Spermisida adalah salah satu jenis alat kontrasepsi yang bekerja dengan menghentikan pergerakan sperma agar tidak mencapai sel telur. Spermisida biasanya tidak digunakan secara tunggal. Perlindungannya akan lebih efektif bila dikombinasikan dengan kontrasepsi lain.

Bagaimana efektivitas dan cara kerja spermisida? Cari tahu melalui pembahasan berikut ini.

Cara Kerja Spermisida

Spermisida mengandung bahan kimia yang dapat merusak sperma. Salah satu bahan kimia yang paling sering ditemukan dalam spermisida adalah nonoksinol-9 (N-9).

Bahan kimia tersebut tidak benar-benar membunuh sperma, namun ia akan menghentikannya mencapai sel telur. Karena itulah spermisida dianggap lebih efektif bila digunakan bersamaan dengan alat kontrasepsi lain, untuk memaksimalkan perlindungannya.

Spermisida bekerja dengan menghalangi sperma untuk masuk ke leher rahim, sehingga sperma tidak dapat berenang menuju sel telur dan membuahi sel telur.

Baca Juga: Jenis-Jenis Alat Kontrasepsi Hormonal, Ketahui Kelebihan dan Kekurangannya

Seberapa Efektif Perlindungan Spermisida?

Dengan penggunaan tunggal, spermisida hanya memberikan 70% perlindungan untuk mencegah kehamilan. Agar spermisida dapat bekerja dengan baik, Anda harus menggunakannya dengan cara yang benar setiap berhubungan seks.

Spermisida tidak melindungi dari penyakit menular seksual. Penggunaan tunggal secara berlebihan dalam sehari, bahkan dapat meningkatkan risiko infeksi HIV dan infeksi menular seksual.

Bahan kimia dalam spermisida dapat menyebabkan iritasi pada vagina sehingga mempermudah kuman penyebab infeksi menular seksual masuk ke dalam tubuh.

Anda juga mungkin perlu mengombinasikan spermisida dengan alat kontrasepsi lain seperti kondom untuk meningkatkan efektivitasnya dan menurunkan risiko infeksi menular seksual.

Cara Menggunakan Spermisida

Di setiap kemasan spermisida ada petunjuk pemakaian yang perlu Anda baca sebelum menggunakannya. Secara umum, spermisida digunakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

• Baca petunjuk penggunaan di kemasan spermisida sebelum digunakan
• Bersihkan area sekitar vagina atau penis dengan air dan sabun
• Jika menggunakan spermisida gel, masukkan gel ke dalam vagina dengan menggunakan aplikator yang disertakan di dalam kemasan
• Jika menggunakan spermisida krim, oleskan ke dalam vagina dengan menggunakan aplikator yang disertakan di dalam kemasan
• Pastikan untuk menggunakan spermisida sekitar 10-15 menit sebelum berhubungan seks
• Setiap kali berhubungan seks, tambahkan spermisida lagi untuk memastikan perlindungan yang optimal
• Hindari membersihkan vagina setidaknya 6 jam setelah menggunakan spermisida

Baca Juga: Inilah Perbedaan Alat Kontrasepsi Hormonal dan Non-Hormonal

Adakah Efek Samping Penggunaan Spermisida?

Sebagian orang sensitif terhadap produk spermisida karena kandungan bahan kimianya. Iritasi lebih mungkin terjadi jika digunakan terlalu sering.

Bahan kimia dalam spermisida juga dapat mengubah keseimbangan pH vagina sehingga memengaruhi beberapa bakteri baik dan membuat area genital menjadi rentan terhadap bakteri penyebab infeksi saluran kemih (ISK). Jika Anda mengalami ISK berulang, maka sebaiknya hindari menggunakan spermisida.

Alternatif Alat Kontrasepsi Selain Spermisida

Selain spermisida ada banyak jenis alat kontrasepsi yang bisa menjadi alternatif pencegahan kehamilan, di antaranya:

• Kondom
• Diafragma
• Pil KB
• KB koyo (patch)
• KB suntik
• KB implan
• IUD (KB spiral)

Untuk mengetahui alat kontrasepsi mana yang cocok digunakan, Anda perlu berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Konsultasi bisa dilakukan melalui aplikasi AI Care yang bisa diunduh di ponsel Anda.

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!