengan istilah congenital dermal melanocytosis dan slate gray nevi. Kondisi ini lebih sering terjadi pada bayi keturunan Afrika, Asia, India, dan Mediterania sehingga bercak ini disebut “Mongolian” spot. Namun, kondisi ini juga tetap bisa terjadi pada bayi dengan kulit yang lebih terang.
Bercak pada Mongolian spot terkadang disalahartikan sebagai suatu memar karena memiliki tampilan yang mirip, yaitu warnanya yang biru keabu-abuan, bentuknya yang bulat dan tidak beraturan, serta teksturnya yang rata. Akan tetapi tidak seperti memar, Mongolian spot tidak menimbulkan rasa sakit sama sekali dan tidak berubah warna atau bentuk dengan cepat seperti yang sering terjadi pada memar. Beberapa dari Mongolian spot berukuran kecil, sementara yang lainnya bisa berukuran 7 cm atau lebih.
Penyebab
Mongolian spot biasanya dapat muncul di kulit saat lahir atau beberapa waktu setelah bayi lahir. Bercak-bercak tersebut terjadi sebagai akibat dari melanosit (sel yang menghasilkan pigmen warna kulit atau melanin) yang tetap berada di lapisan kulit yang lebih dalam selama perkembangan janin. Pada keadaan normal, sel melanosit akan berpindah ke lapisan kulit atas. Penyebab pasti mengapa melanosit tetap berada pada lapisan dalam kulit masih belum diketahui secara jelas.
Jumlah melanin (zat yang bertanggung jawab memberikan warna pada kulit) yang Anda miliki umumnya menentukan warna dari Mongolian spot yang timbul. Berdasarkan efek Tyndall, sel melanosit yang berada di lapisan bawah kulit dengan pigmen cokelatnya akan memberikan warna biru keabu-abuan pada permukaan kulit. Efek Tyndall menggambarkan suatu fenomena di mana warna dengan panjang gelombang yang lebih pendek seperti biru dipantulkan pada tingkat yang lebih dangkal di kulit, sehingga menghasilkan bercak yang terlihat seperti pada Mongolian spot. Penderita dengan kulit yang lebih gelap akan cenderung memiliki tanda lahir yang lebih gelap juga.
Faktor Risiko
Risiko terjadinya Mongolian spot akan meningkat pada bayi-bayi yang lahir dari ras tertentu. Kondisi ini paling umum terjadi di antara anak-anak keturunan Asia dan yang memiliki kulit lebih gelap. Beberapa dari kelompok ini termasuk anak-anak keturunan Polinesia, India, dan Afrika. Rata-rata diperkirakan hanya terdapat sekitar 10% bayi keturunan Kaukasia yang memiliki Mongolian spot. Bercak ini juga dapat ditemukan pada sekitar 50% orang Latin, dan 90% hingga 100% populasi Asia dan Afrika. Tidak terdapat pengaruh jenis kelamin terhadap angka kejadian Mongolian spot.
Gejala
Gejala Mongolian spot biasanya berupa bercak yang muncul saat bayi lahir atau beberapa waktu setelah bayi lahir. Seorang bayi juga dapat memiliki Mongolian spot pada satu atau lebih tempat di tubuh. Lokasi paling sering munculnya Mongolian spot antara lain pada bokong, punggung, bahu, atau di bagian bawah tulang belakang. Namun, dalam kebanyakan kasus, Mongolian spot tidak menutupi lebih dari 5% dari permukaan tubuh.
Karakteristik bercak pada Mongolian spot, antara lain:
- Memiliki permukaan yang rata dengan kulit sekitar, dengan tekstur kulit yang normal
- Berwarna biru atau biru keabu-abuan
- Biasanya lebarnya 2 hingga 8 sentimeter
- Bentuk tidak beraturan, dengan tepi yang tidak tegas
- Biasanya sudah muncul saat lahir atau beberapa waktu setelah lahir
- Tidak disertai rasa nyeri
Diagnosis
Dalam mendiagnosis Mongolian spot, dokter akan mulai dengan melakukan wawancara dengan orang tua atau pengasuh anak. Dokter akan menanyakan gejala-gejala apa saja yang timbul, sejak kapan bercak timbul, bagaimana tampilan bercak, di lokasi mana saja bercak timbul, serta menanyakan ras atau keturunan dari bayi. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dengan melihat langsung bercak yang muncul dan mencari di bagian mana saja timbulnya bercak.
Pada dasarnya diagnosis Mongolian spot dapat ditegakkan berdasarkan hasil wawancara dan pemeriksaan fisik karena bercak pada Mongolian spot memiliki tampilan klinis yang khas. Namun, pada kasus tertentu, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan Lampu Wood, di mana dokter menggunakan lampu khusus untuk melihat permukaan kulit. Selain itu, dokter juga mungkin menyarankan pemeriksaan biopsi kulit jika dicurigai terdapat penyakit kulit lainnya. Pada pemeriksaan biopsi kulit, dokter akan mengambil sedikit sampel kulit untuk diperiksa di laboratorium.
Tata Laksana
Mongolian spot bukanlah suatu kondisi kelainan kulit yang berbahaya. Umumnya kasus akan hilang dengan sendirinya saat bayi berusia 3 hingga 5 tahun. Namun, beberapa kasus Mongolian spot dapat bertahan hingga dewasa. Pada kasus Mongolian spot yang menetap, tata laksana sebagian besar bersifat konservatif. Bercak Mongolian spot sebagian besar muncul di tempat yang dapat dengan mudah ditutupi dengan pakaian atau dengan mudah disamarkan dengan kosmetik.
Selain itu, terdapat laporan dari berbagai penelitian bahwa penggunaan laser dapat menyamarkan bercak Mongolian spot. Laser yang dianggap efektif untuk mengurangi Mongolian spot adalah laser Alexandrite, Intense Pulse Dyed (IPL), dan Q-switched Nd: YAG. Penelitian juga menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan tata laksana Mongolian spot dengan penggunaan laser akan lebih meningkat jika dilakukan sebelum usia 20 tahun.
Komplikasi
Pada dasarnya, Mongolian spot bukanlah suatu kondisi yang berbahaya dan tidak menimbulkan komplikasi. Seperti halnya dengan tanda lahir lainnya, Mongolian spot mungkin dapat menyebabkan masalah estetika dan psikologis, terutama jika bercak muncul di daerah kulit yang jarang tertutup pakaian. Pada kasus yang sangat jarang, Mongolian spot yang luas dan banyak terlihat berhubungan dengan beberapa penyakit tertentu, seperti penyakit penyimpanan lisosom (terutama GM1 gangliosidosis tipe 1) dan gangguan pembentukan pembuluh darah (seperti pada phakomatosis pigmentovascularis).
Pencegahan
Mongolian spot termasuk salah satu jenis tanda lahir yang sudah ada sejak lahir. Belum diketahui cara pasti yang dapat mencegah terbentuknya Mongolian spot pada bayi, mengingat penyebab terbentuknya Mongolian spot yang masih belum diketahui secara jelas.
Kapan Harus ke Dokter?
Secara umum, Mongolian spot termasuk tanda lahir yang tidak berbahaya. Namun, terkadang beberapa bercak atau tanda lahir dapat menjadi tanda dari suatu kondisi yang lebih serius. Maka dari itu, disarankan untuk konsultasi ke dokter jika bayi Anda memiliki suatu bercak yang timbul saat lahir agar dapat dicari tahu penyebabnya. Selain itu, konsultasikan juga bayi Anda ke dokter jika memiliki bercak yang:
- Semakin bertambah lebar
- Disertai rasa nyeri
- Memiliki permukaan yang lebih tinggi dibandingkan kulit sekitar
- Tidak tampak kebiruan atau mengalami perubahan warna
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Hanifa Rahma
Berry, J. Recognizing and Treating Mongolian Blue Spots. (2020). Retrieved 26 Mei 2022, from https://www.medicalnewstoday.com/articles/318853
Hoss, E. Mongolian spot. (2021). Retrieved 26 Mei 2022, from https://www.mountsinai.org/health-library/diseases-conditions/mongolian-blue-spots
Kress, D. Dermal Melanocytosis (Previously Known as Mongolian spot). Retrieved 26 Mei 2022, from https://www.dermatologyadvisor.com/home/decision-support-in-medicine/dermatology/dermal-melanocytosis-previously-known-as-mongolian-spot/
Pietrangelo, A. Mongolian Blue Spots. (2017). Retrieved 26 Mei 2022, from https://www.healthline.com/health/mongolian-blue-spots
Singh, T N Rekha. Mongolian spots – What Causes It and How to Remove It?. (2022). Retrieved 26 Mei 2022, from https://www.olivaclinic.com/blog/mongolian-spots-causes-treatments/
Taylor, M. Congenital Dermal Melanocytosis (Mongolian spots). (2020). Retrieved 26 Mei 2022, from https://www.whattoexpect.com/first-year/baby-care/baby-skin-care/mongolian-spots.aspx
Zomorodi, C. What to Know About Mongolian Blue Spots. (2021). Retrieved 26 Mei 2022, from https://www.webmd.com/parenting/baby/what-to-know-about-mongolian-blue-spots